Seorang tokoh jamaah sholat khusu’ mendatangi Paijo dan berujar: “Kang apa benar para imam itu harus dipilih dengan menggunakan kriteria yang sudah umum. Maksud saya ya selain bacaannya baik dan hafalan al-Qur’annya banyak dia juga dikenal baik ahlaqnya.”
Paijo tersenyum dan menimpali: “Benar sekali memang itulah di antara beberapa kriteria seorang Imam. Tapi rasanya sulit mencari orang yang memiliki semua kreteria itu di zaman akhir seperti sekarang ini. Kalaupun ada belum tentu semua orang merasa senang dan nyaman dengan yang bersangkutan karena perbedaan ekspresi keberagamaannya. Karena itulah menurut Yuk Tin nabi Muhammad pernah bersabda; “Sholatlah kamu dengan orang yang membaca la ilaaha illalllah. Dengan demikian di daerah-daerah tertentu yang masyarakatnya belum banyak yang bisa baca Al-Qur’an sudah bisa melaksanakan sholat berjamaah, sambil terus berikhtiar memperbaiki diri.”
Paijo melanjutkan ceritanya ; “Jangan melihat hadist ini dari sisi keegoisan, karena merasa lebih fasih dalam membaca al-Qur’an maka ketika kita masuk ke daerah tertentu yang belum tersentuh Islam. Kita menegur mereka bahwa sholatnya tidak sah. Sebab, masih kata Yuk Tin agama itu harus dihadirkan dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. Bukan dengan keangkuhan dan kekerasan. Sekarang ini kata Yuk Tin semakin banyak orang memilih jalan kedua itu, yakni mengenalkan agama dengan keangkuhan dan kekerasan. Akibatnya citra Islam semakin terpuruk karena perilaku pemeluknya sendiri.”
“Sebagai teladan, Nabi Muhammad”digambarkan” oleh Allah sebagai sosok hamba pilihan yang mendapatkan gelar Al-Amin, bahkan sebelum diangkat sebagai Rasulullah. Karena itulah Jo, biasanya seseorang itu “ditakdirkan” jadi pemimpin yang baik jika sebelum menjadi pemimpin dia telah mendapatkan kepercayaan masyarakatnya sebagai orang baik. Sehingga Allah-pun akan mengujinya dengan diberikannya amanah. Dimana jika dia mampu menjalankan dengan realtif baik dia akan ditambahi dengan ujian-ujian yang lebih berat oleh Allah. Seperti yang digambarkan dalam kitab-kitab suci. ataupun nilai-nilai moral substansial dalam film-film kepahlawanan ciptaan manusia dimana sang “lakon” selalu menerima cobaan paling berat sebelum mendapatkan kemenangan sejatinya.” #SeriPaijo .
.
No responses yet