“Kisah ulama II : Mendampingi Ummat, Menegakkan Kultural untuk Membangun Tradisi Islam Nusantara”

Buku ini merupakan sebagian kecil dari samudera hikmah dari tradisi panjang ulama Nusantara dalam pergumulan pengetahuan pesantren. Ulama-ulama Nusantara telah merajut, menyaring dan membangun hubungan dengan ulama Hijaz (Arab), Cairo (Mesir), Hadramaut (Yaman), Istanbul (Turki), India, Tiongkok, bahkan sampai Romawi. Tradisi pengetahuan dan interaksi kebudayaan inilah yang melahirkan ribuan naskahnaskah yang menyebar di seluruh titik kebudayaan Nusantara. 

Kami berharap buku-buku terbitan pustakacompass menjadi rujukan buku Islam Nusantara yang menampilkan berbagai mozaik untuk mengukuhkan tradisi Islam nusantara yang telah dibangun oleh ulama, kyai, pujangga hingga produk kekuasaan keraton yang tersebar di belahan negeri ini. Dari ujung Pasai, Mataram, hingga kerajaan Bima, mewariskan manuskrip untuk mengabadikan ilmu pengetahuan, strategi politik, kosmologi pemikiran hingga tradisi yang merembes pada kebudayaan warga negeri ini.

Warisan pemikiran dan ide untuk mengukuhkan Nusantara sejatinya bukan mitos belaka, jika kita meneliti menziarahi teks-teks yang berserakan di penjuru negeri ini. Teks-teks itu, entah tersimpan di perpustakaan, ataupun dikelola oleh ‘jaringan intelektual’ EropaAmerika, menyimpan dentuman tentang kepribadian bangsa dan karakter pengetahuan warga negeri ini. 

Buku “Kisah ulama: Mendampingi Ummat, menegakkan kultural untuk membangun tradisi Islam Nusantara” ini merupakan  bagian kedua dari tiga seri yang sudah diterbitkan Pustaka Compass. Melanjutkan buku bagian pertama yang berjudul “Percikan Kisah Ulama: Meneguhkan Jam’iyah, Kiai dan Pesantren untuk Membangun Tradisi Islam Nusantara”. Buku bagian kedua ini tidak jauh beda dengan seri pertama, mengangkat ketokohan dan perjuangan ulama.

 Tapi di buku kedua ini pembaca akan disuguhkan sisi yang lain. Pembaca akan menemukan sisi kehidupan yang beragam dari kisah para ulama ini. Buku kedua ini menyajikan kisah ulama dalam bingkai tradisi, pesantren dan perempuan. Terurai dalam kisah-kisah membimbing umat melalui tarekat, menggerakkan dan mengokohkan tradisi, merawat tradisi keilmuan pesantren, berjuang melalui seni budaya dan srikandi muslimat. 

Pembaca akan menemukan bagaimana tarekat – di tangan para kyai seperti KH Tubagus Falak, Mbah Dalhar Watucongol dan lain sebagainya – selain sebagai wadah pembersihan diri, di sisi lain dapat menjadi gerakan perlawanan anti kolonial. Pembaca juga akan menemukan figur-figur ulama dalam membentuk tradisi dan karakter masyarakat yang islami serta meneguhkan pesantren sebagai basis keilmuan Islam.

Sebagaimana yang dilakukan oleh KH Raden Asnawi, Kyai Ahmad Al Hadi, Guru Abdurrozak, Gus Mik, KH Bisri Mustofa, H. Abu Bakar Aceh, Gus Maksum dan lain sebagainya. Selain itu pembaca juga akan mendapati tokoh-tokoh NU yang lain seperti Kyai Asy’ari Wonosari, Pak Djamal, H. Usmar Ismail  yang berjuang dengan strategi seni budayanya. Terakhir para pembaca dapat melihat bahwa perempuan juga memiliki peran dan sumbangsih yang cukup strategis dan tidak kalah penting dalam tubuh NU.

DATA BUKU :
Judul: “Kisah Ulama; Mendampingi Ummat, Menggerakkan Kultur Untuk
Membangun Tradisi Islam Nusantara”
Penulis: A. Khoirul Anam
Penerbit: Pustaka Compass
Tahun: 2015
Halaman: xii + 280 Hal
Ukuran: 15 x 21

Baca : “KISAH ULAMA I : Berjuang dan Mengawal Bangsa untuk Membangun Tradisi Islam Nusantara”

Baca Katalog Pustaka Compass DI SINI

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *