Sebagaimana diketahui, bahwa saat menyaksikan video-video pengajian al-Būtī, di penghujung pengajiannya al-Būtī selalu berdoa dengan penuh penghayatan dan khusyū’. Bahkan, tak jarang dalam doanya, al-Būtī selalu meneteskan air mata.

Atau lihat saja, video-video di Youtube misalnya, doa al-Būtī saat khutbah terakhir kalinya sebelum al-Būtī wafat. Sungguh, doa yang sangat luar biasa, menyentuh dan mengetarkan jiwa.

Begitulah pribadi al-Būtī. Beliau sangat terpengaruh oleh gaya ayahnya, Syeikh Mullā. Pembawaan pribadinya penuh kharismatik dan wibawa. Untaian kalam-nya pun menggetarkan jiwa-jiwa yang dahaga siraman ruhani.

Dalam salah satu pengajian rutin al-Būtī, beliau pernah memberikan satu doa kepada murid-muridnya. Al-Būtī berharap kita semua bisa mengamalkannya. Doa ini sangat ampuh, al-Būtī mengisahkan bahwa doa ini bersumber dari riwayat Sayyidina Ali ra. Begini kisahnya:

Sayyidina Ali ra. bercerita: “Saat saya sedang bertawaf mengelilingi ka’bah. Lalu, saya melihat laki-laki yang sedang bersimpuh di dinding ka’bah seraya berdoa.” Berikut isi doanya:

اللهم يا من لا يشغله سمع عن سمعه يا من لا تغلطه كثرة المسائل يا من لا يتبرم بإلحاح عباده الملحين عليه اذقنا برد رحمتك وكرم استجابتك !

[Allahumma yā man lā yasyghaluhu sam’un ‘an sam’ihi, yā man lā tughlithuhu katsratul masāil, yā man lā yatabarramu bi ilhāhi ibādihil mulihhīna alaihi, adziqnā barda rahmatik wa karamastijābatik]

“Duhai Allah, wahai Zat yang tidak sibuk pendengaran-Nya karena mendengar yang lain, wahai Zat yang tidak pernah keliru memberi kepada banyak peminta, wahai Zat yang tak pernah bosan mendengarkan keluh-kesah hamba-Nya. Berikan kami sejuknya belas kasih-Mu dan mulianya pengabulan-Mu.”

Kemudian saya [Ali ra.] menyapa laki-laki itu: “Ulangi-ulangi, doa yang Anda lantunkan!”

Laki-laki itu menoleh kepadaku [Ali ra.] seraya berkata: “Apakah Anda mendengar doa saya?”

“Ya, saya mendengarnya.” jawabku [Ali ra.]

Laki-laki itupun mengulangi doanya dan kemudian berkata:

ادع الله بهذا الدعاء دبر كل الصلاة فوالذي نفس الخضر بيده ما داع بهذا الدعاء داع إلا غفر الله له ذنوبه كله.

“Berdoalah Anda kepada Allah dengan doa ini setiap selesai sholat, demi Zat yang jiwa Khidhir ada di tangan-Nya, seseorang tidak berdoa dengan doa ini kecuali Allah ampunkan seluruh dosa-dosanya.”

Dalam kitab “Fath al-Bārī” karya Ibn Hajar al-Asqalānī menyebutkan bahwa laki-laki yang bersimpuh di ka’bah tadi adalah Nabi Khidir as.

Semoga kita semua bisa istikamah mengamalkan doa ini. Dengan harapan, ampunan dan kasih sayang Allah senantiasa membersamai kita semua dalam menjalani kehidupan di zaman “edan” ini. Amin.

Semoga bermanfaat. Selasa bakda Subuh, 28 Juli 2020

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *