Oleh Sofyan Tsauri

Mantan seorang anggota TNI dari jalur Tamtama, pangkat terakhir Kopral satu (Koptu) seangkatan dengan saya yaitu 1997-1998, lulus dari pusdikhub kota Bandung, dan dinas pusdikhub di Bandung sebagai provos, badannya atletis dan asli Purworejo Jawa tengah, kakak Juli Karsono ada yang menjadi TNI dan Polri, tradisi orang Purworejo memang kebanyakan menjadi pegawai negeri.

Ketika berada di Bandung, sering mengikuti kajian di masjid Aa-Sunnah Cileunyi milik pensiunan TNI AL letkol purn Lesmana, bnyak aktifis NII belajar teknik intelejen kepada pak Lesmana di Bandung, bahkan pak Lesmana termasuk ikut membidani kelahiran MMI (Majelis Mujahidin Indonesia) saat itu, Juli Karsono di pecat dari TNI karena di ajak pak Lesmana melatih kader MMI di hutan Tawangmangu Karanganyar Jawa tengah, dan memberikan beberapa amunisi kepada jaringan Teroris di Jawa tengah.

Dirinya di pecat dari kesatuannya, dan di tahan selama 4 tahun penjara di tahanan militer Cimahi, Bandung, pada masa tahanan di tahun 2006 dia mendengar ada seorang ustad yang menjalani tahanan di Lapas Sukamiskin Bandung Jawa barat yang bernama Aman Abdurrahman, segera dia meminta di pindahkan ke Lapas Sukamiskin agar bisa istifadah dengan Ustad tersebut.

Berguru dengan Aman Abdurrahman, Juli Karsono makin radikal dan ekstrem, keduanya bebas bersama pada tahun 2007, dan Juli Karsono langsung menjadi pengawal setia Ustad Aman Abdurrahman, hingga ketika ada safari dakwah di Jakarta pada 2008, Ustad Aman Abdurrahman dan Juli Karsono berkunjung kerumah saya di daerah RTM, perkenalan saya dengan Juli Karsono semakin intens, sehingga saya mengajaknya untuk membantu saya program di Aceh diapun setuju membantu saya, sehingga di bulan Oktober 2009 saya mengajaknya ke Aceh, tepatnya di daerah Seulawah Aceh Besar, saya berhenti menemui seorang ustad yang bernama Kamal di sebuah pondok pesantren, tetapi kami di beritahu bahwa ada Amaliat di Aceh besar yang di sinyalir menggunakan pistol yang saya kirimkan beberapa bulan yang lalu, akhir nya saya segera kembali ke Jakarta.

Hubungan saya dengan Juli Karsono semakin intens, dia sering membeli beberapa pucuk senjata Revolver dari saya, ada beberapa rencana dia yang saya tidak pernah setuju, yaitu nembakin polisi, bukanya apa2 karena saya mantan polisi, kakak saya polisi dan bapak saya pensiunan polisi, lagipula target polisi adalah wilayah syubhat, artinya perkara samar, yang kehalalannya di ragukan, bahkan jikalau kita tarjih status polisi dan tentara itu tidak Kafir, lalu bagaimana kita mau bersikap tegas dan nekat terhadap target yang masih samar ini, tidak kata saya, Juli Karsono pun diam, dia tidak bisa membantah Hujjah saya, Juli Karsono sempat menyodorkan beberapa buku dari kita Al-Jami’ dan Anshar Thagut yang disusun Aman Abdurrahman, sy anggap tarjih Al-Maqdisi dan Aman Abdurrahman lemah dan berbahaya, dan ternyata AL-QA3DA juga membantah argumentasi Kitab di atas melalui Syaikh Athiyyatullah Al-Libbiy dan Abu Yahya Al-Libbiy.

Sehingga program Tadrib Askari di Aceh di mulai, saya pun berangkat ke Aceh pada akhir Januari 2010, dan tidak lagi mengajak Juli Karsono ke Aceh, sejak perdebatan tersebut saya agak menjauhi, sehingga ketika saya tertangkap pada bulan Maret 2010, sebulan kemudian terdengar ada penembakan misterius di Jogyakarta, Purworejo dan Kebumen, sebanyak 5 polisi gugur di tembak oleh orang tak di kenal, yang ternyata Juli Karsono adalah pelakunya, Akhir nya Juli Karsono tertembak mati di daerah Klaten Jawa tengah, bersamaan ditangkap Abdullah Sonata DPO densus 88 Mabes Polri. Allahul Musta’an

Saksikan kisah selanjutnya di channel saya, jangan lupa  Subscribe, like dan komentarnya

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *