Oleh: Rehan Arbian Pratama
Istilah depresi pertama kali dikenalkan oleh Meyer (1905) untuk menggambarkan suatu
penyakit jiwa dengan gejala utama sedih, yang disertai gejala-gejala psikologis lainnya,
gangguan somatik (fisik) maupun gangguan psikomotor dalam kurun waktu tertentu dan
digolongkan ke dalam gangguan afektif. Depresi adalah kondisi emosional yang biasanya
ditandai dengan kesedihan yang amat sangat, perasaan tidak berarti, bersalah, menarik diri
dari orang lain, tidak dapat tidur, kehilangan selera makan, hasrat seksual dan minat serta
kesenangan dalam aktivitas yang biasa dilakukan. Depresi seringkali berhubungan dengan
berbagai masalah psikologis seperti, serangan panik, penyalah gunaan zat, disfingsi seksual,
dan gangguan kepribadian.
Depresi merupakan salah satu gangguan kesehatan mental yang semakin umum di
masyarakat modern. Dalam banyak kasus, pemahaman tentang depresi sering kali terbatas
pada perspektif medis atau psikologis. Namun, dalam Islam, depresi juga dipahami melalui
lensa spiritual dan moral yang dapat memberikan jalan menuju kesembuhan.
Depresi Dalam Perspektif Islam
Dalam Islam, depresi sering dikaitkan dengan konsep hizb atau kesedihan yang mendalam.
Al-Qur’an dan hadis banyak memuat kisah-kisah para nabi dan orang-orang saleh yang
mengalami kesedihan mendalam, namun mereka mampu bangkit dan menemukan kembali
kekuatan iman mereka.
Apa saja sih faktor-faktor yang dapat memicu Depresi dalam perspektif islam?
Lemahnya Iman: Kurangnya keyakinan terhadap kuasa Allah dan janji-janji-Nya
dapat menyebabkan seseorang merasa putus asa dan kehilangan harapan.
Dosa: Kesalahan dan dosa yang dilakukan dapat menimbulkan perasaan bersalah dan
penyesalan yang mendalam.
Musibah: Kehilangan orang yang dicintai, sakit penyakit, atau masalah ekonomi
dapat menjadi pemicu depresi.
Tekanan hidup: tuntutan duniawi yang berlebihan dapat menyebabkan stres dan
kecemasan yang berujung pada depresi.
Bagaimana sih cara untuk mengatasi Depresi dalam pandangan Islam?
Menguatkan iman: Membaca Al-Qur’an, berdoa, dan mendekatkan diri kepada Allah
adalah cara yang efektif untuk memperkuat iman dan menemukan ketenangan jiwa.
Bertaubat: Menyadari kesalahan dan memohon ampunan kepada Allah dapat
meringankan beban hati dan memberikan ketenangan batin.
Bersabar: Memahami bahwa setiap musibah pasti ada hikmahnya dan bersabar
dalam menghadapinya dapat membantu seseorang keluar dari keterpurukan.
Beribadah: Melaksanakan ibadah secara teratur, seperti shalat, puasa, dan zakat,
dapat memberikan ketenangan dan kedamaian hati.
Berkumpul dengan orang-orang saleh: Berinteraksi dengan orang-orang yang
positif dan beriman dapat memberikan dukungan emosional dan spiritual.
Mencari pertolongan profesional: Jika depresi yang dialami sudah sangat berat,
tidak ada salahnya untuk mencari bantuan dari psikolog atau psikiater.
Kesimpulan
Memahami depresi dari kacamata Islam memberikan perspektif yang lebih holistik
dalam penanganan gangguan kesehatan mental ini. Dengan menggabungkan
pendekatan spiritual melalui praktik ibadah dan penguatan iman, individu dapat
menemukan jalan menuju kesembuhan yang lebih bermakna. Dalam setiap ujian yang
dihadapi, keyakinan bahwa Allah selalu bersama orang-orang yang sabar akan
menjadi sumber kekuatan untuk bangkit dari keterpurukan.
No responses yet