Di antara doa Nabi Muhammad Saw yang sederhana namun sering disalahpahami yaitu :
اللهم احيني مسكينا وامتني مسكينا
“Ya ALLAH, hidupkanlah aku dalam keadaan miskin dan wafatkanlah aku dalam keadaan miskin.”
Do’a itu bukan berarti Nabi Muhammad Saw mengajarkan umatnya untuk hidup miskin, apalagi dalam kenyataannya Nabi suka mengajarkan kita untuk pergi haji dan umrah, banyak bersedekah, menyantuni fakir miskin, menjadi muzakki (yang berzakat), di mana untuk menjalankan itu semua menuntut ketersediaan harta.
Di sisi lain, Nabi Saw menerima 1/5 harta ghanimah (rampasan perang) juga kalau pergi berdakwah, maka beliau menunggangi onta terbaik yang sudah barang tentu mahal harganya. Ini semakin memperjelas bahwa Nabi Saw itu tidak miskin. Bahkan dalam surat adh-Dhuha ayat 8 dinyatakan bahwa Nabi Saw itu diperkaya oleh ALLAH setelah sebelumnya hidup dalam kemiskinan.
Oleh karena itu, memaknakan hadits di atas dan cara kita mengaplikasikannya adalah sebagai berikut :
1. Kebanyakan pengikut Rasulullah Saw itu orang-orang yang fakir miskin. Maka agar tidak terjadi gap (jurang) sosial yang lebar, maka Nabi Saw lebih memilih dekat dengan kehidupan orang-orang miskin, agar mereka merasa terayomi dan diperhatikan nasibnya oleh Nabi Saw.
2. Kita perlu menerapkan gaya hidup sederhana, tidak berlebih-lebihan, atau hidup sesuai dengan kebutuhan bukan berdasarkan keinginan.
3. Kita harus bersikap tawadhu’, menjauhi kesombongan.
4. mencintai dan peduli terhadap orang-orang fakir miskin.
No responses yet