Kitab Al-Rawd al-’Athir fi’ Nuzhat al-Khathir ini ditulis oleh Syaikh al Imam al-Allamah al-Humam Sayiddi Muhammad al Nafzawi. Diperkirakan buku ini ditulis pada awal abad 16 Masehi atau sekitar tahun 925 Hijrah Pengarang buku ini lahir di Nafzawi suatu tempat yang berada di pinggir Danau Sebkha Melrir, Tunisia. Ia dikenal sebagai ulama yang menguasai fiqih dan hadist serta ilmu pengobatan Beliau menulis buku ini setelah melakukan riset mendalam tentang hubungan antara laki-laki dan perempuan, untuk menjelaskan prinsip-prinsip apa saja yang dapat membahagiakan laki-laki dan perempuan, berdasarkan karakter, temperamen, dan kesehatannya.
Kitab ini ditulis atas permintaan penguasa Tunis seorang Wazir (Perdana Menteri) yang juga penyair, seorang yang berilmu, cerdas dan bijaksana di zamannya, namanya Muhammad Awánah al-Zawawi. Ia berasal dari Zawariwah, besar di Aljazair, berkenalan dengan Sultan Abd al-Aziz al-Hashi di hari penaklukan Aljazair, hingga menjadi temannya. Setelah itu, ia diajak ke Tunis, kemudian diangkat sebagai Wazir (Perdana Menteri).
Saya mulai pengajian ini dengan mengucapkan Bismillah, Alhamdulillah, shalawat dan shalawat kepada baginda Rasulullah SAW.
Oke… kita langsung saja ngaji ke BAB 2 mengenai TIPIKAL PEREMPUAN YANG MENJADI PUJAAN LAKI-LAKI….
Ketahuilah…..wahai Wazir…., semoga Allah merahmatimu, bahwa ada berbagai jenis perempuan; di antara mereka ini ada yang layak dipuja dan ada pula yang layak dicaci. Perempuan yang didambakan laki-laki, harus memiliki pinggang langsing; berbadan montok dan sehat; berambut hitam; dahinya lebar; dia memiliki alis hitam Ethiopia; matanya besar, dengan bola matanya yang hitam serta bagian putih matanya berwarna sangat jernih; dengan pipi oval yang sempurna; memiliki hidung elegan dan mulut anggun; bibir dan lidah berwarna merah terang; napasnya tidak mengeluarkan bau yang tidak menyenangkan; lehernya panjang dan kuat; dada dan perutnya lebar; payudaranya harus montok dan padat; perutnya ramping dengan pusar yang berkembang dengan baik; bagian bawah perut di daerah rambut kemaluan haruslah lebar; farjinya besar dan berdaging dari titik di mana rambut tumbuh sampai ke dubur; saluran farjinya haruslah sempit dan tidak basah atau becek, lembut untuk disentuh, dan memancarkan panas yang kuat dan tidak ada bau; –
keadaan ini tidak didapat dari perempuan yang kulitnya putih, karena yang ada pada mereka kebacinan, becek dan dingin, barang siapa yang ingin mendapatkan farji yang sempit dan kering serta panas, bisa didapat dari perempuan kulit hitam yang tinggal di Sudan – dia juga harus memiliki paha dan pantat padat, pinggul besar dan lengkap, pinggang bentuk halus, tangan dan kaki mencolok elegan, lengan gemuk, dan bahu berkembang dengan baik.
Perempuan dengan kualitas seperti di atas, ketika datang, akan membuat terpesona; ketika pergi, akan membuat pilu. Jika duduk, anggun seperti kubah; jika berdiri, berwibawa seperti tiang bendera yg berkibar; saat berbaring, seperti ranjang empuk. Ketika dia berjalan, bagian tubuhya seakan muncul dari bawah pakaiannya. Dia jarang tertawa dan bicara terutama yang tidak ada manfa’atnya. Dia hampir tidak pernah meninggalkan rumah, bahkan hanya untuk mengunjungi tetangga yg dikenalnya. Dia tidak punya banyak teman mengobrol, karena tidak mau memberikan rahasia dirinya kepada siapa pun, dan dia hanya ta’at kepada suaminya. Dia tidak menerima pemberian dari siapapun, kecuali dari suaminya dan orang tuanya. Dia tidak pernah mencampuri urusan orang lain. Dia tidak pernah berkhianat, dan berbuat hal-hal yang diharamkan. Dia tidak mencoba untuk menarik perhatian orang.
Jika suaminya menunjukkan niatnya melakukan ritual suami-istri (berjima’), dia akan segera memenuhinya, dia akan berusaha menyenangkan keinginan suaminya dan kadang-kadang bahkan berinisiatif untuk mengajak suaminya berjima’. Dia selalu membantu suaminya dalam semua urusan, tetapi hemat dalam keluhan dan air mata; dia akan turut bersedih ketika melihat suaminya murung atau sedih, dan mencoba berbagi masalah, kemudian menghibur dia dengan humor yang baik, sampai dia kembali gembira.
Dia tidak menyerahkan dirinya kepada siapa pun, kecuali kepada suaminya, dia akan mempertahankan kehormatannya bahkan jika perlu sampai mati. Dia akan selalu menutup auratnya, hingga tidak memungkinkan untuk dilihat orang lain; dia selalu elegan berpakaian dengan kepatutan pribadi yang maksimal; dan dia selalu merawat tubuhnya dan berdandan hanya untuk suaminya. Dia memakai wewangian untuk menghilangkan bau badan, menggunakan antimon untuk membersihkan farjinya, dan menggosok giginya dengan siwak. Perempuan seperti itu adalah dambaan setiap lelaki.
No responses yet