Hidup di era Globalisasi dan Digitalisasi saat ini diperlukan suatu usaha ikhtiyar maksimal untuk menyeimbangkan olah jiwa,olah rasa,olah raga,dan olah rasio. Bisa menyeimbangkan olah pikir dan dzikir. Jika tidak bisa menjaga keseimbangan ini,maka akan banyak orang yang stres,yang pada akhirnya memunculkan generasi idiot yang berwajah cemberut yang tidak ramah lingkungan.

Warga NU Kultural yang terdiri dari beragam karakter,tradisi,adat-istiadat,dan kebudayaan alias masyarakat NU yang heterogen,berusaha menghadapi berbagai problematika hidup yang dianggap makin berat ini dengan kepala dingin,penuh semangat,keyakinan,prasangka baik,dan senyuman.

Warga NU Kultural yang dianggap terbelakang,katrok,kuper,rakyat jelata,kurang pengalaman,dan segudang tanggapan negatif oleh kelompok yang sering mengaku kelompok intelek,birokrat,dan teknokrat ini,ternyata memiliki cara jitu menghadapi kehidupan yang tidak menentu.

KH.Anwar Zahid (Dai kondang dari Bojonegoro Jawa Timur) memaparkan bahwa ada 3 cara jitu untuk mengahadapi kesulitan hidup,yaitu :

1. Tidurlah dengan nyenyak

Maksudnya adalah badan kita ini,kita gunakan untuk mengerjakan pekerjaan yang halal,walau pekerjaan itu dianggap hina,asalkan halal walau seberapapun penghasilannya insya Allah berkah. Selain itu mengisi waktu luang dengan berbagai aktivitas positif dan bernilai ibadah yang memberikan kemanfaatan bagi orang banyak. Dengan berbagai aktivitas seharian yang baik itu,maka lelahnya badan bernilai Lillah,dan bisa istirahat malam atau tidur dengan nyenyak walau hanya beralaskan tikar lusuh.

2. Makanlah dengan lahap dan enak.

Maknanya adalah kita harus membuat lapar perut kita dengan bekerja yang halal,melakukan perjalanan untuk menuntut ilmu yang bermanfaat,berpuasa sunnah,dan akrivitas positif lainnya. Sehingga ketika kita lapar itu makan pun akan terasa nikmat dan lahap walau dengan lauk atau menu yang sangat sederhana. Maka walau sederhana insya Allah akan membuat badan menjadi sehat.

3. Pakailah pakaian yang paling bagus.

Maksud pakaian yang paling bagus disini bukan pakaian yang harganya mahal dan bahannya bagus,tapi pakaian yang paling bagus adalah takwa yang kuat. Sehingga dengan pakaian takwa,manusia akan terhindar dan meninggalkan perbuatan maksiat,fokus memperbaiki diri,dan selalu berusaha menebarkan kedamaian dimanapun ia berada. Tidak mudah terprovokasi untuk demo atau tindakan makar,tetapi selau berusaha menunjukkan Ajaran Islam Yang Rahmattal lil ‘alaamiin

Transkip ceramah KH.Ahmad Anwar Zahid di Ploso Klaten Kediri, Muharram 1436 H, oleh Denny Subekti (Santril Temanggung)

>> Dukung KH Anwar Zahid di Nominasi Santri of The Year 2017 Bidang Dakwah, VOTE DI SINI..!

No responses yet

Tinggalkan Balasan ke Anonim Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *