Alkisah, pada masa wabah Covid-19, ada sepasang suami istri tinggal di kontrakan kecil di pinggir Jakarta. Mau pulang kampung atau mudik sudah tidak boleh. Meski mereka berdua merasa sehat. Tetapi larangan pemerintah harus ditaati, meski kadang pemerintah juga tidak menaati peraturan yang ada.

Ramadan sudah dimulai, betapa bahagianya mereka bertemu dengan bulan penuh berkah ini, apalagi sudah berumah tangga. Sahur dan buka saling menemani.

Himbauan untuk salat Tarawih di rumah juga mereka jalani. Pasti senang sekali Ramadan pertama dan langsung diimami oleh suaminya. Setelah Isya, mereka berdiskusi terkait bacaan ayat Alquran yang akan dibaca dalam shalat tarawih. Sedangkan soal rakaat mereka sudah sepakat dengan 20 rakaat tarawih dan 3 rakaat witir.

Sang suami berkata “Dinda Tarawih ini sangat spesial bagi kita, untuk itu aku akan menghatamkan Alquran, mungkin bisa lebih dari satu kali khatam”.

Sang istri kaget dan merasa bakal pegal berdiri. Meskipun begitu dia terharu ternyata sang suami hamil Alquran (bukan hafiz karena kalau hafiz itu untuk penghafal hadis). Sang istri pasrah dengan kemauan sang suami.

Sampailah pada sang suami membaca wirid sebelum salat Tarawih dan dijawab sang istri. Tarawih pun dimulai, sang istri mulai gemetaran. Sampailah sang imam (suami) pada lafal

غير المغضوب عليهم ولا الضالين.

Amin.

Sang istri mulai gemetaran, keringat mulai berkucuran. Sang imam melanjutkan,

الم، ذلك الكتاب لاريب فيه هدى للمتقين,

keringat sang istri semakin banyak. Tidak disangka bakal beberan membaca al-Baqarah. Sang istri sedikit gak konsen, tidak begitu lama sang imam mengucapkan takbir, Allahu Akbar.

Sang istri kaget, kok gak lanjut cuma sampai وأولئك هم المفلحون dan langsung saja mengikuti takbir sang imam.

Masuk pada rakaat kedua, sang istri masih penasaran, apakah sang suami akan melanjutkan ayat tadi yang dibaca di rakaat pertama. Ternyata sang suami hanya membaca Qulhu dan sang istri lega. Dan mengikuti gerakan imam sampai salam.

Setelah salam, sang istri bertanya sambil meledek “katanya mau satu Alquran Tarawih nya? Kok cuma 5 ayat al-Baqarah doang sama Qulhu” haha

Sang suami menjawab, “itu aja udah bikin kamu keringatan, apalagi dilanjutkan, bisa-bisa banjir ini kontrakan gara2 keringat kamu Dinda” haha lanjut sang suami “tahu gak kamu kalau kita baca tiga kali Qulhu kita sama dengan membaca satu Alquran. Artinya tadi kita sudah membaca sepertiga Alquran. Gitu loh Dinda” sambil colek dagu istri.

Istri menjawab “owh gitu, yuk wudlu lagi, kita batal”.

Selesailah kisahnya. Mereka berdua bukan kelamaan baca surat Alquran dalam Tarawih tapi kebanyakan diskusi. Sekian.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *