“Cublak-cublak suweng, suwenge teng gelenter, mambu ketundhung gudel, pak ampo lera-lere, sopo ngguyu ndhelikake, sir-sir pong dele kopong, sir-sir pong dele kopong, sir-sir pong dele kopong”

Jika diartikan pada tiap bait lagu ini memiliki makna sebagai berikut:

“Cublak-Cublak Suweng”

Memiliki arti: Terdapat tempat berharga yaitu suweng (suwung, sepi, sejati) atau dapat disebut Harta Sejati.

“Suwenge Teng Gelenter”

Memiliki arti: Harta Sejati yang berupa kebahagiaan sejati dan sebenarnya sudah ada berserekan di sekitar manusia

“Mambu Ketundhung Gudel”

Memiliki arti: Banyak yang berusaha mencari Harta Sejati itu, bahkan orang-orang bodoh (Diibaratkan gudel) mencari harta itu dengan penuh nafsu ego, dan keserakahan, tujuannya untuk menemukan kebahagiaan

“Pak Empo Lera-Lere”

Memiliki arti: Orang-orang bodoh itu mirip orang tua ompong yang kebingungan, meskipun hartanya melimpah, ternyata itu harta palsu, bukan Harta Sejati atau kebahagiaan sejati. Mereka kebingungan dikuasai oleh hawa nafsu keserakahannya sendiri.

“Sopo Ngguyu Ndhelikake”

Memiliki arti: Menggambarkan bahwa barang siapa bijaksana, dialah yang menemukan tempat Harta Sejati atau kebahagiaan sejati. Dia adalah orang yang tersenyum-sumeleh dalam menjalani setiap keadaan hidup, sekalipun berada di tengah-tengah kehidupan orang-orang yang serakah.

“Sir-Sir Pong Dele Kopong”

Memiliki arti: Di dalam hati nurani yang kosong. Bahwa untuk sampai kepada menemu tempat Harta Sejati (cublak suweng), orang harus melepaskan diri dari atribut kemelekatan pada harta duniawi, mengosongkan diri, tersenyum sumeleh, rendah hati, tidak merendahkan sesama, serta senantiasa memakai perasaan dan mengasah tajam Sir-nya atau hati nuraninya.

Tetap ingat jalan pulang menuju rumah yang abadi

Salam kawulo sudro.

Ki Ageng Purwo

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *