Sekarang kita berada di bulan Sya’ban dan tidak lama lagi kita akan bertemu dgn bulan Ramadhan. Sebagaimana diketahui, selain Ramadhan, Rasulullah juga memuliakan bulan lainnya dan memperbanyak amalan pada bulan tersebut. Di antara bulan yg dimuliakan Rasul itu adalah Sya’ban. Beliau memuliakannya dengan memperbanyak ibadah, seperti puasa dan ibadah lainnya.

Menurut suatu pendapat, Sya’ban berasal dari kata ( شِعب), dgn dibaca kasroh Syin: وهو طريق في الجبل فهو طريق الخيرyaitu jalan disebuah gunung, maka ia berarti jalan kebaikan. 

Menurut pendapat lain juga berasal dari kata ( شَعب ), dibaca dgn fathah Syin: berarti ( الجبر ),فََيَجْبُرُ اللهُ فِيْهِ كَسْرَ اْلقُلُوبِ yaitu pada malam itu Allah menghibur hati yg keruh. (Muhaddist al-Haramayn Sayyid Muhammad Ibn Alwiy Ibn Abbas al-Malikiy, Mâ Dzâ Fî Sya’bân)

Dinamakan bulan Sya’ban, juga karena dahulu orang2 Arab pada bulan tersebut berpencar untuk mencari sumber air. Ada juga yg mengatakan karena mereka berpencar di gua2. 

Dan, dikatakan bulan Sya’ban karena bulan tsb: شعب أي ظهر بين رمضان ورجب muncul di antara dua bulan yaitu Ramadhan dan Rajab. [syaikh Badr al-Ayniy, Umdah al-Qâriy Syarh Shahih al-Bukhâriy, vol. 11 (Beirut: Dar al-Fikr 1990) h. 82.]

Imam Abdurrahman ash-Shafury asy-Syafi’i, mengatakan dalam bukunya Nuzhatul Majalis wa Muntakhab an-Nafais, bahwa kata Sya’ban (شعبان) itu adalah singkatan. Huruf Syin adalah singkatan dari kata asy-Syaraf (الشرف) yg artinya kemuliaan. Huruf ‘ain singkatan dari al-‘Uluww(العلو) yg artinya derajat dan kedudukan yg tinggi, terhormat. Huruf ba singkatan dari al-Birr  (البر) yg berarti kebaikan dan keberkahan. Huruf alif berarti al-Ulfah (الألفة) yakni kasih sayang, dan huruf nun singkatan dari an-Nur(النور) yg artinya cahaya kebenaran. (Syaikh Abdurrahman al-Shafuriy, kitab Nuzhatul Majalis Wa Muntakhabun Nafais)

Para ulama menamakan bulan Sya’ban dgn beragam nama. (كثرة الأسماء تدل على شرف المسمى ) Banyaknya nama ini mengindikasikan kemuliaan malam tersebut. Syaikh Abu al-Khayr al-Thâliqâniy, menyebutkan 22 nama bagi bulan Sya’ban di antaranya:

Ø Lailah al-Mubârakah (malam keberkahan)

Ø Lailah al-Qismah (malam pembagian rizki dan takdir)

Ø Lailah al-Takfîr (malam penghapus dosa)

Ø Lailah al-Ijâbah (malam pengabulan doa)

Ø Lailah al-Hayah (malam kehidupan)

Ø Lailah I’d al-Malâikah (malam hari raya malaikat)

Ø Lailah al-Syafa’ah (malam pertolongan)

Ø Lailah al-Barâah (malam pembebasan)

Ø Lailah al-Shakk (malam dokumentasi)

Ø Lailah al-Jâizah (malam ganjaran)

Ø Lailah al-Rujhân (malam keunggulan)

Ø Lailah al-Ta’zhîm (malam keagungan)

Ø Lailah al-Qadr (malam ketentuan)

Ø Lailah al-Ghufrân (malam ampunan)

Sejarah Di Bulan Sya’ban

Pada bulan Sya’ban, telah terjadi peristiwa dan kejadian penting dalam sejarah perjuangan umat Islam yang tidak boleh kita lupakan sepanjang masa. Di antaranya:

v Perintah pindah Qiblat dari Baitul Maqdis, Palestina ke Ka’bah, Makkah al-Mukarramah.

v Terbelahnya bulan.

v Turun ayat perintah Shalawat

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا .

Menurut ulama Kharismatik Kalsel almarhum Tuan Guru KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani Al-Banjari atau yg lebih dikenal sebagai Guru Sekumpul, malam Nisfu Sya’ban merupakan salah satu dari beberapa malam yg bagus untuk berdoa karena tidak akan pernah ditolak oleh Allah.

Adapun 5 malam yg sangat bagus atau mustajab untuk berdoa adalah malam Jumat, malam pertama bulan Rajab, malam Nisfu Sya’ban, malam Lailatul Qadar, malam hari raya Idulfitri dan malam hari raya Kurban atau Idul Adha.

“Di malam2 ini, sebaiknya kita banyak berdoa,” ujar almarhum Guru Sekumpul dicuplik dari video ceramahnya yg dibagikan akun youtube Islamic Forum.

Diriwayatkan dari Ikrimah – rahimahullah – bahwa yg dimaksud malam pada ayat di atas adalah malam nisfu syaban. Ikrimah mengatakan:

أن هذه الليلة هي ليلة النصف من شعبان ، يبرم فيها أمر السنة

Sesungguhnya malam tsb adalah malam nisfu sya’ban. Di malam ini Allah menetapkan takdir setahun. (kitab Tafsir Al-Qurtubi, 16/126).

Di antara hadits2 yg menyebutkan keutamaan malam Nisfu Syaban ini adalah:

Hadis Ummul Mukminin Aisyah r.a., dia berkata, “Pada suatu malam, saya tidak mendapati Rasulullah saw. Lalu saya keluar kamar untuk mencarinya. Akhirnya, saya mendapati beliau di pekuburan Baqi’ sedang menengadahkan wajahnya ke langit. Beliau lalu berkata, “Apakah kamu khawatir kalau Allah dan Rasul-Nya berbuat zalim terhadapmu?” Saya menjawab, “Mengapa saya bisa berpikir seperti itu? Saya hanya mengira bahwa engkau pergi ke salah satu istrimu.” Lalu beliau bersabda,

إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَنْزِلُ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَغْفِرُ لأَكْثَرَ مِنْ عَدَدِ شَعَرِ غَنَمِ كَلْبٍ

“Sesungguhnya rahmat Allah SWT turun ke langit dunia pada malam Nisfu Sya’ban dan mengampuni hamba2Nya lebih banyak dari jumlah bulu kambing pada kabilah Bani Kalb.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad).

Bani Kalb adalah kabilah yg terkenal mempunyai kambing paling banyak.

Dari Muadz bin Jabal r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda,

إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا يَوْمَهَا؛ فَإِنَّ اللَّهَ يَنْزِلُ فِيهَا لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا فَيَقُولُ: أَلاَ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ فَأَغْفِرَ لَهُ ؟ أَلاَ مُسْتَرْزِقٌ فَأَرْزُقَهُ ؟ أَلاَ مُبْتَلًى فَأُعَافِيَهُ ؟ أَلاَ كَذَا أَلاَ كَذَا …؟ حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ

“Jika datang malam Nisfu Sya’ban, maka laksanakanlah salat pada malamnya dan berpuasalah pada siangnya. Karena sesungguhnya rahmat Allah turun ke langit dunia ketika matahari tenggelam pada malam itu. Allah berkata, “Adakah seseorang yg meminta ampunan sehingga Aku ampuni. Adakah seseorang yg meminta rezeki sehingga Aku beri rezeki. Adakah seseorang yang sakit sehingga Aku sembuhkan penyakitnya. Adakah orang yg demikian? adakah orang yg demikian? Dan seterusnya hingga terbit fajar.” (HR. Ibnu Majah).

Selain dianjurkan memperbanyak puasa, pada malam pertengahan bulan (nisfu Sya’ban) juga disunahkan untuk memperbanyak ibadah. Pada sebagian tradisi masyarakat merayakan malam nisfu Sya’ban dgn berkumpul bersama2 di masjid sembari beribadah dan mengerjakan hal-hal positif lainnya. Dalam kitab Qalyubi wa ‘Umairah dijelaskan:

يندب إحياء ليلتي العيدين بذكر أو صلاة أولاها صلاة التسبيح، ويكفي معظمها وأقله صلاة العشاء في جماعة والعزم على صلاة الصبح  كذلك. ومثلهما ليلة نصف شعبان، وأول ليلة من رجب وليلة الجمعة لأنها محال إجابة الدعاء

Artinya, “Disunahkan menghidupkan malam hari raya, Idhul Fitri dan Idhul Adha, dgn berdzikir dan shalat, khususnya shalat tasbih. Sekurang2nya adalah mengerjakan shalat Isya berjamaah dan membulatkan tekad untuk shalat Shubuh berjamaah. Amalan ini juga baik dilakukan di malam nisfu Sya’ban, awal malam bulan Rajab, dan malam Jumat karena pada malam2 tersebut doa dikabulkan.”

Pendapat ini diperkuat oleh banyaknya hadits terkait keutamaan malam nisfu Sya’ban. Salah satunya hadits yg terdapat dalam Shahih Ibnu Hibban disebutkan berikut ini.

يَطْلُعُ اللَّهُ إِلَى خَلْقِهِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ

Arinya, “Allah SWT memperhatikan makhluk-Nya pada malam nisfu Sya’ban dan mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali orang kafir dan orang yg bermusuhan.”

Hadits riwayat Ibnu Hibban ini juga banyak disampaikan oleh perawi hadits lainnya meskipun dfn redaksi dan silsilah sanad yang berbeda. Menurut penelitian sebagian ulama, sebagian hadits tentang keutamaan malam nisfu Sya’ban dhaif. Kedhaifan hadits itu tidak berati berujung pada larangan untuk merayakan malam nisfu Sya’ban dgn beribadah karena mayoritas ulama membolehkan pengamalan hadits dhaif untuk fadhail a’mal.

Ibnu Rajab, dalam kitab Lathaif al-Ma’arif, berkata, “Ada dua pendapat para ulama negeri Syam tentang menghidupkan malam Nisfu Sya’ban. Pendapat pertama menyatakan dianjurkan menghidupkannya secara bersama-sama dalam masjid. Pada malam itu, Khalid bin Mi’dan, Lukman bin ‘Amir dan lainnya memakai pakaian terbaiknya, menggunakan minyak wangi dan celak mata lalu berdiam di dalam masjid. Ishaq bin Rahawaih menyetujui amalan itu. Dia juga menyatakan bahwa melaksanakan salat secara berjamaah pada malam itu di masjid bukan termasuk amalan bid’ah. 

Hal ini sebagaimana dinukil oleh Harb al-Kirmani dalam kitab al-Masail. Pendapat kedua menyatakan bahwa berkumpul di masjid pada malam Nisfu Sya’ban untuk melakukan salat, memberikan nasehat dan berdoa adalah perbuatan makruh. Tapi, jika seseorang melakukan salat secara sendiri maka tidak dimakruhkan. Ini adalah pendapat Awza’i, pemimpin ulama dan ahli fikih negeri Syam.”

Dengan demikian, menghidupkan malam Nisfu Sya’ban dengan cara yg disebutkan dalam pertanyaan di atas adalah amalan yg disyariatkan, bukan bid’ah ataupun makruh. Dengan catatan bahwa hal itu dilakukan tanpa keyakinan bahwa hal itu wajib dilaksanakan. Jika kegiatan itu dilakukan dgn memaksa orang lain untuk ikut melaksanakannya dan menyalahkan mereka jika tidak mengikutinya, maka hal itu menjadi amalan bid’ah karena telah mewajibkan sesuatu yg tidak diwajibkan oleh Allah dan Rasul-Nya saw. Inilah sebab yg membuat beberapa ulama salaf membenci (menganggap makruh) menghidupkan malam Nisfu Sya’ban secara berjamaah. Jika tidak ada paksaan atau anggapan kewajiban melaksanakannya, maka tidak apa-apa.

Malam Nisfu Sya’ban di mana malam yg terletak di tengah bulan Sya’ban pada kalender Hijriyah merupakan malam yang sangat mulia bagi kebanyakan kalangan, Sehingga umat2 Muslim mengkhususkan amalan2 tertentu pada bulan itu. Bulan tersebut adalah waktu di naik kan derajat amalan.

Waktu

Malam ke 15 /nisfu sya’ban, jatuh ba’da Maghrib Pada Sabtu Malam Minggu 20 April 2019

Nabi Sholallohu Alaihi Wassallam bersabda : ” barangsiapa yg memberitahukan berita datang nya bulan Sya’ ban

kepada yang lain , maka haram api neraka baginya .”

Abah Guru Sekumpul mengatakan, ada amalan2 khusus yg bisa kita kerjakan di malam Nisfu Syaban, baik dilakukan berjemaah maupun sendiri, yakni:

 1. Shalat Magrib berjemaah.

 2. Membaca Surah Yasin tiga kali (3x)  tapi sebelumnya niatkan di hati dan berdoa dulu.

Kaifiyat Pembacaan Yasin

Pertama, Baca al-Fatihah dan Surat Yasin dgn niat mudah2an Allah memberikan panjang umur, sehat afiat dalam thaat dan ibadah serta istiqamah dalam kebaikan.

الفَاتِحَةَ اِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ اللهَ تَعَالَى يُطِيْلُ اَعْمَارَنَا فِي صِحَّةٍ وَعَافِيَةٍ , وَيُوَفِّقُنَا لِكُلِّ عَمَلٍ مَرْضِيٍّ وَالطَّاعَةِ , وَيَجْعَلُنَا مِنْ عِيَالِ السَّلاَمَةِ , وَيَحْفَظُنَا وَيَرْعَانَا بِالرِّعَايَةِ التَّآمَّةِ , مَعَ الْهُدَى وَالتَّوْفِيْقِ , وَاْلأِسْتِقَامَةِ وَالتَّصْدِيْقِ . اَلْفَاتِحَة …

Kemudian membaca surat Yasin, setelah surat Yasin membaca doanya.

Kedua,  Baca al-Fatihah dan Surat Yasin dgn niat Allah jauhkan diri kita dan keluarga dari bala, fitnah dan mushibah serta Allah berikan kepada kita keluasan rizqi yg halal, berkah bagi kita dan keluarga.

الفَاتِحَةَ اِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِنِيَّةِ اْلقَبُوْلِ , وَتَمَامِ كُلِّ سُوْلٍ وَمَأْمُوْلٍ , وَصَلاَحِ الشَّأْنِ ظَاهِرًا وَبَاطِنًا وَبِنِيَّةِ أَنَّ اللهَ الْكَرِيْمَ يَفْتَحُ عَلَيْنَا فُتُوْحَ الْعَارِفِيْنَ , وَيُفَقِّهُنَا فِي الدِّيْنِ , وَيَرْزُقُنَا كَمَالَ اْلاِخْلاَصِ وَاْليَقِيْنِ , وَيَرْزُقُنَا اَوْلاَدًا صَالِحِيْنَ وَبَنَاتٍ صَالِحَاتٍ , وَاْلعِصْمَةَ مِنَ اْلأَفَاتِ وَالْعَاهَاتِ , ويَجْعَلُنَا مُيَسَّرِيْنَ فِي اْلأَرْزَاقِ الطَّيِّبَاتِ الْمُبَارَكَاتِ , وَمُرْتَفِعِيْنَ فِي الْمَرَاتِبِ وَالدَّرَجَاتِ . وَبِنِيَّةِ اَنَّ اللهَ يَدْفَعُ اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَاْلأَمْرَاضَ وَاْلفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ . اَلْفَاتِحَة …

Kemudian membaca surat Yasin, setelah surat Yasin membaca doanya.

Ketiga,  Baca al-Fatihah dan Surat Yasin dgn niat Allah jadikan hati kita kaya dgn perangai baik, jauh dari hasud, dengki, riya, takabbur dan ujub serta mohon ketetapan iman dan Islam serta khusnul Khatimah (akhir hidup yg baik).

الفَاتِحَةَ اِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ اللهَ تَعَالَى يُصْلِحُ قُلُوْبَنَا وَقَوَالِبَنَا مَعَ الْبِرِّ وَاْلاِحْسَانِ , وَيُثْبِتُ لَنَا اْلاِسْلاَمِ وَاْلاِيْمَانِ , بِلاَ مِحْنَةٍ وَلاَ امْتِحَانٍ , بِجَاهِ سّيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ , وَيَحْفَظُنَا مِنْ شَرِّ اَهْلِ الزَّمَانِ , وَفِتْنَةِ الشَّيْطَانِ , وَحَسَدِ اْلاَهْلِ وَالْجِيْرَانِ , ويَجْعَلُنَا مِنَ الَّذِيْنَ يَسْتَمِعُوْنَ اْلقَوْلَ وَيَتَّبِعُوْنَ اَحْسَنَهُ , ويَخْتِمُ لَنَا بِحُسْنِ الْخَاتِمَةِ . اَلْفَاتِحَة …

Kemudian membaca surat Yasin, setelah surat Yasin membaca doanya.

Perhatian: Bagi para jamaah yg hadir pada perayaan malam Nishfu Sya’ban scr berjamaah yg berhalangan utk membaca surat Yasin, maka hendaknya ia membaca surat al-Ikhlash, sebanyak2nya. Agar ia tidak menyia2kan waktu yg memiliki keutamaan tanpa berdzikir dan berdoa kepada Allah.

بسم الله الرحمن الرحيم

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (1) اللَّهُ الصَّمَدُ (2) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (3) وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ 

Atau ia membaca:

لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

Syaikh Abdul Hamid Qudus dalam kitab Kanzun Najah Was Sururhalaman 65 mengatakan siapa yg membaca dzikir ini di malam Nishfu Sya’ban sebanyak (2375) kali, maka dengan izin Allah Taala, ia akan diberikan perlindungan dari bala sampai tahun akan datang.

berdo’alah secara khusyu’, meminta apa apa yg tersirat dalam hati , Karena malam nisfu Sya’ ban merupakan malam yg sangat di ijabah oleh Allah SWT untuk di qobul semua doa doa & hajat2 yg di inginkan

 3. Dilanjutkan Shalat Isya berjemaah.

4. Shalat Sunah Tasbih empat rakaat, bisa dikerjakan berjemaah atau sendiri. 

 5. Ucapkan atau bacalah zikir Nabi Yunus, yaitu laa ilaaha anta subhanaka inni kuntum minazzolimin 1.275 kali

 6. Berniat salat subuh berjemaah.

 7. Perbanyak selawat kepada Nabi Muhammad SAW.

Selain itu umat Islam juga dianjurkan berpuasa pada bulan Sya’ban. Dalam sebuah hadist yg diriwayatkan Imam al Bukhari disebutkan.

عَنْ أَبِي سَلَمَةَأَنَّ عَائِشَةَ -رضي الله عنها- حَدَّثَتْهُ قَالَتْ: “لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ…

Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Salamah, bahwa Aisyah berkata: Nabi tidak berpuasa pada satu bulan lebih banyak selain di bulan Sya’ban. Sesungguhnya Nabi berpuasa pada bulan Sya’ban (seolah2) pada seluruh bulan.” (HR. Bukhari)

Meski tidak setiap hari, namun karena saking seringnya Nabi didapati berpuasa di bulan Sya’ban, maka disebutkan seolah Nabi berpuasa di bulan Sya’ban setiap hari. Imam al Qasthalani dalam Irsyadus Sari yg merupakah syarah Shahih al Bukhari mencatat alasan Nabi memperbanyak puasa di bulan Sya’ban.

Suatu ketika, Nabi ditanya oleh Usamah bin Zaid:

عن أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنَ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ، قَالَ: ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

“Dari Usamah bin Zaid, ia berkata: Aku bertanya pd Rasulullah, “Wahai Rasulullah, aku tak melihat engkau berpuasa dalam sebulan sbgmana engkau lakukan di bulan Sya’ban.” Rasulullah menjawab, “Bulan itu (Sya’ban) adalah bulan yg banyak orang lalai darinya, karena berada di antara bulan Rajab dan Ramadan. Pada bulan Sya’ban, amalan diangkat kepada hadirat Allah, maka aku ingin amalanku diangkat selagi aku sedang berpuasa.” (HR. An Nasa’i).

Ibnu Hajar al Asqalani menyebutkan dalam kitab Fathul Bari Syarh Shahih al Bukhari bahwa Aisyah juga meriwayatkan bahwa Nabi banyak berpuasa di bulan Sya’ban karena pada bulan tersebut ajal seorang manusia dicatat, dan Nabi ingin ajal beliau dicatat saat sedang berpuasa.

Para Ulama menyatakan bahwa Malam nisfu Sya’ ban juga disebut sebagai malam pengampunan atau malam Maghfiroh .

Imam Al Gozhali RA. mengistilahkan malam nisfu

Sya’ ban sebagai malam yg penuh dgn Syafaat (pertolongan) menurut beliau ..

Malam ke 13 

memberikan 3 Syafaat kepada hamba – NYA

Malam selanjutnya ke  14

“merupakan malam dimana seluruh Syafaat akan berikan secara penuh kepadanya .”

Malam terakhir ke 15

” keuntungan umat islam dapat memiliki banyak sekali kebaikan sebagai penutup catatan amalnya selama satu tahun terakhir .”

Karena pada malam itu Allah Ta’ala menurunkan pengampunan kepada seluruh penduduk bumi terutama kepada hamba hambanya yg Sholeh .

Doa 

” Allahumma bariklana fii Sya’ bana wa Romadhona .”

artinya  : ” ya ,Allah berilah ke berkahan di bulan Sya’ ban dan sampaikanlah umurku menjumpai bulan Romadhon .”

baca ,

– .Astaghfirullah al Adzim ( 100x )

– Tahmid & Takbir. ( 100 x)

– Sholawat Nabi. ( 100x )

dan dzikir dzikir lainnya ..

Tiga amalan lain yg disarikan dari kitab Madza fi Sya’ban karya Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki.

Pertama, memperbanyak doa. Anjuran ini didasarkan pada hadits riwayat Abu Bakar bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda,

ينزل الله إلى السماء الدنيا ليلة النصف من شعبان فيغفر لكل شيء، إلا لرجل مشرك أو رجل في قلبه شحناء 

Artinya, “(Rahmat) Allah SWT turun ke bumi pada malam nisfu Sya’ban. Dia akan mengampuni segala sesuatu kecuali dosa musyrik dan orang yg di dalam hatinya tersimpan kebencian (kemunafikan),” (HR Al-Baihaqi).

Kedua, membaca dua kalimat syahadat sebanyak2nya. Dua kalimat syahadat termasuk kalimat mulia. Dua kalimat ini sangat baik dibaca kapan pun dan di mana pun terlebih lagi pada malam nisfu Sya’ban. Sayyid Muhammad bin Alawi mengatakan,

وينبغي للمسلم أن يغتنم الأوقات المباركة والأزمنة الفاضلة، وخصوصا شهر شعبان وليلة النصف منه، بالاستكثار فيها من الاشتغال بكلمة الشهادة “لا إله إلا الله محمد رسول الله”.

Artinya, “Seyogyanya seorang muslim mengisi waktu yg penuh berkah dan keutamaan dengan memperbanyak membaca dua kalimat syahadat, La Ilaha Illallah Muhammad Rasululullah, khususnya bulan Sya’ban dan malam pertengahannya.”

