Dimasa mudanya, Romo KH. M. Manshur sangat ingin bermimpi untuk bertemu Nabi Muhammad shallallahu “alaihi wasallam, berbagai usaha pun dilakukannya, mulai dari membaca beberapa amalan dzikir, puasa, hingga melakukan amalan yang orang Jawa biasa menyebutnya dengan Pati Geni.
Romo KH. Manshur pun membuat majelis rutinan pembacaan burdah di masjid Busyro Al-Lathif (Salah satu masjid yang berada di dekat rumah beliau) yang semula hanya diadakan setiap 1-12 Rabi’ul Awwal kemudian beralih menjadi salah satu kegiatan rutin. Hingga sekarang setiap malam Senin sehabis Isya.
Dari keinginan yang disertai usaha, keinginan romo kiai Manshur pun akhirnya tercapai yaitu dianugerahi oleh Allah Subhanahu Wata’ala dapat bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad Shallallahu “alaihi Wasallam pada malam Kamis Pahing 12 Shafar 1396 H/ 12 Februari 1976 M, yang ceritanya beliau tulis dalam buku beliau yang berbunyi:
“Dalam mimpi terasa dereake Hadlrotussyaikh Abah Muhammad Arwani Khotmil Quran wonten ing setunggale masjid. Saksampunipun rampung doa, hadirin sami budalan. Dumada’an Rasulullah rawuh. Poro hadirin sami oyok-oyok an kepengen mushofahah kalayan Rasulullah. Kulo pribadi tasih ngeladosi mundutake sandal ipun Abah Arwani. Saksampunpun kulo cawisake terus nuntun panjenenganipun. Rasulullah murugi Abah terus mushofahah lan Alhamdulillah kulo saged tumut mushofahah kalayan Rasulullah -ShallalLihu alaihi Wasallam-“.
(“Dalam mimpi terasa ikut dengan Hadlrotussyaikh Abah Muhammad Arwani khomil Quran di suatu masjid. Sesudah selesai berdoa, para hadirin pergi meninggalkan majelis, tiba-tiba Rasulullah hadir. Para hadirin pun berebut ingin bersalaman dengan Rasulullah. Saya sendiri masih menata sandal Abah Muhammad Arwani. Sesudah saya menyiapkannya lalu saya menuntun beliau. Lalu Rasulullah datang menemui Abah terus mushofahah dan Alhamdulillah saya bisa ikut bersalaman dengan Rasulullah Shallallahu “alaihi Wasallam”).
Menurut keterangan yang disampaikan oleh Ustadz M. Ulil Aidi, salah satu putra KH. Manshur, ketika bangun dari tidur tangan KH. Manshur menjadi beraroma wangi. Menurut Ustadz M. Ulil Aidi didalam mimpi tersebut termuat sebuah pelajaran yang berguna bagi kita yaitu untuk selalu berkhidmat dan mempunyai rasa tadhim kepada guru kita, walau didekat kita ada seseorang yang statusnya keilmuannya melebihi guru kita sendiri. Kita tidak boleh sampai mengurangi rasa khidmah dan ta’dhim kita kepada guru kita.
Mimpi Pertama beliau terjadi pada Malam Kamis Pahing, di rumah Hadhratussyaikh Romo KH. Muhammad Arwani 12 Shafar 1396 H/12 Februari 1976 M. Sedangkan mimpi kedua terjadi pada malam Selasa Pon (fajar), di rumah kamar utara, 28 Ramadhan 1423 H/3 Desember 2002 M
“Dalam mimpi, terasa ba’da sholat Jum’at saya bersama Gus Ulil Albab. Saat para jama’ah sholat Jum’at sudah mulai pulang. Tiba-tiba Rasulullah SAW datang, orang-orang pun mengikuti Rasulullah, saya pun turut mengikuti Rasulullah dan saya memohon restu kepada Rasulullah untuk urusan Al-Qur’an. Kemudian Rasulullah duduk dan berdoa. Saya dan teman-teman pun mengamini doa Rasulullah SAW. Alhamdulillah”. Demikian tulis beliau setelah bermimpi berjumpa dengan Rasulullah untuk kedua kalinya dalam catatan buku.
*Alhamdulillah kala itu, saya sempat ikut ngaji membaca AlQuran kepada beliau setelah sholat subuh di masjid Busyro Latif sebelum berangkat sekolah. Cukuplah senang memandang wajah beliau dari kejauhan dan menanti-nanti khasnya suara beliau dalam melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran. Karena untuk menatap dari dekat, haibahnya sungguh terasa.
من نظر إلى وجه العالم نظرة ففرح بها خلق الله تعالى من تلك النظرة ملكا يستغفر له إلى يوم القيامة
Barang siapa setelah melihat wajah orang alim merasa bahagia, walaupun hanya sekali lihat saja, maka Allah Ta’ala menciptakan dari pendangan tersebut seorang malaikat yang akan memintakan ampunan bagi orang tersebut hingga hari kiamat.
Lubabul Hadits karya Imam Suyuty, bab 1 Keutamaan Ilmu Dan Ulama.
Saya cuplikkan kisah ini kembali, semoga bermanfaat. Dan semoga kita semua mendapatkan keberkahan dari Mbah Yai Manshur. Amiin ya robbal ‘alamiin – Sulkhi.
Kiriman Gus Abdul Hadi Djojo
No responses yet