Jamaah : “Jo kalau saya mencintai kiai apa itu bisa disebut ibadah? “

Paijo : “Bisa ya dan bisa juga tidak kang.”

Jamaah : “Kalau saya mencintai keturunan nabi.”

Paijo : “Sama, bisa ya dan bisa juga tidak.”

Jamaah : “Kalau saya mencintai nabi?”

Paijo : “Kalau itu jelas ibadah kang.”

Jamaah : “Lho bukankah kiai dan juga para habib adalah pewaris nabi Jo? Kenapa tidak bisa langsung disebut sebagai ibadah ?

Paijo : “Tergantung niat dan bentuknya kang. Kalau niatnya dan bentuknya menyelisihi nilai keumuman ajaran Islam ya bukan ibadah namanya”.

Jamaah : “Waduh Jo tambah ora ngerti aku.”

Paijo : “He he he Begini lho kang, kalau akang mencintai Allah dan Rasulullah Muhammad SAW, bukti atau ekspresi cinta itu wujudnya apa?”

Jamaah : “Kalau itu jelas Jo, yakni patuh pada perintah Allah dan Rasulnya.” 

Paijo : “Terus apa perintah utama Allah dan Rasulullah?”

Jamaah : “Wah banyak sekali Jo, Harus beramal Sholeh, harus adil, harus dzikir atau cerdas membaca ayat qauniyah dan qauliyah…wes pokoknya yang baik-baik dan tidak bertentangan dengan adat keumuman manusia Jo.”

Paijo : “Wah akang ternyata hebat, malah saya yang dapat ilmu dari akang sekarang.”

Jamaah : “Lha terus bagaimana hubungan dengan mencintai kiai dan ahlul bait Jo?

Paijo : “Begini kang, mencintai kiai dan durriyah nabi itu baik, tetapi harus disadari itu bagian kecil dari ukuran kepatuhan kita pada Allah dan rasul-Nya. Jangan mengatasnamakan cinta kiai dan ahlul bait terus menafikan kepatuhan utama kita kepada Allah dan Rasulullah. Apalagi sampai rela mendholimi orang lain demi cinta sampeyan pada kiai dan nabi. Bukankah Allah dan Rasulullah melarang kita berbuat dholim? 

Jamaah : “Astaghfirullah …baru sadar saya Jo, ternyata selama ini saya keliru memahami cinta kepada kiai dan nabi. Bahkan saya sering terbawa emosi,  jika ada yang tidak suka sama kiai dan habib langsung saja saya anggap kafir dan saya perkusi. Alih-alih mencintai kiai dan habib malah saya melanggar perintah Allah dan Nabi agar bersikap adil dan tidak dholim. Aduh Jo aku kok merasa gagal mencintai semuanya.”

Paijo : “Lho…lho…lho…kang mau kemana…kok tiba-tiba ke keluar?”

Jamaah : “Anu Jo mau ke kebelakang ambil air wudhu mau tobat saya….mau hijrah lagi saya, ikut kamu saja ngaji sama Yuk Tin, biar hidupku tenang kembali. #SeriPaijo

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *