Siapa yang tak mengenal sosok Kyai dan juga penyair dari Rembang ini. Perawakannya yang sudah sepuh, tapi masih memancarkan rona yang teduh. Selasa (05/09) kemarin, putra dari penulis kitab Tafsir Al-Ibriz ini menuliskan cerita menarik di akun facebooknya, Ahmad Mustofa Bisri.
Pulang jalan pagi mampir beli nasi uduk. Melihat banyaknya ragam lauk-pauknya, aku bertanya kepada sang ibu penjual, “Ini semua masaknya kapan, Bu?”
“Tadi jam satu.”
“Jadi setiap hari Njenengan menyiapkan ini semua sejak jam satu?”
“Ya, lha mau bagaimana lagi? Saya bukan pegawe dan punya 3 orang anak.”
Dan sambil tersenyum bangga sang ibu melanjutkan, “Alhamdulillah yang satu kini sudah diperisteri seorang polisi.”
Satu bungkus nasi uduk dengan bermacam lauk –ada kering dan oseng-oseng tempe, telur dadar, mie, sayur kates, sambel goreng tahu, plus sambal– itu dibandrol Rp. 4000,- ?
Begitulah, tulis Gus Mus dalam akun facebooknya, yang kemudian menyebar karena di-share oleh banyak netizen.
Sungguh sederhana cerita yang coba diangkat oleh Gus Mus, namun syarat akan makna. Sosok Ibu yang mengasihi anak-anaknya dan keluarga. Sejenak mari kita bayangkan perjuangan Ibu tersebut mulai jam satu malam. Ia menyiapkan ragam masakan yang dijual setiap pagi dan seorang diri. Adakah tercium kasih yang palsu dari sang ibu? Jelas tidak.
Akhir percakapan pun, sang ibu nampak bangga dengan salah satu anaknya yang telah dipersunting seorang polisi. Tampak rasa syukur atas kenikmatan oleh Yang Maha Pengasih. Cerita ini kayaknya cocok dengan sebuah hadis yang berasal dari Abdullah bin Umar bin Ash,
الراحمون يرحمهم الرحمن تبارك وتعالى ارحموا من فى الارض يرحمكم من فى السماء
“Orang yang saling mengasihi akan dikasihi oleh Tuhan Yang Maha Pengasih. Oleh sebab itu, saling mengasihilah di bumi ini supaya kalian dikasihi oleh penghuni langit.”
Hadis ini juga dipakai oleh Syekh Nawawi Banten dalam muqaddimah kitab Nasoihul ‘Ibadnya. (Zainal Abidin)
No responses yet