Ketika istri bilang bahwa kakaknya mengirimkan undangan agar kita bersama keluarga besar datang menyaksikan pernikahan anak pertamanya. Aku sedikit cemas dan ragu untuk berangkat. Apalagi ketika semakin hari angka “penularan” Covid 19 semakin naik dan nggak sedikit pun menurun setiap bulannya. Di sisi lain silaturahmi itu wajib terus disambung. Apalagi ketika kakak ipar bercerita dia hanya mengundang saudara sendiri dan sedikit sekali tamu dari luar. Semua yang hadir tak lebih dari seratus 100, itupun semua dari keluarga besar mempelai. Kalau kami tidak datang betapa kecewanya beliau. Apalagi disain acaranya pun dilakukan out door di lapangan yang cukup luas bahkan sajian yang disiapkan akan di tata memanjang lebih dari 70 meter. Jadi tak ada antrian bergerombol.
Setelah menimbang segala bentuk transportasi umum terutama kereta api yang mensyaratkan harus periksa ke rumah sakit atau puskesmas, kami pun mengurungkan niat naik kereta. RS dan pusat layanan kesehatan adalah “tempat berkumpulnya segala macam virus”. Apalagi pemeriksaan harus kontak fisik dengan petugas kesehatan yang sangat rentan terpapar Covid 19. Berat lagi harus bayar mahal. Maka pilihan satu-satunya adalah naik kendaraan sendiri bersama keluarga. Di samping menghindari kontak dengan orang asing juga kita bisa lebih leluasa istirahat menghindari capek. Sesampai di tujuan kita pun langsung masuk hotel dan tidak belanja apalagi jalan-jalan. Sangat terbatas bersentuhan dengan orang lain, bahkan untuk sekedar salaman pun kami sangat hati-hati.
Sebelum dan setelah salaman karena lama tak jumpa saudara, kami segera pakai hand sanitizer. Masker jarang dilepas kecuali sedang foto biar tidak dikira Zoro eh ninja. Setelah acara usai kami segera di karantina lagi di hotel, esok paginya kami pun segera meluncur pulang. Tidak ada destinasi wisata alam yang buka disepanjang jalan pulang. Ya akhirnya kita cuman berwisata lihat jalan Tol Trans Jawa sambil bersyukur perjalanan berlangsung aman mulai berangkat sampai pulang. Hanya saja ketika kami hendak buang air kecil di rest area Caruban kami lihat sebuah panggung dangdut yang rame dengan “saweran”, kami pun segera kembali ke mobil dan melanjutkan perjalanan pulang ke Sidoarjo dengan aman.
Covid benar-benar membuat semua rencana hajatan berubah. Tetapi kewajiban tetap harus dilaksanakan. Jangan karena covid kita takut melaksanakan kewajiban sebagai orang tua dan saudara. Apalagi sampai tidak lagi mau menyambung silaturahmi, selalu ada jalan jika kita benar-benar berniat baik dan dengan cara yang semaksimal mungkin menjaga protokol kesehatan. Memang sudah banyak kolega, teman dan bahkan saudara yang sudah terpapar Covid 19 dan bahkan ada yang konon wafat akibat terpapar Corona. Tapi kita tak boleh takut melangkah dan terus melakukan kegiatan positif sambil menjaga diri, keluarga dan juga orang lain jangan sampai mereka terpapar karena keteledoran kita yang kurang bisa menjaga diri. Semoga wabah ini segera berlalu dan kita tetap dijaga oleh Allah dengan Kasih dan Sayang Nya yang abadi. #SeriPajjo
Alhamdulilah
No responses yet