Sejatinya kelompok salafi di larang mengotak-atik membaca kitab2 semacam Ad-Durar As-Saniyah Fie Ajwibati An-Najdiyyah, Kitab Sabilun Najah Wal Fikak Fie muwalati Ahlu Atrok karya Hamdan Ibnu Atiq, lalu kitab Mufidul Mustafid Fie Kufri Tarikit Tauhid karya Muhammad bin Abdul Wahhab, Aqidatul Muwahhidin, hlm. 330 dan kemudian hari kaum takfiri menukilnya dengan membuat kitab sekunder nya, coba di Lihat Dhahiratul Irja’ Fil Fikril Islami II/446, Al Jami’ Fi Thalabil ‘Ilmisy Syarif, dan Al Hukmu Bi Ghairi Ma Anzalallah Ahwaluhu Wa Ahkamuhu, hal. 244-24 dll
Karena bisa di pastikan insya Alloh jika mereka memperluas referensi nya dengan kitab2 di atas di pastikan mereka menjadi Takfiri atau IS15, adapun kesalahan generasi Salafi hari ini adalah tidak mengakui sejarah mereka yang berdarah-darah, lalu tidak mau mengevaluasi ajarannya, maka faham ini akan terus mengancam kita di setiap saat, sebagaimana yang di sebut kan oleh Muhaditsin yang jujur Syaikh Syarif Hatim Al-Auniy di Al-Hayat (berita ini sudah kosong, tetapi qadarullah saya berkesempatan menerjemahkan nya) yang mengatakan.
ورأى أنه لا يمارس هذه الخيانة اليوم إلا واحد من ثلاثة، كما أكد «الأول جاهل بـ(الدرر السنية)، منخدع بدفاع المتعصبين لها أو بكلام المنتفعين بتاريخية رمزيتها المزعومة. والثاني منافق يمارس التقية، وينتظر فرصة أن يكون داعشياً. وعلامة هؤلاء أنهم يكررون عبارة: (لا نكفر إلا من كفره الله ورسوله)، حيث جعلوا أنفسهم وتخليطهم الناطق الرسمي باسم الله ورسوله».
Beliau memandang bahwa pengkhianatan hari ini tidak dilakukan kecuali oleh salah satu dari tiga oknum. Pertama orang yang tidak tahu tentang (Ad Durarus Saniyyah), tertipu oleh pembelaan orang-orang yang fanatik denganya atau dengan perkataan orang-orang yang memanfaatkan sejarah dan keunggulan yang diklaimnya. Kedua orang munafik yang melakukan taqiyyah, dan menunggu-nunggu waktu agar bisa menjadi seperti Daisy. Cirri-ciri mereka adalah selalu mengulang-ulang ungkapan (Kami tidak mengkafirkan kecuali orang-orang yang Allah dan Rasul-Nya kafirkan). Dimana mereka menjadikan diri mereka sebagai juru bicara resmi atas nama Allah dan rasul-Nya.
Mendiamkan dakwah najd dgn tetap di akui kbnarannya maka, ghuluw akan ttp ada…
لأن هذا الإنكار هو ما يُبقي هذا الفكر حيًّا بيننا مهدِّداً لنا في كل لحظة
karena pengingkaran atau bantahan ini menjadikan pemikiran ekstrim ini tetap hidup di tengah-tengah kita dan akan selalu mengancam kita setiap saat,… selesai
Kritik Terhadap Kitab Al-Jami’
Hingga kemudian gerakan Jihad menemukan Bing kerok permasalahan TAKFIRI didalam gerakan jihad itu sendiri, Syaikh Abu Qatadah Al-Filistin mengatakan di dalam Ju’natul Mutayyabin hal 22-23, tentang fenomena berfatwa dengan bermodalkan kitab semacam AL-JAMI’ FIE THOLABIL ILMIS SYARIEF
لكن لجهلهم بكتب الفقه، و عدم قراءتهم فيها، و قلة اطلاعهم عليها، إذا جل قراءتهم لكتب التوحبد فقد، كفتح المجيد لعبد الرحمن آل الشيخ، و كتاب الإيمان لابن تيمية ، وما ألف بعد ذلك من كتب المتاخرين ككتاب الجامع في طلب العلم الشريف لعبد القادر بن عبد العزيز ومثلها،…..انتهي
Akan tetapi karena kebodohan mereka terhadap buku-buku fiqh, tidak membacanya dan hanya sedikit menelaahnya, menjadikan bacaan mereka hanya buku-buku tauhid saja seperti Fathul Majid karangan Abdurrahman Alu Syaikh, dan kitab Al Iman karangan Ibnu Taimiyyah. Juga buku yang dikarang setelah itu dari buku-buku muta’akhirin seperti kitab AL-JAMI’ FIE THOLABIL ILMIS SYARIEF karangan Abdul Qadir Abdul Aziz dan semisalnya. Selesai
Bersambung ke bag 3
Sofyan Tsauri Ayyash
——–
Picture adalah kutipan kitab Al Jami’Fie Tholabil Ilmis Syarief halaman 1004-1012, yang mana mereka banyak mngutip Ad-Durar As-Saniyah, lalu mengambil referensi dari Aimmatul Najdiyyah seperti Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, Syaikh Abdul Latief bin Abdurahman Alu Syaikh, Syaikh Hamdan Ibnu Atiq dll.
No responses yet