Keberadaan Kerajaan Kusan di latarbalakangi berbagai peristiwa bersejarah. Berawal dari peristiwa terjadinya prahara perebutan kekekusaan dalam lingkungan keluarga Kerajaan Kayu Tangi, kesultanan Banjarmasin sekitar tahun 1785. Yaitu ketika Sultan Tahmidullah I (Pengeran Muhammad) berkuasa di Kerajaan Kayu Tangi beliau mempunyai lima orang anak satu perempuan dan empat laki-laki yaitu 1. Putri Lawiah, 2. Pangeran Abdullah, 3. Pangeran Rahmat, 4. Pangeran Amir, 5. Gusti Kusin. Sekitar Tahun 1785 Sultan Tahmidullah I wafat, sebelum meninggal sultan telah berwasiat bahwa yang akan mengantikan nantinya memimpin Kerajaan Kayu Tangi adalah outera ke-2-nya yaitu Pengeran Abdullah. Mengingat ketika sultan wafat pengeran Abdullah belum cukup umur untuk dapat memimpin kerajaan Kayu Tangi, maka untuk mengisi kekosongan pemerintahan dipercayakan kepada Pangeran Nata Mangkubumi sebagai wali yang mewakili menjabat sebagai sultan.

Pangeran Mangkubumi sendiri adalah suami dari Putri Talwiah kakak Pangeran Abdullah. Ketika Pengeran Nata Mangkubumi berkuasa di Kerajaan Kayu Tangi, tiba-tiba kemudian dia mengeluarkan suatu pernyataan, bahwa dialah selamanya akan berkuasa di Kerajaan Kayu Tangi dan tidak akan menyerahkan kekuasaan kepada pangeran Abdullah sebagai pewaris kerajaan. Seiring dengan pernyataan tersebut terjadilah prahara dilingkungan kerajaan Kayu Tangi, terjadi peristiwa yang menggemparkan dengan meninggalnya secara tidak wajar Pangeran Abdullah dan Pangeran Rahmat. Untuk mempertahankan kekuasaannya Nata Mangkubumi, rupanya melakukan persekutuan dengan Belanda. Dengan peristiwa tersebut maka Pangeran Amir sebagai pewaris Kerajaan Kayu Tangi merasa terancam keselamatannya kemudian secara diam-diam, dia meninggalkan Karajaan Kayu Tangi, menyeberang dan menyelusuri hutan belantara menuju daerah Kusan (Tanah Bumbu).

Penguasa Kerajaan Kusan

Kemudian di wilayah Kusan akhirnya Pangeran Amir menyusun kekuatan dengan mendirikan Kerajaan Kusan tahun 1786, dan beliau sendiri dinobatkan sebagai raja Kusan dan bergelar Raja Kusan I.

Setelah merasa cukup mempunyai kekuatan serta dibantu dengan kekuatan Kerajaan Pagatan yang berdekatan dengan wilayah kekuasaan Kerajaan Kusan. Pada tahun 1787 Pangeran Amir salah seorang putera mahkota yang disingkirkan datang menyerang Kerajaan Kayu Tangi dengan kekuatan 3000 laskar. Pangeran Nata Negara (Nata Mangkubumi), raja yang menduduki tahta kerajaan Banjar atau kesultanan Banjarmasin (Kayu Tangi) pada waktu itu, amat takut lalu meminta bantuan Kompeni, Residen Walbeck untuk mengirimkan bantuan balatentara dibawah pimpinan Kapten Christaffel Hofman. Atas persekutuan kerajaan Banjar dan kompeni tersebut, baru dapat mematahkan perlawanan balas dendam Pangeran Amir. Kemudian, dengan kekalahan itu Pangeraman Amir ditawan selanjutnya dibuang di Ceylon (Srilangka) pada tahun 1789.

Dengan kekalahan Pangeran Amir, maka kekuasaan pemerintahan Kerajaan Kusan akhirnya diserahakan kepada Pangeran Musa adik Sultan Adam. Pangeran Musa menjadi Raja Kusan II, didampingi isterinya Ratu Salamah anak dari Sultan Sulaeman Raja Kayu Tangi II. Dari perkawinan Pangeran Musa dan Ratu Salamah dianugerahi keturunan sebanyak 7 orang yaitu Pangeran Bendahara, Pangeran Panji, Pangeran Abdul Kadir, Pangeran Kasuma Indera, Pangeran Muhammad Nafis Pangeran Jaya Sumitra, dan Pangeran Saputra.

Kemudian Raja Kusan II wafat digantikan oleh puteranya Pangeran Muhammad Nafis bergelar Raja Kusan III, Pengeran Muhammad Nafis merupakan salah satu Raja Kusan yang sangat kherismatik dan berpengaruh karena disamping sebagai Raja biliau juga adalah seorang Ulama.

Pada tahun 1840 Raja Kusan III wafat maka yang mengantikan adalah adiknya Pangeran Jaya Sumitra sebagai Raja Kusan IV sementara untuk jabatan mangkubumi Raja Kusan IV mempercayakan kepada saudaranya Pangeran Abdul Kadir. Ketika Raja Kusan IV memindahkan pusat kerajaan ke Salino, Pulau Laut, maka Pangeran Jaya Sumitra menyerahkan kerajaan Kusan kepada Arung Abdul Karim sebagai raja Kusan V, sekaligus sebagai raja kesultanan Pagatan.

Wilayah kerajaan Kusan adalah wilayah Prabukarta (Bedawangan) berada di wilayah Tanah Bumbu atau daerah aliran Sungai Kusan dan Sela Selilau. Wilayah tanah Kusan bertetangga dengan wilayah Kerajaan Tanah Bumbu yang terdiri atas negeri-negeri Batulicin, Gantung, Buntar Laut, Bangkalaan, Tjingal, Manunggul dan Sampanahan.

Demikian sejarah singkat kerajaan Kusan sebagai bagian kerajaan taklukan kesultanan Banjarmasin.

One response

  1. Assalamualaikum,boleh saya bertanya jika ada info tentang pangeran muhammad nafis.berapa orang anak nya, dan adakah anak nya yang bernama tengku kudin? Salam dari Malaysia

Tinggalkan Balasan ke Khair Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *