Kitab ini pada dasarnya termasuk dalam kategori balaghi (sastrawi), melihat ilustrasi al-Qur’an dan petunjuk dr alur pembicaraannya (siyaq al-kalam). Mengapa kajian ini penting?

Banyak ulama klasik maupun kontemporer yg meneliti teks-teks al-Qur’an, baik secara semantik (lughawi) maupun sastrawi (balaghi), mendapat banyak pencerahan ibarat cahaya yg mereka yakini akan menerangi akal, hati dan alam semesta.

Semua yang ada di dalam al-Qur’an membutuhkan penelitian dan perenungan, karena di dalamnya pasti memuat banyak sir (rahasia). Apa yg telah dilakukan oleh ulama-ulama dalam menyingkap ‘sir’ al-Qur’an bukanlah titik akhir. Sebab, setiap kali mengamati al-Qur’an, baik dr sisi semantik maupun sastrawinya, kita akan mendapati rahasia-rahasia baru. Kitab ini jg tidak lain berusaha mengungkap ‘sir’ yang ada dalam al-Qur’an dr sisi ilustrasi yg digunakan al-Qur’an dan petunjuk alur pembicaraannya.

Secara singkat pembahasannya seperti berikut: surat al-Kahfi ayat 6-7:

إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا

(Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya).

Al-Qur’an mensifati yang ada di atasnya bumi sebagai perhiasan baginya, hendak mengatakan pada manusia yg secara naluriah memiliki kecendurungan pada sesuatu yg nampak elok nan indah.

وَإِنَّا لَجَاعِلُونَ مَا عَلَيْهَا صَعِيدًا جُرُزًا

(Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah rata lagi tandus)

Al Qur’an mensifati dengan ‘juruza’ sebagai perumpamaan untuk mengungkapkan hilang dan lenyapnya sesuatu. Bila dikatakan jarazat al-ard, berarti tumbuhan-tumbuhan yang ada di tanah tersebut lenyap sebab tandus.

Dari kedua ayat di atas, perlu digaris bawahi bahwa: Allah hendak mengatakan pada manusia yg secara naluriah mencintai hal-hal yg nampak indah dan elok, bahwa Allah menjadikan apa yg ada di atas bumi sebagai perhiasan bagi bumi, bukan bagi manusia (zinatan laha; al-ard). Dan perhiasan itu dijadikan oleh Allah sebagai ujian bagi manusia. Perhiasan dunia yg diilustrasikan akan lenyap menunjukkan bahwa keelokan perhiasan dunia tidak ada apa-apanya; yg hijau akan layu, yang subur akan gersang.

Tertarik? hubungi  

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *