Pada tanggal 30-31 Agustus 2020, tak disangka aku ditunjuk sebagai salah satu tim juri dari Short Movie Competision Jejak Wali Nusantara oleh Kanwil Kemenag RI Propinsi Kalimantan Selatan. Aku ditunjuk sebagai juri karena dianggap sebagai sejarawan -budayawan yang paham dengan kisah dan riwayat wali dan ulama di wilayah Kalimantan Selatan. Memang dari 10 filem pendek yang dikompetisikan ada 9 buah yang sudah sangat kukenal dan kuketahui bahkan sudah kusebarkan di FB, inti ceriteranya, The Sunan yang kurang kumengerti.

10 filem tersebut adalah 1. Datu Nuraya (Legenda Wali Raksasa Pembawa Kitab Barencong) dari UIN Antasari, Kota Banjarmasin 2. Dalam Pagar Datu Kalampayan dari MAN 2, Kabupaten Hulu Sungai Utara 3. Datu Lamak Pagatan dari Kemenag Kabupaten Tanah Bumbu 4. Datu Surgi Mufti: Gerilya Berdakwah Dibalik Perang Banjar dari Prayogo, Kota Banjarmasin 5. Datu Amin Tuan Banua Anyar dari Symtech Studio, Kabupaten Banjar 6. Mutiara dari Bumi Antaluddin dari Alba Media, Kabupaten Hulu Sungai Selatan 7. Habib Lumpangi dari Ahmad Marzuki, Kabupaten Hulu Sungai Selatan 8. The Sunan dari Ponpes Walisongo, Kota Banjarbaru 9. KH. Badaruddin, Ulama Pendiri Kampus IAI Darussalam dari HMPPAI, Kabupaten Banjar 10. Penghulu Rasyid dari Sanggar Langit, Kabupaten Tabalong.

Penilaian juri atas film terdiri dari 5 aspek yakni aspek Orisinalitas atau Keaslian oleh Dr. Juhri Dalle (ahli IT) dari ULM, Kreatifitas oleh H. Ahmad Bughdadi (Kemenag), Kesesuaian Isi dengan Tema, oleh Drs. Humaidy M.Ag (Sejarawan-Budayawan) dari UIN Antasari, Kekuatan Pesan oleh Erhamsyah Safari (Jurnalis Senior) dari SKH. Banjarmasin Post dan Tehnik Visualisasi oleh Ratna Sari Dewi (Wartawan Kawakan) dari TVRI Kal-Sel.

Hasil penilaian dari 10 film pendek tersebut, menjadi 6 besar adalah 1. Penghulu Rasyid sebagai juara pertana 2. Datu Nuraya (Legenda Wali Raksasa Pembawa Kitab Barencong sebagai juara kedua 3. Mutiara dari Bumi Antaluddin juara ketiga. 4. Datu Lamak Pagatan sebagai juara Harapan satu 5. Dalam Pagar Datu Kalampayan sebagai juara Harapan dua dan 6. The Sunan sebagai juara Harapan tiga. Adapun juara 1 memperoleh hadiah Rp 10.000.000, ke 2 Rp 8.000.000, ke 3 Rp 7.000.000, ke 4 Rp 5.000.000, ke 5 Rp 4.000.000 dan ke 6 Rp 3.000.000. Khusus juara 1, 2 dan 3 akan dikirim lagi untuk tingkat nasional mewakili Kemenag RI Kalimantan Selatan yang diikuti oleh 16 provinsi di seluruh Indonesia.

Dari bagian saya sebagai juri pada aspek Kesesuaian Isi dengan Tema, secara umum keseluruhan film, miskin data hingga ceriteranya sering kurang tepat bahkan ada yang ngawur atau khayalan semata-mata. Padahal hampir seluruh jalan dari film tersebut sudah ada tulisan dan catatannya atau sudah menjadi sebuah dokumen baik berupa buku maupun majalah, jurnal, tulisan lepas dan postingan di online. Mestinya, ceritera di film berbasis pada berbagai literasi ini terlebih dahulu sebelum memberi tambahan ceritera lain entah dari tradisi lisan ataupun fiksi-fiksi yang muncul dari tafsir literasi yang ada. Atau dalam ungkapan lain, film yang sepuluh itu masih miskin literasi terutama dari sang sutradara. Namun untuk suatu kegiatan yang perdana, hal ini sangat luar biasa, ternyata di Kalimantan Selatan ini, banyak tersembunyi insan-insan berbakat yang mempunyai beragam talenta terutama dalam bidang seni film dan keteateran. Selamat buat Kemenag RI Kalimantan Selatan yang sukses membuat kegiatan positif dan kreatif untuk anak bangsa ini, terutama generasi muda milineal yang sedang tumbuh dan terus berkecambah menjadi generasi unggul untuk masa kini dan masa mendatang.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *