Kesultanan Pontianak bermula ketika Syarif Abdurrahman Alkadrie menjejakkan kakinya di tepian pertemuan Sungai Kapuas Kecil, Sungai Kapuas, dan Sungai Landak pada Oktober 1771M atau bulan Rajab 1181H. Tempat tersebut kelak kemudian hari berdiri balai dan rumah tinggal yang menjadi cikal bakal istana kesultanan Alkadrie.

Saat menemukan lokasi tersebut Syarif baru berusia 32 tahun. Dia juga dikenal sebagai keturunan Habib Husein Alkadrie, seorang ulama dari Hadramaut. Ibunya seorang putri kerajaan Matan, sementara istrinya seorang putri kerajaan Mempawah

Menurut Ansar Rahman, dalam bukunya Perspektif Sejarah Berdirinya Kota Pontianak, Syarif punya kepentingan mewujudkan cita-cita ayahnya untuk mengembangkan permukiman baru yang dapat dijadikan tempat mengajarkan Islam sekaligus berdagang. Berkat kepemimpinannya, Pontianak tumbuh jadi kota perdagangan dan pelabuhan yang ramai.

Kisah pendirian Kerajaan Pontianak juga menjadi legenda mitos yang dipercaya sampai saat ini. Menurut tradisi lisan setempat adanya hantu kuntilanak atau hantu perempuan di daerah Batu Layang dan pertemuan Sungai Kapuas dan Sungai Landak. Konon Syarif sering diganggu hantu dengan wujud kuntilanak saat menyusuri Sungai Kapuas. Dia lalu melepaskan tembakan meriam untuk mengusir kuntilanak tersebut.

Berdasarkan cerita itu juga untuk menentukan lokasi di mana istananya akan dibangun, Syarif melepaskan tiga kali tembakan meriam ke udara. Tiga titik jatuhnya peluru meriam itu disebut menjadi lokasi pendirian Istana Kadriah, Masjid Jami’ Sultan Abdurrahman serta lokasi pemakaman anggota keluarga Kesultanan Pontianak.

Namun, Jimmy M. Ibrahim dalam buku Dua Ratus Tahun Kota Pontianak menjelaskan bahwa kuntilanak yang dimaksud tersebut adalah bajak laut. Bajak laut ini terkenal kejam. Mereka tak segan membunuh dan merampas hasil komoditas para pedagang yang berniaga di kawasan tersebut. Bajak laut juga menggunakan kawasan tersebut sebagai basis persembunyian dan menyusun kekuatan.

Selain kisah tersebut, Henri Chambert-Loir seorang peneliti asal Perancis menyebut asal usul Kesultanan Pontianak berasal dari legenda masyarakat Melayu dengan mengambil nama dari kata pohon-pohon punti. Punti yang disebut itu punya arti pohon-pohon tinggi. Saat itu, wilayah Pontianak memang dikelilingi oleh banyak pohon tinggi yang menghiasi daratannya

Henri melampirkan surat antara Husein bin Abdul Rahman Al-Aidrus kepada Sultan Syarif Yusuf Alkadrie dalam bukunya berjudul Sultan, Pahlawan dan Hakim sebagai bukti adanya pohon punti tersebut. Versi lainnya, Pontianak berasal dari kata Kun Tian yang merupakan bahasa Mandarin. Kun Tian punya arti tempat persinggahan atau perhentian.

Dalam versi sejarawan Belanda, V. J. Verth dalam buku Borneo’s Wester Afdeling, Syarif disebut meninggalkan Kerajaan Mempawah dan mengadu nasib di laut. Dia terkenal seorang pelaut yang tangguh dan berani. Kemampuannya dalam berdagang membuatnya kaya raya. Sehingga dia mampu melengkapi kapalnya dengan peralatan perang yang lengkap.

Syarif kemudian dinobatkan menjadi Sultan Pontianak pertama pada tahun 1192 H atau 1779 M. Dia mendapat gelar Sjarif Abdurrahman Ibnu Al Habib Alkadrie. Dua tahun setelah Syarif Abdurrahman menjadi sultan, Belanda masuk ke tanah Pontianak. Bangsa Belanda ini ditempatkan di seberang Keraton Pontianak.

Para Penguasa Kesultanan Pontianak

Sebelum Syarif Abdurrahman Alkadrie mendirikan Kesultanan Pontianak, beliau sempat bersinggah di Kesultanan Banjarmasin cukup lama. Di negeri Banjar ini, beliau berkahwin dengan Puteri Sultan Sepuh dan kemudian dilantik menjadi Pangeran oleh Panembahan Batu dan mendapat tambahan nama Pangeran Syarif Abdurrahman Nur Alam. Dari perkawinan dengan Puteri Sultan Sepuh ini, beliau memperoleh 2 orang anak yakni Syarif Alwi Alkadrie yang bergelar Pangeran Kacil dan Syarifah Salmah Alkadrie yang bergelar Syarifah Putri.

Adapun para penguasa Kesultanan Pontianak sebagai berikut :

1. Syarif Abdurrahman Alkadrie memerintah dari tahun 1771-1808M. 2. Syarif Kasim Alkadrie memerintah dari tahun 1808-1819M.

3. Syarif Osman Alkadrie memerintah dari tahun 1819-1855M. 4. Syarif Hamid Alkadrie memerintah dari tahun 1855-1872M. 5. Syarif Yusuf Alkadrie memerintah dari tahun 1872-1895M. 6. Syarif Muhammad Alkadrie memerintah dari tahun 1895-1944M. 7. Syarif Thaha Alkadrie memerintah dari tahun 1944-1945M. 8. Syarif Hamid Alkadrie memerintah dari tahun 1945-1950M.

Demikian sejarah ringkas Kesultanan Pontianak yang didirikan oleh kaum habaib atau ahlul bait (keturunan Nabi Muhammad Saw baik dari garis silsilah Sayyidina Hasan maupun Sayyidina Husein) yang berfam Alkadrie.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *