Juni tahun depan, Fernand de Varennes menyampaikan laporan di depan anggota Dewan HAM PBB. Biasanya laporan itu memasukkan pula tema-tema spesifik yang relavan. “Salah satu tema yang juga menjadi prioritas isu adalah ujaran kebencian dan minoritas,” kata lelaki yang tahun depan berusia 71 tahun itu.

Ketika pandemi Korona-19 dan menyaksikan apa yang tejadi di banyak negara, Maret lalu, Fernand mengirim peringatan. “Korona-19 bukan hanya perkara kesehatan, tapi juga bisa menjadi virus yang mendongkrak senopobia, kebencian dan eksklusi,” dalam pernyataan sikapnya.

Mungkin saking seringnya ia bilang dengan nada yang yakini, dalam setiap kasus-kasus ujaran kebencian, korbannya selalu kelompok minoritas. “Ujaran kebencian akan meningkatkan resiko terjadinya kejahatan kebencian, bahkan genosida.”

Profesor luar biasa pada Fakultas Hukum Universitas Pretoria Afrika Selatan ini bilang sebuah laporan menyebut terjadi peningkatan 90 persen kasus-kasus kejahatan kebencian terhadap minoritas Islam di India antara 2014-2018. Di Asutralia, menurut laporan Anti-Semitisme Dewan Eksekutif Yahudi Australia mengungkap pada 2017 terjadi kenaikan kasus anti semitisme sebanyak 10 persen, menjadi 60 persen pada 2018. Fenomena ini belum terjadi sebelumnya.

Di Myanmar, pimpinan militer dan nasionalis budhha menggunakan media sosial untuk menjelekkan minoritas Muslim Rohingya sebelum dan selama kampanye pembersihan etnis. Fernand mengatakan perkaranya memang sudah serius. Pertanyaan bukan lagi apakah pemerintah dan masyarakat memiliki sistem untuk merespons, tapi apakah tersedia alat yang menyasar langsung isu minoritas.

Untuk membicarakan ini, Fernand bersama lembaga lain mengadakan Forum Regional Asia-Pasifik tentang Ujaran Kebencian, Media Sosial, dan Minoritas pada 19-20 Oktober 2020. Hasilnya akan digunakan untuk laporan Fernand. Lelaki ini adalah pelapor khusus untuk isu minoritas yang salah satunya menyusun laporan tahunan. Mewakili Wahid Foundation, saya mengikuti forum yang dihadiri lebih dari 100 peserta dari Asia Pasifik ini hingga besok []

Kalimulya, 19 Oktober 2020

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *