Pada 29 November 2020, saya mendengar kabar makam Syaikh Bustami Lintau sudah dipugar. Alhamdulillah. Dalam khazanah keilmuan Islam di Darek, terkhusus di Tanah Datar dan Limapuluh Kota, Syaikh Bustami Lintau merupakan tokoh penting pada abad 19. 

Syaikh Bustami Lintau pernah berjuang di masa Paderi bersama Tuanku Lintau. Dari Lintau, beliau sempat tinggal di Batu Bolang, Kec. Harau, Limapuluh Kota. Di sana beliau mempunyai seorang anak perempuan yang kemudian dinikahkan dengan ulama besar legendaris yaitu Syaikh Abdullah “Baliau Halaban” (w. 1926), Ulama Tigo Luhak yang alim dalam Ushul dan Mantiq itu. Dari pasangan ini lahir seorang anak perempuan yang kemudian dinikahkan dengan Maulana Syaikh Sulaiman Arrasuli Canduang (w. 1970). Syaikh Sulaimam Arrasuli juga merupakan murid ternama dari Syaikh Abdullah Halaban. Buah pernikahan Syaikh Sulaiman Arrasuli ini melahirkan seorang perempuan yang alim tersohor, yaitu Ummi Hj. Halimah Arrasuli, pendiri Madrasah Tarbiyah Islamiyah Batu Bolang.

Ada beberapa poin yang patut digarisbawahi dari riwayat hidup Syaikh Bustami Lintau:

  1. Beliau ialah ulama sekaligus pejuang agama
  2. Beliau juga tokoh shufi yang terpandang
  3. Beliau ialah pendekar Silek Lintau, yang kemudian menyebarkan silek ini hingga Limapuluh Kota
  4. Beliau terkenal keramat bertuah. Ketika beliau akan dikepung Belanda di gugusan Bukik Alang Lawik, beliau bersama muridnya shalat dan berdo’a. Seketika gugusan bukik itu seolah berubah jadi lautan, sehingga Belanda yang melihat itu, berbalik, tidak jadi menangkap beliau.

Rahimahullah… Alfatihah…

Makam beliau ini patut dijadikan destinasi ziarah di Pedalaman Minangkabau. Tepat makamnya di Tanjuang Bonai, Lintau.

Terima kasih kakanda Apoei Pisellow yang telah mengirimkan saya foto-foto di bawah ini, dan mengizinkan saya mempostingnya pada laman facebook.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *