Oleh: Abi Hakim Rusyadi (Univ : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr Hamka)
DKI Jakarta, DKI Jakarta merupakan Ibu Kota negara Indonesia, yang merupakan pusat
perekonomian negara. terkenal sebagai provinsi dengan penduduk yang sangat beragam dengan
ribuan Kartu Keluarga dari luar daerah DKI Jakarta. DKI Jakarta juga terkenal dengan
kesenjangan sosial yang sangat tinggi. Provinsi yang juga memiliki sumber daya manusia yang
terdapat dibilang besar, karena sebagian besar wilayah DKI Jakarta merupakan daerah yang
penduduk nya padat. Namun kenyataan yang ada saat ini jauh dari kata harapan bagi semua
orang. Dengan penjualan ekonomi yang begitu melimpah masih terdapat wilayah wilayah yang
mengalami kemiskinan dan kesenjangan sosial di wilayah wilayah di DKI Jakarta. Kemiskinan
juga berarti keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti
makanan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan, dan juga kesehatan. Kemiskinan merupakan suatu
penyebab utama terjadinya kesenjangan sosial di masyarakat.
Kesenjangan sosial adalah salah satu tantangan utama dalam masyarakat DKI jakarta saat
ini. Fenomena ini merujuk pada perbedaan atau ketidaksamaan yang signifikan dalam akses
kesempatan, hak, dan keuntungan antar kelompok kelompok yang berbeda dalam satu
masyarakat. Dalam tulisan karya ilmiah yang populer ini, kita akan menjelajahi berbagai
kesenjangan sosial yang meliputi ekonomi, wilayah dan lain nya.
Kesenjangan sosial tidak hanya mempengaruhi individu secara langsung, tetapi
kesenjangan sosial juga berdampak pada stabilitas sosial, pertumbuhan ekonomi serta kohesi
masyarakat. Hal ini dapat memperburuk ketegangan antar kelompok, menciptakan ketidak adilan
yang lebih dalam, serta menghambat potensi pembangunan secara keseluruhan. Tulisan ini
bertujuan untuk memberikan wawasan yang komprehensif tentang kesenjangan sosial,
mengandung pembaca untuk mempertimbangkan yang ada, serta ngerangsang dialog dan
tindakan yang dapat mengarah pada perubahan positif dalam mengatasi kesenjangan sosia.
Bukanlah suatu hal yang baru di ibu kota tercinta ini. Kesenjangan dan kemiskinan tidak
hanya berkaitan dengan masalah rendahnya tingkat pendapatan, namu berkaitan juga dengan
rendahnya pembangunan, kesehatan dan pendidikan dll nya. Maka dari itu banyaknya jumlah
penduduk miskin yang akan berpotensi menyebabkan permasalahan seperti meningkatnya
pencurian, perampokan, pembegalan dan lain lain nya, mungkin menurunya kesejahteraan rakyat
juga bisa berdampak kepada anak anak mereka yang dampak nya bisa putus sekolah, setelah
putus sekolah mulailah angka pengangguran di DKI Jakarta semakin meningkat dan menurunya
sumber daya yang berkualitas di daerah DKI Jakarta.
Banyaknya jumlah penduduk yang miskin akan berpotensi angka kriminalitas dan
kesenjangan sosial yang sangat tinggi di Jakarta. Salah satu faktor kemiskinan dan kesenjangan
yang ada di jakarta yang paling umum contohnya yaitu, kondisi rumah yang tidak layak, akses
kesehatan yang terbatas, kesenjangan sosial dan budaya, dan kesenjangan ekonomi.
Ada juga salah satunya faktor yang menyebabkan kemiskinan yang paling semua orang
mungkin tau yaitu dengan sikap berdiam diri tanpa adanya usaha dan melakukan apapun yang
bisa menghasilkan uang. Allah SWT telah menjamin rezeki setiap orang yang ada di dunia ini.
Kewajiban setiap manusia yaitu berusaha mencarinya dan keluar dari rongrongan kemiskinan.
Kemiskinan dan Kesenjangan sosial di DKI Jakarta telah membatasi Hak rakyat untuk
memperoleh banyak hal seperti contohnya pekerjaan yang layak, perlindungan hukum, rasa
aman, kebutuhan hidup seperti pakaian, makanan, pendidikan yang kayak dan masih banyak lagi.
Menurut laporan badan pusat statistik mencatat bahwa jumlah penduduk miskin di wilayah DKI
jakarta pada bulan maret 2023 terdapat 477,8 ribu penduduk miskin di DKI Jakarta pada maret
- Provinsi penduduk miskin ibu kota mencapai 4,44% dari total penduduknya.
Berdasarkan table di atas jumlah penduduk miskin di setiap wilayah DKI Jakarta
kondisinya sangat memprihatinkan, maka dari itu pemerintah harus melakukan pengupayaan
yang tepat agar Masyarakat DKI Jakarta berkurang nya kemiskinan. Provinsi DKI Jakarta pun
memiliki kemajuan untuk menaikan kesejahteraan umum dan tujuan ini berbanding lurus dengan
pilar negara kita yaitu pancasila.
Di pancasila juga menjelaskan tentang pandangan hidup dan dan tujuan segala hukum
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Namun banyak penyelewengan atau
permasalahan yang tidak berpacu pada pancasila. Kemiskinan juga dibahas di UUD 1945 pasal
34, secara tegas dinyatakan bahwa fakir miskin dan anak anak terlantar dipelihara oleh negara.
Namun hampir 70 Tahun sudah konstitusi tersebut digagas, realistis yang dihadapi justru
kemiskinan makin meningkat tajam.
Kesenjangan dan Kemiskinan juga berbunyi di sila ke lima yang berbunyi “ Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat indonesia “ seakan masih dipertanyakan. Sila kelima di pancasila di
negara harus memberikan kesempatan kesempatan sebesar besarnya terhadap masyarakat.
Seluruh warga DKI Jakarta harus diberikan kesempatan untuk maju, seperti diberikan cek
kesehatan dan edukasi yang cukup dan tidak ada tanpa pandang status sosial.
Jadi kesimpulan yang bisa diambil dari kemiskinan dan kesenjangan sosial yaitu perlunya
tindakan yang konkret dan komprehensif dari pemerintah,masyarakat, dan individu untuk
mengatasi kesenjangan sosial dan kemiskinan. Kesejahteraan masyarakat harus menjadi fokus
utama, dengan memastikan akses yang adil dan kesempatan yang merata bagi seluruh penduduk
DKI Jakarta, sesuai dengan prinsip prinsip moral dan hukum yang ada
Studi Kasus
Beberapa minggu lalu saya melakukan penelitian di suatu tempat, di sana banyak sekali
sekali angka kemiskinan yang sangat tinggi, saya mewawancarai salah satu warga di sana yang
bernama Bapak Rahman, bapak rahman yang bekerja sehari hari sebagai tukang ojek online,
beliau mempunyai 2 anak laki laki yang berusia 17 Tahun dan yang terakhir berusia 10 Tahun.
Bapak Rahman lulusan SMA beliau mencoba untuk melanjutkan pendidikan nya namun sayang
putus ditengah jalan dikarenakan krisis ekonomi, bapak Rahman mempunyai istri yang bernama
ibu sri, beliau bekerja sebagai asisten rumah tangga di dekat rumahnya. Mereka sudah tinggal di
jakarta sekitar 15 tahun lamanya dan mereka sudah menelan pahit manis nya kehidupan di ibu
kota DKI Jakarta, mereka merasa kesulitan mencari pekerjaan yang layak mereka juga sempat
hampir digusur karena ada pembangunan stadion. Pada waktu COVID 19 mereka sangat susah
mencari jerih payah uang untuk kebutuhan sehari hari mereka, di tambah lagi kedua anak mereka
harus belajar secara daring / pembelajaran jarak jauh pada saat itu, mereka bingung harus
mencari uang kemana lagi di saat saat itu. Pak Rahmat sebagai kepala rumah tangga sangat
bingung dan hampir saja depresi karena menanggung semuanya sendirian. Seiring berjalan nya
waktu akhir nya pak rahmat memutuskan mendaftar ojek online yang pada saat itu sedang ramai
kebanjiran orderan makanan dan istrinya pun mulai berjualan makanan dan minuman di
rumahnya. Yang setiap hari bisa menghasilkan uang sebesar 20 – 30 ribu dari hasil penjualan
makanan dan minuman dirumahnya. Akhirnya setelah COVID 19 berlalu anak kedua nya sudah
bisa membantu kedua orang tuanya, dia bekerja sebagai satpam di salah satu bank ternama di
jakarta. Kehidupan mereka sekarang sudah jauh lebih baik dari sebelumnya karena anak
pertamanya sudah bekerja sebagai satpam bank. Sekarang pak rahmat sedang fokus mendidik
anak ke 2 nya supaya tidak putus sekolah.
No responses yet