Pada salah satu sambutannya, Syaikhona Maimoen Zubair menyampaikan bahwa Nabi Muhammad mampu menyatukan Arab dalam satu negara, yaitu Negara Madinah.
المدينة قرية تأكل القرى
Alat transportasi yang digunakan waktu itu adalah unta. Disindir dalam Al-Daiba’i:
فإذا شرفت تربة طيبة منه بأشرف قالب سعت إليه أرواح المحبين على الأقدام والنجائب
Kita ini sudah sangat maju alat transportasi dan alat komunikasinya. Masak kita tidak mampu menyatukan bangsa ini. Bodoh sekali kita ini jika tak mampu.
Kita ini memang beda, tapi tetap sama.
“Bedo tapi podo, podo tapi bedo.”
Tiap komponen bangsa harus mampu bekerjasama dengan komponen lainnya.
Nabi memimpin Arab yang beragama Islam, namun tetap mampu menjalin hubungan dengan sejumlah negara non-Islam.
Nabi Muhammad mengendarai unta, kuda, keledai dan kuda poni yang beliau peroleh sebagai hadiah dari sejumlah raja-raja. Padahal raja-raja di dunia waktu itu belum memeluk agama Islam.
ويركب البعير والبغلة والفرس وحمارا بعض الملوك إليه أهداه
Anak saya diminta untuk mendampingi Pak Ganjar, ya saya persilahkan. Biarlah yang hijau bisa memberi warna yang merah.