Sultan Abdulhamid Herucokro atau Pangeran Diponegoro telah meletakkan dasar dasar berbangsa, bernegara dalam bingkai kehidupan beragama. Sebagai seorang Jawa, dia sangat mencintai dan menghormati sejarah, budaya adat dan tradisi Jawa.Sebagai seorang muslim dia sangat menteladani perjalanan hidup Nabi Muhammad. Sebagai seorang bangsawan putera seorang raja, dia sangat memahami bagaimana selayaknya melindungi harkat dan martabat bangsanya.
Zainul Milal Bizawie mencoba mengungkapkan itu semua dalam sebuah tulisan yang runut untuk menggali kembali warisan Pangeran Diponegoro dan para laskar ulama dan santri. Warisan itu adalah sebuah jaringan pesantren dan ulama yang meneruskan cita-cita Pangeran Diponegoro. Tidak berlebihan bila apa yang dilakukan oleh para bangsawan , para ulama dan santri dalam berjuang melawan penjajah Belanda menjadi cikal bakal kesadaran nasional dalam berbangsa, bernegara dan beragama. Sebuah kesadaran untuk tetap menjunjung tinggi budaya, adat dan tradisi tanpa harus meninggalkan keislaman.
*Ki Roni Sodewo (Ketua Umum Patra Padi – Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro)*

No responses yet

Tinggalkan Balasan ke Anonim Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *