Banyak orang faham sistem, tapi tidak faham Allah,” kata guru kami, Syaikh Husain.
“Contohnya adalah Nabi Musa as, dalam kisah-kisahnya dengan Nabi Khaidir as. Nabi Musa as yang sangat faham syariat dan aturan-aturan keagamaan lain, terkaget-kaget dengan apa yang dilakukan Nabi Khidir as yang dianggap melanggar aturan,” guru kami melanjutkan.
Guru dari guru kami, Syaikh Abdulqadir as-Sufi , mengatakan seorang sufi itu seperti seekor kucing yang sangat tekun dan bersungguh-sungguh mengejar mangsanya, tapi ketika tuannya datang menariknya, kucing itu sangat senang sekali dan melupakan mangsa yang sudah hampir ditangkapnya.
Banyak ‘abid ( ahli ibadah) terjebak dan terpesona dengan ibadahnya seperti ibadah shalat dan membaca al-Qur’an, sehingga ketika Allah memanggilnya ( seperti anaknya menangis atau ibu memanggil) ia tak menghiraukan dan terus berasyik masyuk dengan ibadahnya. Jika seseorang sedang sholat dan tiba-tiba anak menangis, seharusnya ia mempercepat shalat dan mengurus anaknya.
Itu yang dimaksud Allah dalam hadits qudsi, ” Aku meminta padamu, tapi kau tidak memberinya. Hamba bertanya, bagaimana Kau meminta padaku, padahal Kau adalah Tuhan Yang Maha Kuasa? Allah menjawab, Aku datang padamu sebagai seorang pengemis, sebagai ibu yang menggendong anak dlsbnya yang butuh bantuanmu, tapi kau tidak menghiraukannya.”
Guru kami mengatakan banyak orang terlalu asyik dengan pakem-pakem ibadah dan aturan ( syari’at) yang dikenalnya, sehingga lupa dengan Siapa yang disembahnya. Dan itulah tugas para guru sufi. Mereka mengingatkan orang-orang untuk menyembah Allah, bukan yang lain.”
(Ngaji singkat ba’da Maghrib – Shaykh Husain as-Syadzili ad-Darqawi )
No responses yet