Categories:

Oleh: Nanda Putri Utomo (Mahasiswa PBSI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)


Manuskrip merupakan tulisan tangan yang menjadi kajian filologi. Manuskrip ditulis pada masa lampau oleh orang terdahulu sebelum adanya mesin cetak. Manuskrip merupakan salah satu warisan budaya bangsa di Indonesia. Sebagai warisan budaya bangsa, hendaknya manuskrip dijaga dan dilestarikan. Pada kenyataannya, pemerintah dan lembaga-lembaga nasional kurang perhatian dengan pelestarian naskah-naskah kuno. Masyarakat juga masih banyak yang kurang tertarik untuk mempelajari naskah kuno. Padahal, di dalam manuskrip mengandung ragam pengetahuan, mulai dari hikayat, syair, ilmu pemerintahan, ajaran akhlak, pengobatan, mitigasi bencana, hukum adat, mantra, dan masih banyak lagi.

Manuskrip tidak hanya membahas tentang sesuatu yang kuno saja, ternyata banyak teknologi juga berperan di situ. Pada zaman serba canggih seperti sekarang, banyak situs web yang disediakan untuk mengakses naskah yang sudah didigitalisasi. Situs web ini bertujuan agar memudahkan masyarakat dan peneliti untuk mengakses dan meneliti naskah yang sudah didigitalisasi.

Salah satu situs web yang menyediakan naskah-naskah kuno yang telah didigitalisasi yaitu https://royalasiacollection.org. Situs web tersebut merupakan milik forum Royal Asiatic Society, yaitu forum ilmu pengetahuan khususnya sastra dan seni. Situs web tersebut menyediakan manuskrip Melayu dan Jawa yang telah didigitalisasi peninggalan Farquhar, Maxwell, dan Rafless. Kegiatan digitalisasi ini merupakan upaya pelestarian naskah kuno. Digitalisasi naskah kuno juga untuk menyelamatkan koleksi naskah yang masih banyak disimpan oleh masyarakat atau lembaga lokal yang sangat berpotensi hancur.

Kegiatan pendigitalan naskah kuno tidak hanya memotret saja tetapi, juga memberikan deskripsi naskah secarah utuh. Deskripsi itu biasanya seperti ukuran kertas, ketebalan halaman, bahasa, dan bahan kertas yang digunakan dalam manuskrip. Salah satu naskah yang telah didigitalisasi yang terdapat pada Royal Asiatic Society adalah manuskrip dengan judul Kitab Perentah Pawang Vol 1.

Kitab Perentah Pawang sendiri merupakan manuskrip peninggalan Maxwell. Naskah ini ditulis atas perintah Raja Idris dari Prancis. Kitab Perentah Pawang Vol. 1 merupakan sebagian naskah tulisan tangan yang sudah disalin dari naskah aslinya dan dialih aksara dari aksara Arab bahasa Melayu menjadi aksara Latin bahasa Melayu. Ukuran naskah ini yaitu 24 cm x 18 cm, menggunakan kertas bergaris, cover buku berwarna coklat tua, dan berjumlah 96 halaman. Tulisan dalam naskah ini berwarna hitam, biru, dan sedikit abu-abu (seperti menggunakan pensil). Setiap judul bab dalam naskah ditulis di dalam lingkaran dan setiap judul subbab ditulis dengan menggunakan garis bawah.

Manuskrip Kitab Perentah Pawang berisi mantra. Mantra merupakan tradisi lisan yang sudah lama hadir dalam masyarakat Nusantara. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mantra adalah perkataan atau ucapan yang memiliki kekuatan gaib. Mantra juga dikatakan sebagai susunan kata berunsur puisi seperti rima atau irama. Biasanya, mantra diucapkan oleh dukun atau pawang untuk mendatangkan kekuatan gaib atau untuk tujuan pengobatan. Selain sebagai tradisi lisan, mantra kemudian hadir dalam tradisi tulis berupa manuskrip.

Di dalam naskah Kitab Perentah Pawang sendiri, terdapat beragam mantra. Naskah ini mengandung teori asal mula terjadinya langit dan alam semesta. Naskah ini menjelaskan hal yang paling pertama diciptakan yaitu Pawang Sedia di mana Tuhan belum disebut Allah, Nabi Muhammad belum disebut nabi, dan segala yang ada di alam semesta ini belum diciptakan. Kemudian muncul Pawang Asal dan Pawang Ganti yang menggantikan Pawang Sedia, lalu barulah diciptakan jin, manusia, iblis, malaikat, binatang, dan semua hal yang ada di alam semesta.

Mantra dalam naskah kuno banyak macamnya, biasanya digunakan sesuai kebutuhan penggunanya. Mantra sebenarnya digunakan sebagai bentuk permohonan kepada Tuhan dengan tujuan perlindungan, pengobatan, dan kekuatan. Berikut adalah beberapa contoh mantra dalam Kitab Perentah Pawang Vol. 1.

Bismillah arrahman arrahim om si rambut busok, si gigi jarang, pergilah kamu ka tempat kamu, laut tiada bergrahi, ombak2 tiada berbunyi kalau mu ta’ pergi pachak panggong tanglong lima gontong di batang lihirmu, kalau mu pandang mata ku, hanchor menjadi ruser, kalau mu tak dengar amanat aku hanchor menjadi angin, mu datang chahya klam aku datang chahya trang arz ba llah mana al shaitan alrajim selamat umat nabi mohammad mestaji rasul allah sli allah alidong (Mantra dan tangkal langsuir).

Hai! Bajang aku tahu asal angkau mula menjadi deripada tentukan hurai tambuni pusat yang menjadi bajang, Jin tunggal, jinawal, jin putek, jin itam, kejadian bajang malaikat puteh jin itam

Kejadian bajang hati bumi, darah satitek

kejadian bajang hati bumi, darah satitek

kejadian bajang darah mati dibunoh

kejadian bajang malaikat ampat malaikat

kejadian bajang balastib rimba

yang itam, kejadian bajang jiwa sempurna2 jiwa, kejadian bajang deri mzi mani

kejadian bajang budak mati d tumpu,

kejadian bajang kelichap pisang menyek gagang sirih, kejadian bajang chuchoran atap rumah tinggal dari nabong tunggal, kejadian bajang hujring bawang tunggal lada itam sulah, kejadian bajang tampok pinang jantong pisang, kejadian bajang lumutan batu lindongan Rayu, kejadian bajang deripada hujong lidah Kuching sahin, ujong lidah anjing itam, kejadian bajang deripada

bueh ayer goa batu di dalam shurga, kejadian bajang deripada bunga mekar bunga raya, kejadian bajang deripada china asal, kejadian bajang bisa angkau deripada lidah api neraka. Tiada hilih angkau drahka kepada aku melampau kata aku, jika angkau drahka kepada aku, melampau kataku, drahkalah angkau kepada allah ada aku sumpah angkau dengan kata allah pergilah angkau ka hutan yang lepas ka rimba yang jauh berkat la illaha illa allah mohammad rasul allah tamat. (Mantra tangkal bajang dan pelesit atau polong adanya).

Beberapa mantra di atas merupakan mantra yang bertujuan untuk memohon perlindungan dari makhluk gaib seperti, langsuir, bajang, jin, iblis, pelesit, dan lain-lain. Banyak anggapan dari masyarakat bahwa mantra hanya digunakan untuk hal-hal negatif padahal, banyak pula hal-hal positif yang dapat membantu kehidupan manusia. Mantra adalah tradisi lisan nusantara yang menjadi bagian dari budaya kita. Maka dari itu, kita tidak boleh abai pada budaya itu tersendiri, salah satunya dengan melestarikan manuskrip-manuskrip yang ada.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *