Tangerang Selatan, jaringansantri.com – Mengisi Kajian Tasawuf di Islam Nusantara Center (INC) peneliti muda Dr. Nida’ Fadlan mengatakan bahwa Tarekat sebenarnya tidak hanya bergerak dalam wilayah ritual spiritual belaka.

“Pada abad 19, kontek Tarekat Akmaliyah di era kolonial jelas menjadi gerakan perlawanan terhadap penjajah,” katanya di INC, Sabtu 16 Desember 2017.

Kedekatan sufi pada masyarakat saat itu, membuat Kolonial ketakutan. Komunitas Tarekat dinilai ancaman bagi pemerintah Hindia Belanda karena dapat memobilisasi pengikutnya yang sewaktu waktu melakukan perlawanan.

Banyak pertempuran dan perlawanan terjadi dimana mana, setelah para pamimpin tarekat ditangkap. Kolonial mengendus tiga nama tarekat yang menggerakkan perlawanan. Yaitu Kiai Hasan Maolani Lengkong, Kiai Mas Malangyuda Banyumas, dan Kiai Nurhakim Banyumas.

Peneliti muda dari PPIM ini mengatakan bahwa untuk meredam perlawanan masyarakat, kolonial menggunakan strategi stigmatisasi. “ada stigmatisasi bahwa Tarekat itu sesat dan menyimpang dari Islam yang murni,” tandasnya.

Pada saat itu, memang ada isu puritanisme Islam. Isu lokal yang kuat mengatakan bahwa Tarekat Akmaliyah ini adalah ajaran Syaikh Siti Jenar yang sesat. Dan Hasan Maolani adalah pengamal Tarekat tersebut. Sehingga kolonial dapat momentum untuk memanfaatkan.

Selain itu, dalam dokumen-dokumen sejarawan Belanda, ajaran Islam Hasan Maolani digambarkan sinkretik dan sesat. Ia mengatakan “Ini diolah oleh kolonial, dimana ulama-ulama ini keluar dari Islam. Ini dibungkus untuk meredam perlawanan mereka. Akibatnya Kiai Hasan Maolani ditangkap dan diasingkan.”

“Hal ini saya bantah karena saya menemukan bahwa ia sangat pro dengan Syariah. Saya menemukan tulisan-tulisan Hasan Maolani yang isinya sangat moderat. Tidak puritan juga tidak sinkretik.” ujarnya.

Pada saat itu, tarekat meredup. Hingga muncul kembali di Garut yang dipimpin oleh Asep Martawidjaja (1930).

Proses Islamisasi di Nusantara ini tidak bisa dilepaskan dari peran Tarekat. “Fakta mengatakan bahwa peran islamisasi dipengaruhi oleh kalangan Tasawuf. Ada andil sufi di sana,” pungkasnya. (Damar).