Pada era korona 2020 di saat kami getol mengumpulkan ijazah doa yang terserak, seorang Gus berkata kepada saya bahwa dahulu saat masih remaja,  pernah berkunjung ke seorang kiai di suatu daerah, dan kiai itu memberitahu sang Gus bahwa Mbah Kiai Wahab pernah mengijazahi beberapa doa ke banyak kiai untuk  menyambut resolusi jihad bahkan di situ ada Kiai Abbas.

Informasi awal ini saya kejar dengan menghubungi kiai yang dimaksud si Gus itu. Beliau berkisah panjang lebar tapi bukan hal yang terkait dengan ijazah saat resolusi jihad (karena beliau tidak tahu). Beliau justeru  menjelaskan bahwa dahulu memperoleh buku kecil dari seorang habib terkenal. Di buku itu ada ijazah dari Kiai Wahab dan dalam buku itu juga dijelaskan agar bila mau mengamalkan supaya meminta ijazah kepada sejumlah kiai yang namanya tertulis dalam halaman buku itu. 

Maka saat itu kiai yang saya wawancarai ini mendatangi beberapa kiai yang namanya tercantum dalam buku untuk meminta ijazah, mereka yang didatangi adalah KH. Muntaha Al Hafidz Wonosobo dan KH. Dimyathi Salatiga. 

Sayangnya, saat saya tanya keberadaan  buku itu, ternyata telah hilang dari tangan beliau. Hanya saja sang kiai masih ingat bahwa pada saat geger isu ninja, ada beberapa orang  yang diberi ijazah plus foto kopi bukunya. Mereka adalah Ustad dari Pasuruan, Ustadz dari Probolinggo serta satu lagi dari Magelang. 

Selanjutnya saya cari informasi alamat orang-orang itu. Alhamdulillah ketemu dan bisa  menghubungi salah satu Ustadz. Saat saya tanya tentang buku kecil,  beliau berkata, pas sekali seperti perjodohan bahwa saat Ramadhan lalu dengan tidak sengaja membuka kitab-kitab lawasnya, ternyata di dalamnya ada kitab kuningnya itu terselip karya KH. Bisri Musthofa beraksara Pegon yang berjudul lengkap “Al Asma’ wal Aurad: Ijazah Sangking Al Mukarrom Embah Kiai Abdul Wahab Chasbullah Jombang lan Poro Ulama-Ulama Ageng Sanesipun.”

Hanya saja pada waktu itu sang Ustadz masih lupa darimana asal kitab itu. Maka saya minta kitab itu dan saya kirimkan ke kiai yang saya wawancarai, lalu saya konfirmasi ulang apa betul itu kitab doa yang dimaksud? Beliau bilang, benar. 

 Singkat kisah, buku itu berisi empat doa yang dari jalur Mbah Wahab. Sanad-Ijazah doa ini penting karena naiknya dari dua kiai (KH. Muntaha Wonosobo dan KH. Dimyathi Salatiga) ke Mbah Kiai Wahab Chasbullah. Mbah Kiai Wahab Chasbullah naiknya ke dua kiai (Mbah Kiai Mahfudh At-Tarmasy dan Mbah Syamsul Arifin Situbondo). Naiknya lagi ke Syaikh Yusuf bin Ismail an-Nabhani. Tentu tidak lupa saya meminta ijazah dari sang kiai. Kata Mbah Wahab dalam kitab itu:

بهذه الادعية أجزتك واجزت ان تجيز غيرك ممن يناسب كما أجازني بها شيخنا الشيخ كياهى محفوظ الترمسي المكرم وشيخنا  الشيخ شمس العارفين عن شيخه الشيخ العلامة يوسف اسماعل النبهاني بمدينة الرسول صلى الله عليه وسلم

Tentu perburuan yang tidak disengaja dan sepertinya pada awalnya peluang kecil tapi kemudian bisa ditemukan adalah suatu kenikmatan dan kelegaan tak terkira. 

Doa-doa yang dikumpulkan KH Bisri Mustofa dari jalur Mbah Wahab ini saya kira termasuk andalan Mbah Wahab selain huwal habib karena terbaca dari ada santri lain terpilih yang khusus didektekan satu rangkaian doa oleh Mbah Wahab dan muatannya ada empat doa yang ada dalam kitab karya Mbah Bisri Musthofa ini.

Tentu anda boleh berkata, kenapa repot-repot mengumpulkan doa yang sulit mencarinya, kan sudah ada banyak kitab doa yang bisa diunduh atau dibeli. Tentu bagi kami doa yang telah dilakoni entah dengan berbagai macam tirakat (semisal istiqomah, puasa, lelaku zuhud dan sejenisnya) mempunyai ikatan “kekuatan” yang lebih. Apalagi para pengamalnya sambung-menyambung.

****

Nama nama tokoh sengaja saya hilangkan. Nama lengkap nanti ada di buku yang sedang proses mentelengi…..agar santri Bahrul Ulum podho bertakon pitakon……

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *