Pada 13 Syawal 1441 H bertepatan dengan hari dan tanggal lahirnya Imam al-Bukhari, yaitu Jumat, 13 Syawal 194 H atau 21 Juli 810 M, yakni 1247 tahun silam. Atas dasar inilah, sebagai ta’zhim dan mohon keberkahan Allah atas jasanya yang luar biasa ini, kami menulis biografi intelektualnya secara singkat Imam Bukhari sebagai peletak dasar dan pelopor ilmu hadis.
Jarak antara imam Bukhari dengan wafatnya Rasulullah SAW.
adalah 183 tahun. Bagaimana hadis-hadis Rasulullah SAW. bisa sampai kepada kita hingga saat ini yang kita jadikan pedoman dalam beragama, maka di sinilah peran dan jasa besar para ulama hadis. Khususnya imam Bukhari. Merekalah yang meriwayatkan, mencatat, dan membukukan dalam sebuah karya monumental berjudul Kitab Shahih al-Bukhari.
Tidak bisa dibayangkan, seandainya tidak ada hadis Nabi SAW. yang sampai kepada kita. Padahal, hadis-hadis Nabilah sebagai penjelas operasional al-Qur’an. Hadis-hadis nabi-lah yang menjelaskan tata cara shalat, puasa, zakat, haji, dan ibadah-ibadah lainnya. Al-Qur’an hanya memerintahkan shalat, zakat, puasa, dan haji saja, tanpa ada penjelasan bagaimana cara melaksanakannya. Sekali lagi, inilah peran penting ulama hadis dan ulama hadis.
Kami biasanya, pada setiap Pengajian Khusus Kitab Sahih Bukhari di rumah kediaman kami yang diikuti oleh para mahasiswa, diawali dengan sama-sama menonton video perjalanan hidup imam Bukhari dalam mencari guru dan belajar hadis. Tujuannya agar memotivasi dan menginspirasi semangat belajar dan semangat menghadapi berbagai tantangan menuju hidup sukses, sebagaimana yang dialami imam Bukhari.
Setelah membaca buku biografi dan menyimak video imam Bukhari, ada banyak pelajaran yang dapat diambil dari sejarah perjalanan hidup inetelektualnya, antara lain:
- Motivasi diri dan semangat yang tulus dari pribadi imam Bukhari sendiri sejak dini. Umur 16 tahun sudah berani meninggalkan kampung halaman pergi ke berbagai daerah dan negara untuk mencari guru dan belajar hadis, tanpa bekal yang memadai. Tanpa proposal ke mana-mana, tanpa beasiswa, tanpa mengeluh.
- Beliau mengadakan perjalanan ilmiah dan amaliah selama 16 tahun sangat didukung dan direstui serta tidak pernah sepi iringan doa orangtuanya, khususnya ibundanya tercinta.
- Dalam lawatan ilmiah dan amaliah selama 16 tahun, Beliau bertemu dan belajar langsung kepada 4000 guru yang menghasilkan kurang lebih 600.000 hadis Beliau kumpulkan.
- Setiap ketemu dengan guru dan tokoh agama dan tokoh masyarakat, selalu mereka mendoakan “Semoga Anda imam Bukhari sukses”. Ini suatu amunisi dan motivasi spiritual yang sangat dahsyat.
- Hapalan imam Bukhari sangat luar biasa, tetapi dalam setiap perjalanan dari suatu daerah dan negara ke negara lainnya, kelihatan di tangannya selalu ada alat tulis; kertas dan pena yang sangat sederhana, sehingga selain menulis hadis, juga menulis nama-nama gurunya. Inilah yang kemudian menjadi daftar nama periwayat dalam sanad. Imam Bukhari tidak punya Laptop, flashdisc, alat rekaman, dan lain-lain, tapi menghasilkan banyak karya.
- Perjalanan selama 16 tahun, melintasi gurun pasir yang panas, hembusan angin siang dan malam sungguh menjadi tantangan yang luar biasa, namun ibadahnya tidak pernah lalai, walaupun dengan tayammum menggunakan debu. Tantangan hidup bukan dihindari, tapi dihadapi dengan semangat dan bekal yang tangguh.
- Imam Bukhari lahir pada zaman yang memang cukup mendukung dan menguntungkan, serta kecerdasan memanfaatkan momentum. Bakat dan minat yang baik, tapi berada pada momentum yang tidak tepat dan tidak mendukung, maka biasanya tidak berhasil. itulah sebabnya, para ulama belajar dari satu daerah dan negara ke tempat lainnya.
- Rasa tanggung jawab yang sangat tinggi. Salah satu bentuk tanggung jawab ilmiahnya adalah menuliskan karya-karyanya lebih 20 judul kitab, yang diwariskan kepada generasi berikutnya termasuk kepada kita, sehingga ilmu dan pengalaman yang pernah dicapai tidak hilang begitu saja dengan wafatnya Beliau.
- ….. dan masih banyak lagi lainnya.
Sebagai kelengkapan apa yang kami sampaikan ini, berikut ini, kami paparkan biografi intelektualnya secara singkat semoga bisa menambah informasi, motivasi dan inspirasi.
Imam Bukhari, namanya adalah Muhammad bin Ismail, oleh karena lahir di Bukhara, maka disebut al-Bukhari. Beliau lahir pada hari jumat 13 Syawwal 194 H atau 21 Juli 810 M. Wafat malam idul fitri 1 Syawal 256 H atau 31 Agustus 870 M di Khartank, sekitar 12 mil dari Samarkand sekarang termasuk wilayah Uzbekistand dalam usia 62 tahun.
Tahun 1956 Soekarno Presiden RI berkunjung ke Uzbekistan sebagai bagian dari Unisovyet, makam Imam Bukhari sangat tidak terurus berada di suatu tempat yang penuh dengan rumput dan semak-semak. Atas inisiatif Soekarno, sejak itulah makam imam Bukhari diperbaiki dan dipugar hingga menjadi megah dan menjadi tujuan wisata religi.
Sejak usia kurang lebih 10 tahun imam Bukhari sudah mempunyai perhatian yang sangat besar dalam ilmu hadis. Pada usia 10 tahun sudah menghapal 70.000 hadis dan selanjutnya menghapal 100.000 hadis sahih dan 200.000 hadis yang tidak sahih. Hapalan hadis ini tidak hanya pada matannya saja, melainkan lengkap dengan seluruh rangkaian periwayat dalam sanadnya. Beliau mengetahui hari lahir, wafat, dan tempat para periwayat hadis itu serta nilai dan kualitasnya masing-masing.
Dalam Atlas Hadis disebutkan bahwa sejak berumur 16 tahun sudah berani meninggalkan kampung halamannya menuju ke berbagai negara untuk belajar dan mencari hadis; antara lain ke Khurasan Naisabur, Bagdad Irak, Basrah, Damaskus Suriah, Fustat Mesir, Mekah dan Madinah. Prof. Yahya Ismail menulis biografi intelektualnya berjudul al-Bukhari Imam al-Aimmah wa Sayyid al-Fuqaha’ wa al-Muhadditsin, mengatakan bahwa ada 4000 (empatribu) guru tempat belajar imam Bukhari. Inilah salah satu keistimewaannya, sebab banyak guru sehingga sangat jelas silsilah sanad keilmuannya. Sangat berbeda orang yang belajar dan menyalin hadis dari berbagai kitab di perpustakaan hingga mengumpulkan hadis-hadis dalam satu karya, tapi tak jelas guru dan silsilah sanadnya. Perjalanan imam Bukhari selama 16 tahun dari satu daerah dan negara ke negara lainnya berhasil menghimpun 600.000 hadis. Beliau seleksi memilah dan memilihnya yang sahih dan menuliskannya dalam kitab Sahih Bukhari sebanyak 7.563 hadis.
Imam Bukhari tidak tertandingi dalam hapalan hadis, sanad dan matan-nya, serta mampu membedakan yang sahih dan tidak sahih. Ia pernah berkunjung ke Samarkand dan Bagdad berkumpul dengan 400 ulama hadis. mereka membuat matan-matan hadis yang tidak sesuai dengan sanadnya, mencampur-adukan antara sanad-sanad Syam ke dalam sanad-sanad Irak, dan membacakannya kepada imam Bukhari dengan tujuan untuk menguji kecerdasan dan hapalannya. Ternyata imam Bukhari mampu mengembalikan setiap hadis kepada sanadnya, mampu membetulkan semua hadis dan sanad-sanadnya tersebut. Mereka tidak bisa menemukan kesalahan dalam sanad atau matan sedikitpun. Mereka pun mengakui keunggulan imam Bukhari dan mendapatkan pujian dari para ulama sezamannya, baik guru-gurunya atau pun teman-temannya. Bukhari adalah imamnya para muhaddits dan gurunya para hafizh.
Pada usia 16 tahun, Bukhari berangkat ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji, disertai ibu dan saudaranya, Ahmad. Kemudian saudaranya, yang berusia lebih tua itu, pulang kembali ke Bukhara, sedang ia sendiri tinggal di Mekah dan sewaktu-waktu ia ke Madinah. Di Mekah dan Madinah itulah ia menulis sebagian karya-karyanya dan menyusun dasar-dasar kitab Kitab Sahih Bukhari dan pendahuluannya. Imam al-Bukhari mewariskan sekitar 20 karya besar dalam bidang hadis, ilmu rijal dan dalam berbagai ilmu keislaman lainnya. Di antara karya monumentalnya adalah kitab Sahih Bukhari. Imam Bukhari memberi judul kitabnya dengan:
الجامع الصحيح المسند المختصر من أمور رسول الله صلى الله عليه و سلم و سننه و أيامه
“Al-Jâmi‘ al-Shahîh al-Musnad al-Mukhtashar min Umûr Rasûlillâh Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam wa Sunanihî wa Ayyâmihî”. Perkataan “al-Jâmi‘” memberi pengertian bahwa kitab ini mengumpulkan hadis-hadis hukum, hadis-hadis fadhail, berita-berita tentang yang telah lalu, hal-hal yang akan datang, adab-adab, dan lain-lain. Perkataan “ash-Shahih” mengandung pengertian bahwa hadis-hadis yang terkumpul dalam kitab ini tidak ada yang daif, semuanya sahih. Beliau sendiri mengatakan: ”Saya tidak masukkan ke dalam Kitab al-Jâmi‘ ini kecuali yang sahih saja”. Perkataan “al-musnad” memberi pengertian bahwa hadis-hadis yang terhimpun dalam kitab ini adalah hadis-hadis yang bersambung sanadnya melalui para sahabat sampai kepada Rasulullah SAW., baik perkataan, perbuatan, ataupun takrir beliau.
Ada beberapa faktor yang memotivasi imam Bukhari menulis kitab Sahih Bukhari, antara lain karena anjuran dan motivasi gurunya. Kata imam Bukhari: “Ketika aku berada di hadapan Ishaq bin Rahawaih, ia berkata, alangkah baiknya jika kamu menyusun sebuah buku ringkas yang khusus menghimpun sunnah (hadis) Rasulullah SAW. yang khusus sahih”. Beliau bercerita, maka tertanamlah anjuran tersebut dalam hati sanubariku. Lalu aku memulai menghimpun hadis sahih ke dalam kitab ini.
Selain itu, tekadnya untuk menghimpun hadis-hadis sahih semakin mantap karena didorong oleh mimpi yang dilihatnya. Bukhari menceritakan, aku bermimpi melihat Nabi SAW.; seolah-olah aku berdiri di hadapan Nabi SAW, sambil memegang kipas yang kupergunakan untuk menjaga Baginda nabi SAW. Kemudian aku tanyakan mimpi itu kepada sebagian ahli ta’bir, ia menjelaskan bahwa aku akan menghancurkan dan mengikis habis kebohongan yang mengatasnamakan hadis Rasulullah SAW. Mimpi inilah, yang mendorongku untuk melahirkan kitab Sahih Bukhari. Setiap hendak menulis hadis, lebih dahulu mandi, wudhu dan shalat istikharah mohon petunjuk kepada Allah tentang hadis yang akan ditulisnya. Setelah kegiatan menulis itu selesai beliaupun shalat lagi sebagai rasa syukur kepada Allah atas selesainya menulis hadis itu.
Semoga dapat memotivasi dan menginspirasi.
لله وله الفاتحة
Pontianak, 13 Syawal 1441 H/5 Juni 2020
No responses yet