Sewaktu Nabi Muhammad Saw masih hidup, suatu amaliyah boleh atau tidaknya dikerjakan bisa diketahui dari persetujuan atau penolakan/pengingkaran beliau. Jika disetujui, dipuji atau diapresiasi oleh Nabi, berarti amaliyah tersebut boleh dikerjakan; tapi bila nabi menolak, membenci atau mengingkarinya, berarti amaliyah tersebut terlarang atau harus ditinggalkan.
Namun sekarang bagaimana menentukan baik atau buruknya, boleh atau tidaknya suatu amaliyah untuk dikerjakan setelah Nabi Saw sudah wafat, sehingga kita tidak langsung tahu apakah beliau merestuinya atau melarangnya? Di sinilah kita perlu mengetahui solusinya, antara lain ucapan sahabat Nabi, Abdullah bin Mas’ud yang menegaskan begini :
ما رأى المسلمون حسنا فهو عند الله حسن وما رأى المسلمون سينا فهو عند الله سيء
MAA RO’AL MUSLIMUUNA HASANAN FAHUWA ‘INDALLOHI HASANUN, WA MAA RO’AL MUSLIMUUNA SAYYI’AN FAHUWA ‘INDALLOHI SAYYI’UN
“Apa-apa yang dipandang baik oleh orang-orang Muslim, maka di sisi ALLAH juga dipandang baik. Dan apa-apa yang dipandang buruk oleh orang-orang Muslim, maka di sisi ALLAH juga dipandang sebagai keburukan.”
Jadi alat ukurnya jelas, yakni dari penilaian ulama-ulama saleh, sebagai pewaris Nabi. Amalan apa saja yang menurut mayoritas ulama itu baik, maka amalan tersebut boleh dikerjakan. Sebaliknya jika mereka menilainya sebagai keburukan, maka amalan tersebut jangan dikerjakan.
Begitu pula halnya dengan perayaan Maulid Nabi Besar Muhammad Saw, di mana amaliyah tersebut dipandang baik oleh para ulama saleh yang tinggi keilmuannya selama berabad-abad, maka merayakan Maulid hukumnya boleh, karena banyak mengandung kemaslahatan. Di samping sebagai wujud tanda syukur atas kelahiran Nabi yang paling mulia, juga menjadi wasilah ekspresi rasa cinta kepada Rasulullah Saw yang menjadi bukti kesempurnaan iman. Sebagaimana dinyatakan dalam sabdanya :
لا يؤمن احدكم حتى اكون احب إليه من والده وولده والناس أجمعين
“Tidaklah sempurna iman seseorang di antara kamu sekalian, sehingga aku lebih dicintai olehnya melebihi kecintaannya pada orangtuanya, anaknya dan seluruh manusia lainnya.”
No responses yet