Muhammadiyah: Bukan hanya boeat warga Muhammadiyah tapi boeat semoea tanpa pandang siapa.

*^^^^^*

Kita mulai dari yang paling bawah. Dari 30 siswa PAUD berapa orangtuanya yang Muhammadiyah. Dari 100 siswa sekolah dasar, berapa dari warga Persyarikatan. Dari puluhan bahkan ratusan ribu pasien yang berobat di klinik, berapa yang Muhammadiyah. Dari puluhan ribu mahasiswa yang tersebar diberbagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah, berapa yang punya nomor baku atau layak disebut simpatisan istilah teknis untuk warga tanpa tanda anggota ?

Inklusivitas adalah ciri Muhammadiyah sejak awal berdiri, kyai Ahmad Dahlan memberi banyak teladan dan cara berpikir inklusif, bergaul terbuka dengan semua kalangan mulai dari priyayi, akademisi, politisi bahkan orang orang abangan atau atheis. Kader Muhammadiyah bisa hidup dan tumbuh di manapun.

Pikiran terbuka kyai Dahlan ini sebagai penanda sekaligus sebagai karakter pergerakan — yang kemudian menjadi suar yang menginspirasi banyak pergerakan Islam semisal. Keterbukaan Muhammadiyah sudahlah teruji — jadi tak perlu bimbang apalagi menimbang atau menakar baktinya pada agama dan negeri. Muhammadiyah telah mengabdi dan melayani bahkan sejak sebelum negara berdiri. Muhammadiyah akan terus memberi tanpa diminta dan berkurban tanpa mengeluh.

*^^^^*

Hampir semua amal usaha Muhammadiyah baik dalam pendidikan, kesehatan, menolong kesejahteraan oemoem bersifat melayani. Tidak memandang golongan, agama, ras, suku, bahasa atau idelogi politik. Bukan hanya boeat warga Muhammadiyah tapi boeat semoea tanpa pandang siapa. Termasuk dalam urusan politik: politik eksklusif pasti bakal rugi !

Amal Usaha Muhammadiyah ‘boeat semoea’ — telah digagas sejak awal. Seperti yang pernah diimpikan Ir Soekarno santri nginthil Kyai Dahlan : Negeri Boeat Semoea. Bagi Muhammadiyah ini bukan sekedar jargon atau retorika, tapi sebuah cita-cita ideal yang dilembagakan menjadi sebuah kredo.

Perspektif ‘boeat semoea’ adalah ciri gerakan filantropi. Dengannya semua kita berpikir dan bergerak bersama dalam sebuah Serikat Amal Saleh. Federasi berbuat bajik. Untuk menebar banyak maslahat. Prof Nakamura jernih menggambarkan dalam buku Matahari Terbit Di Atas Pohon Beringin.

*^^^*

Siapapun yang berpikir ekslusif sejatinya melawan fitrah ber-Muhammadiyah. Ia tak akan pernah langgeng, sulit bergerak dan tak punya ruang. Muhammadiyah itu mencerahkan, menginspirasi dan menggerakkan. Prof Malik Fadjar bertutur : ‘Jangan bawa Muhammadiyah ke ruang-ruang sempit yang gelap’.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *