Setelah bicara pohon sawo, sekarang berganti pohon blimbing. Kemarin jam 8-an,Yu Sri, penjual sayur Langganan istri sampai ke rumah membawa sebungkus plastik blimbing wuluh (kecut).
Tentu bagi saya aneh. Karena dia
pasti tahu bahwa dekat gubukku ada satu pohon blimbing wuluh yang berbuah terus tiap hari, serta biasa diminta famili.
Maka saya tanya, “Yu, Sampean tahu ada buah blimbing banyak di pohon itu, kenapa malah beli di pasar.”
Jawabnya, “Tidak beli Gus, tadi selepas keluar dari pasar ada seorang (emak) yang menghentikan saya dan bilang mau tukar blimbing dengan tempe untuk lauk pagi.”
Mungkin ada yang kaget kok sampai segitunya yang terjadi di masyarakat. Tapi itu fakta dan memang Yu Sri ini sudah kenal dengan si emak yang papa. Si emak kerja di toko milik orang keturunan dan gajinya bulan November telah habis (tanggal tua).
Yu Sri yang berusia 60 tahun dan alumni MI Bahrul Ulum ini adalah wanita baik hati dengan kehidupannya yang sederhana. Sekalipun demikian, dia masih punya empati kepada yang papa. Tentu para koruptor ataupun beberapa orang kaya yang tidak pernah “gaul” tidak tahu kondisi sekitar.
Memang Yu Sri yang jualan sayur sejak 1993 ini sudah relatif selesai dengan dirinya. Baginya, kehidupan sederhana bukan suatu masalah serta dilakoni dengan biasa. Lebih dari itu, dia ahli tirakat. Puasa Senen-Kamis rutin, dan sudah tahunan puasa di bulan Rojab sejak tanggal 1 sampai 27. Tiap weton anaknya dipuasai. Tentu tidak lupa puasa Ramadhan…
Anak-anaknya yang berjumlah 7 pun sudah mentas. Ada yang kerja di Pemkab, di PU juga ada yang jadi serdadu di TNI AL dan AD. Anak yang masuk AD ini baru lulus setelah 8 kali ikut tes (pelajaran bagi arek pencakan harus sabar bila belum lolos tes tentara atauapun polisi).
Yu Sri yang jualan sayurannya dulu naik sepeda pancal ini punya kisah kenapa dia ikut mencari nafkah. Sang suami yang ngopeni sawah pernah bilang, cukup semua anaknya lulus SD. Maka Yu Sri tergerak, masak dulu dia yang juga dilarang sekolah lanjutan karena masalah biaya, sekarang ganti anaknya juga begitu. Lalu dia berupaya jualan.
Satu lagi, kemarin setelah mendengar Yu Sri yang baik hati tukar belimbing, maka istri saya langsung ngasih uang. Menariknya bukan masalah ngasih uang. Tapi tadi pagi saat saya tanya apa ketemu lagi dengan si emak yang kemarin tukar blimbing. Eh Yu Sri menjawab ketemu dan uang pemberian istri malah dikasihkan ke si emak dalam bentuk kebutuhan dapur.
Banyak dari orang kecil yang tangguh dan empati kepada liyan yang ini bisa dibuat pelajaran hidup dengan disampaikan ke anak-anak dan para santri.
Di luar itu semua, ternyata blimbing wuluh banyak khasiatanya https://www.bola.com/ragam/read/4130506/8-manfaat-belimbing-wuluh-untuk-kesehatan-dan-kecantikan-yang-jarang-diketahui
***
Istri dan Yu Sri dengan jualannya plus pohon blimbing saya
No responses yet