Tangerang Selatan, Jaringansantri.com – Dr. Ahmad Nahrawi Abdus Salam merupakan sosok ulama Syafi’iyah dari Indonesia​ yang kiprahnya sampai ke Internasional. Hal ini diungkapkan oleh Putrinya, Amirah Nahrawi dalam kajian Islam Nusantara, Sabtu (17/02) di Islam Nusantara Center.

Syekh Ahmad Nahrawi memang salah satu ulama yang produktif dari berbagai disiplin ilmu seperti fiqih, hadis bahkan qiraat.  Diantara Karya-karyanya yaitu  Muhammad fil Qur`an, Mukhtasar al-Bukhari wa Muslim, dan Al-Qiraat al-`Ashr. Namun, yang monumental adalah kitab karangannya yang berjudul Al-Imam As-Syafi`i fi Madzabihi al-Qadim wal al-Jadid.

Selain itu, Syekh Nahrawi juga mencerminkan pribadi yang berakhlak mulia.

“DR.Nahrawi itu berpemikiran washatiyyah. Pribadi yang murah senyum dan selalu mencontohkan akhlak dengan praktek kesehariannya,” ungkap Amirah.

Ia juga mengungkapkan bahwa salah satu ulama yang paling berpengaruh terhadap pribadinya yaitu  KH. Abdullah Suhaimi, ada di daerah Kuningan Barat.

Selain Amirah Nahrawi, hadir juga Zainul Milal Bizawie dalam kajian tersebut.

Gus Milal juga mengungkapkan bahwa Syekh Nahrawi mengajari kita agar melihat hukum sesuai konteksnya seperti yang tercantum dalam karyanya tentang Imam Syafi’i.

“Melalui karyanya tentang Imam Syafi’i qaul jadid dan qodim, Beliau mengajarkan agar kita mengambil hukum sesuai konteksnya,” ujar penulis Masterpiece Islam Nusantara.

Syekh Nahrawi dengan kepribadian dan akhlaknya juga mampu beradaptasi dengan lingkungan Wahabi di Arab Saudi.

“Akhlaknya menjadi jembatan antara pemikiran lama dan pemikiran baru. Beliau tetap bersandingan dengan ulama-ulama​ Wahabi tapi bukan bentuk ideologi. Melainkan dari akhlaknya,” ungkap Gus Milal.

Tercatat bahwa pendidikan Syekh DR. Nahrawi ke Mesir dimulai dari tahun 1952. Gelar pertama yang didapatnya adalah B.A dari  Fakultas Syari`ah Universitas Al-Azhar, Kairo pada 1956. Kemudian dua gelar M.A diraihnya pada universitas yang sama, yakni M.A jurusan kehakiman (1958) dan M.A jurusan Pengajaran dan Pendidikan (1960). Gelar Diploma I  dari Akademi Tinggi Liga Arab, Kairo  pada tahun 1961. Tahun 1962 juga mendapatkan gelar Diploma II akademi yang sama. Pada tahun 1966 mendapatkan gelar M.A jurusan Perbandingan Mazhab Universitas Al-Azhar, Kairo. Terakhir, Syekh Nahrawi meraih gelar Doktor dalam bidang Perbandingan Mazhab dari Fakultas Syari`ah dan Hukum, Universitas Al-Azhar, Kairo. (Zainal Abidin)