Siang ini sambil jagongan dengan Cak Hamim dan Cak Man yang sedang membuat gubuk model murah meriah, lewatlah Mbah Dahlan 80-an tahun menawarkan dagangannya. Mbah Dahlan adalah tamatan Sekolah Rakyat (SR) kelas enam di Dapurkejambon. Beliau aslinya Gedang, dan sekarang tinggal di Temulawak, Peterongan.
Beliau menangi KH. Wahab Chasbullah, KH. Hamid Chasbullah, KH. Fattah. Dulu sering Membantu kegiatan kebun KH. Sholeh Hamid KH. Malik Hamid.
Mbah Dahlan yang pripean Mbah Suroso ini jualan krupuk dengan jalan kaki keliling pondok hingga saat ini. Siang ini banyak berkisah tentang kiai lawas dari Tambakberas. Beliau mengenang Gus Chubbi (putra Kiai Fattah).
“Gus Chubbi wali,” katanya. Gus Hubbi sering menjualkan dagangan Mbah Dahlan (saat itu jualan es lilin). Kalau dijualkan oleh Gus Chubbi, Mbah Dahlan senang, karena cepat dibeli santri dan uang jualannya sesuai dengan total jumlah es.
Mbah Dahlan berkata juga bahwa suatu saat beliau menyaksikan ada cikar (gerobak besar yang ditarik dua sapi) yang memuat barang seperti kelapa dan lainnya di jalan raya. Seperti biasa, Gus Chubbi sering melakukan hal “tidak umum” dengan mendekati sang bajingan (sopir cikar) dan meminta pecut karena cikar mau disopiri. Tentu sang bajingan tidak membolehkan dan melarangnya.
Lalu Gus Chubbi meludahi sapi itu dan secara langsung sapi lumpuh. Maka sang bajingan kebingungan dan disarankan oleh warga agar sowan ke Kiai Fattah (orang tua Gus Chubbi) untuk meminta maaf. Entah bagaimana setelah sowan kok sapi tidak lumpuh lagi. Kepada para kiai Tambakberas lahumul Fatihah. Pun juga kepada sopir cikar.
Kalau ingin tahu bajingan baca
https://news.detik.com/berita/d-2345901/200-bajingan-keliling-prambanan-pakai-gerobak-sapi
****
No responses yet