Materi ini ini merupakan bagian dari isi ceramah yang disampaikan pada peringatan Tahun Baru Hijriyah, 1 Muharram 1443 H di Masjid Darul Falah Pontianak.
Kalender tahun Islam disebut Tahun Hijriah yang didasarkan pada hijrahnya Rasulullah SAW. dari Mekah ke Madinah.
Mengapa didasarkan pada Hijrahnya Rasulullah?
Jawabannya, karena setelah Nabi SAW. hijrah ke Madinah, Islam mulai bangkit dan mempunyai kekuatan dan kemenangan. Oleh karena itu disebut bahwa hijrah sebagai tonggak awal kebangkitan dan kemenangan Islam. Ketika Nabi SAW. masih berada di Mekah, umat Islam masih lemah, tidak berdaya, masih dikejar-kejar, diboikot, disiksa sampai sebagian melakukan hijrah, mengungsi ke negeri Habasyah. Bahkan selama masih di Mekah shalat jumat belum dapat dilakukan karena belum aman dan kondusif.
Setelah Nabi SAW. hijrah ke Madinah, Islam mulai bangkit dan kuat.
Pertanyaannya, apa yang membuat Islam bangkit dan kuat di Madinah?
Setidaknya ada lima hal yang dilakukan Nabi SAW. ketika sampai di Madinah, dan inilah yang menjadi faktor kebangkitan, kekuatan, dan kemenangan Islam.
Lima hal inilah sebagai tonggak awal kebangkitan yang diharapkan dapat menyemangati kehidupan kita dalam menghadapi dan menyikapi berbagai tantangan masa depan, khususnya dalam memasuki tahun baru 1443 H:
1. Nabi SAW. membangun Basis kekuatan Mental dan Spritual. Ketika Nabi SAW. baru saja tiba di Madinah, yang pertama dilakukan adalah membangun masjid, yaitu masjid Quba. Masjid sebagai pusat pembinaan spiritual, mental, moral, dan intelektual.
Dalam al-Qur’an Allah berfirman:
لَمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَى مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَنْ تَقُومَ فِيهِ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ
Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa sejak hari pertama adalah lebih pantas engkau melaksanakan shalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Allah mencintai orang-orang yang bersih. (QS. at-Taubah: 108).
Membangun pribadi dan masyarakat bertakwa serta pembersihan diri, tempat ideal dan strategisnya adalah masjid.
Secara literal, masjid berasal dari bahasa Arab dari akar kata sajada yang artinya tunduk dan patuh. Masjid artinya tempat mendidik orang agar selalu tunduk dan patuh. Maksudnya dengan banyak sujud, hati akan lembut dan sadar mau tunduk dan patuh. Sebaliknya, orang yang pintar karena akalnya, tapi tidak mau atau kurang sujudnya, biasanya dia bandel, susah diatur dan tidak mau tunduk dan patuh. Pintar tapi kurang ajar, tidak tahu adab dan akhlak.
Rasulullah SAW. bersabda:
أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ
Seorang hamba sangat dekat dengan Tuhannya adalah pada waktu ia sedang sujud. Oleh karena itu, perbanyaklah doa dalam sujud itu. (HR. Muslim dari Abu Hurairah).
.
2. Nabi SAW. membangun basis kekuatan sosial dengan cara mempersaudarakan antara masyarakat Anshar dan Muhajirin. Anshar adalah penduduk Madinah, dan Muhajirin adalah penduduk Mekah yang berhijrah ke Madinah. Antara pendatang dan penduduk lokal dipersaudarakan. Ini merupakan basis kekuatan sosial masyarakat. Masyarakat dapat terbangun dengan baik dan maju, kalau antar satu dengan lainnya merasa bersaudara. Terjadinya konflik sosial yang biasanya berujung sampai pada kerusuhan adalah berawal dari belum tumbuh dan terbangunnya rasa persaudaraan.
Rasulullah SAW. bersabda:
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ ِلأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Tidak beriman seseorang di antara kamu sampai ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri. (HR. Bukhari dari Anas bin Malik).
Membangun harmoni kerukunan persaudaraan dalam perbedaan dan keragaman serta pluralitas yang ada di sekitar kita akan menjadi perekat hubungan antar satu sama lain, sehingga menjadi kekuatan menghadapi musuh bersama, yaitu kebodohan, kemiskinan, perpecahan, dan berbagai permasalahan umat dan bangsa.
3. Nabi SAW. membangun basis kekuatan politik dengan membuat piagam Madinah.
Piagam Madinah adalah dokumen politik berupa perjanjian antara Muhajirin dan Anshar sesama umat Islam, perjanjian antara umat Islam dan umat Yahudi dan Nasrani. Piagam Madinah terdiri atas 47 pasal inilah sebagai konstitusi yang mengatur dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di tengah masyarakat majemuk (pluralitas) yang bermacam-macam latabelakangnya. Penduduk Madinah terdiri dari orang-orang Yahudi, Nasrani, Muslim, Majusi, dan kepercayaan lainnya.
Masyarakat Madinah yang pluralitas dan banyak kepentingan yang berbeda-beda, tapi mereka hidup damai dan aman, salah satu faktornya, karena adanya Piagam Madinah.
Di antara isi piagam Madinah, ialah:
1) Semua umat Islam meskipun berasal dari banyak suku, tetapi merupakan satu komunitas/masyarakat.
2) Hubungan antara umat Islam dan umat lain didasarkan atas prinsip:
a) bertetangga baik,
b) saling membantu dalam menghadapi musuh bersama,
c) membela mereka yang teraniaya, d) saling menasehati,
e) menghormati kebebasan beragama.
Kekuatan politik sangat penting dengan menjalin banyak mitra dan kerja sama berbagai pihak untuk mewujudkan kemaslahatan umat dan bangsa yang beragam. Politik yang beradab dan bermartabat, bukan politik menghalalkan segala macam cara, bukan politik yang penting ada yang memilih dan menang walau dengan sogok.
Ini politik yang merusak dan tidak mendidik.
4. Nabi SAW. membangun basis kekuatan ekonomi dengan membangun banyak pasar.
Masyarakat Madinah dikenal sebagai masyarakat pertanian, ada kebun kurma, gandum, dan lain-lain. Hasil pertanian tentu akan dijual melalui pasar. Sejak Nabi SAW. di Madinah ada beberapa pasar dibuka sebagai pusat perdagangan, antara lain pasar Nazat, pasar Dumatul Jandal, pasar Sohar, pasar Shihr, pasar Rabiyah, pasar Aden. Sebelum nabi SAW. hijrah, di Mekah ada pasar Ukaz, pasar Majinna, pasar Mina, pasar Musyaqqar. Bahkan secara umum, masyarakat Arab dikenal sebagai masyarakat pedagang. Dalam al-Qur’an beberapa istilah tijarah artinya perdagangan.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلاَّ أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. (QS. An-Nisa’: 29).
Pendidikan dan dakwah serta perjuangan membangun kesejahteraan umat dan bangsa ini tidak mungkin tanpa kekuatan ekonomi, maka ekonomi sangat penting.
5. Nabi SAW. membangun basis kekuatan organisasi dan manajemen yang baik dengan mempersiapkan banyak sekretaris dan intelejen.
Bahkan dalam catatan sejarah Nabi SAW. mempunyai 65 sekretaris. Mereka inilah yang ditugaskan oleh Rasulullah SAW, dalam media informasi dan komunikasi serta diplomasi. bahkan mengelola berbagai kepentingan dan kemaslahatan umat dan bangsa di Madinah.
Selamat Tahun Baru Hijriyah 1443. Semoga nilai dan hikmah penetapan Tahun Hijriyah tersebut dapat diaplikasikan dalam menghadapi dan menyikapi berbagai tantangan yang semakin banyak dan kompleks.
Semoga Bermanfaat.
Pontianak, 2 Muharram 1443 H/10 Agustus 2021
No responses yet