Ketiga, memperbanyak istighfar. Tidak ada satu pun manusia yg bersih dari dosa dan salah. Itulah manusia. Kesehariannya bergelimang dosa. Namun kendati manusia berdosa, Allah SWT senantiasa membuka pintu ampunan kepada siapa pun. Karenaya, meminta ampunan (istighfar) sangat dianjurkan terlebih lagi di malam nisfu Sya’ban. Sayyid Muhammad bin Alawi menjelaskan,

الاستغفار من أعظم وأولى ما ينبغي على المسلم الحريص أن يشتغل به في الأزمنة الفاضلة التي منها: شعبان وليلة النصف، وهو من أسباب تيسير الرزق، ودلت على فضله نصوص الكتاب، وأحاديث سيد الأحباب صلى الله عليه وسلم، وفيه تكفير للذنوب وتفريج للكروب، وإذهاب للهموم ودفع للغموم

Artinya, “Istighfar merupakan amalan utama yg harus dibiasakan orang Islam, terutama pada waktu yg memiliki keutamaan, seperti Sya’ban dan malam pertengahannya. Istighfar dapat memudahkan rezeki, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadits. Pada bulan Sya’ban pula dosa diampuni, kesulitan dimudahkan, dan kesedihan dihilangkan.

Membaca doa Nifsu Sya’ban

اَللَّهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَ لا يَمُنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا اْلجَلاَلِ وَ اْلاِكْرَامِ ياَ ذَا الطَّوْلِ وَ اْلاِنْعَامِ لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ ظَهْرَ اللاَّجِيْنَ وَجَارَ الْمُسْتَجِيْرِيْنَ وَ اَمَانَ اْلخَائِفِيْنَ . اَللَّهُمَّ اِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِى عِنْدَكَ فِيْ اُمِّ اْلكِتَابِ شَقِيًّا اَوْ مَحْرُوْمًا اَوْ مَطْرُوْدًا اَوْ مُقْتَرًّا عَلَىَّ فِى الرِّزْقِ فَامْحُ اللَّهُمَّ بِفَضْلِكَ فِيْ اُمِّ اْلكِتَابِ شَقَاوَتِي وَ حِرْمَانِي وَ طَرْدِي وَ اِقْتَارَ رِزْقِي وَ اَثْبِتْنِىْ عِنْدَكَ فِي اُمِّ اْلكِتَابِ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَ قَوْلُكَ اْلحَقُّ فِى كِتَابِكَ الْمُنْزَلِ عَلَى نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَ يُثْبِتُ وَ عِنْدَهُ اُمُّ اْلكِتَابِ. اِلهِيْ بِالتَّجَلِّى اْلاَعْظَمِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَهْرِ شَعْبَانَ الْمُكَرَّمِ الَّتِيْ يُفْرَقُ فِيْهَا كُلُّ اَمْرٍ حَكِيْمٍ وَ يُبْرَمُ اِصْرِفْ عَنِّيْ مِنَ اْلبَلاَءِ مَا اَعْلَمُ وَ مَا لا اَعْلَمُ وَاَنْتَ عَلاَّمُ اْلغُيُوْبِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلَّمَ . اَمِيْنَ 

Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amir Al Anshari radhiyallahu ‘anhu, ia mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

“Barang siapa yg memberitau kepada kebaikan pada saudaranya maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yg mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)

Dihikayatkan bahwa bangsa jin mu’min, kelompok binatang buas, burung2 dan ikan2 di laut, mereka melakukan puasa pada pertengahan bulan Sya’ban. (Syaikh Abdurrahman al-Shafuriy, Nuzhatul Majalis Wa Muntakhabun Nafais, (Dinamika Jakarta 1990) h. 157.

Syaikh Ahmad Shawiy al-Malikiy mengatakan bahwa: “awal mula catatan ajal dan rizki makhluq Allah tulis di Lauhil Mahfuz pada malam Nishfu Sya’ban dan Allah memberikan catatan itu kepada 4 malaikat (Jibril, Mikail, Israfil dan Azrail) pada malam Qadar (lailatul Qadar). Lihat Tafsir al-Shawiy juz 4 (Beirut: Darul Fikr 1994) halaman 76.

Lakukan lah amalan mu sebanyak mungkin pada bulan Sya’ban selagi masih keadaan sehat, dan berdoalah semoga kita semua di jumpai pada bulan Ramadhan. 

Sumber:

www.nu.or.id

https://harakahislamiyah.com

www.banjarmasinpost.co.id

https://www.santrionline.net

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *