Membuat pembukaan tulisan yang matang dan bertenaga memerlukan kerja keras. Rukun ini berlaku dalam penulisan fiksi dan non-fiksi. Kerja keras ini dapat berupa gabungan dari perenungan, kemampuan, dan kreativitas. Pembuka tulisan yang asal-asalan sama saja dengan PNS golongan IV pemalas dan pembolos bermimpi diangkat menjadi dirjen dua hari lagi.

Jika mau membaca dan mencoba, sebetulnya ada beberapa teknik yang bisa dipelajari. Kita bisa belajar dari para penulis hebat dalam dan luar negeri. Belajar dari mereka, lalu mengembangkannya. 

Dalam Menulis Nonfiksi Kreatif: Teknik Fiksi untuk Membuat Nonfiksi Hebat, Theodore A. Rees Cheney menyajikan empat teknik. Salah satunya, teknik pembukaan dramatis. Dramatis menggambarkan cerita. Bukan hanya cerita, drama berisi konflik, karakter, dialog. 

Teknik ini tidak harus dimulai dari “suatu hari” untuk menjelaskan kronologi dari 1-10 macam orang berhitung dalam latihan baris berbaris. Teknik pembukaan dramatis sering kali muncul dari tengah, pada bagian, adegan, atau percakapan yang dramatis. Untuk menjelaskan teknik satu ini, berikut tulisan Theodore A. Rees Cheney halaman 14-15 tentang pembukaan dramatis yang saya coba terjemahkan.

Dengan mengikuti teknik suasana dramatis berikut, George Orwell membuka buku tentang tahun-tahun perdananya, Terbenam dan Terhempas di Paris dan London. Ia menempatkan kita segera dalam lingkungan yang akan ia bicarakan. Tidak puas dengan “memberi tahu” tentang jalan, Rue du Coq d’Or, ia “menunjukkan” jalan itu dengan membiarkan kita mendengar warga kongkow. Dan ia tak menyuruh mereka bicara hanya agar kita dapat menguping pola bicara mereka, ia meminta mereka bicara hal-hal yang menunjukkan seperti apa kehidupan di jalan ayam jantan emas.

Rue du Coq d’Or, jam tujuh pagi. Sebuah rentetan kegeraman dan teriakan mencekik dari jalan. Nyoya Monce, yang memelihara hotel mungil di seberang saya, keluar trotoar untuk menegur seorang penyewa di lantai tiga. Kaki telanjangnya tersangkut sepatu dan rambut abu-abunya tergerai. Nyoya Monce: “Lonte! Lonte! Berapa kali saya bilang untuk tidak membasmi serangga di kertas dinding? Kamu pikir sudah membeli hotel itu, ya? Mengapa kamu tak bisa membuang serangga ke luar jendela seperti yang lain? Sial! Lonte!” 

Di sana, paduan suara teriakan aneka rupa, saat jendela-jendela dibuka di setiap sisinya dan separuh jalan, bergabung dalam keributan. Tiba-tiba mereka diam sepuluh menit ketika satu skuadron kavaleri lewat dan orang-orang berhenti berteriak demi melihat skuadron kavaleri itu.

Penutup dari pembukaan Orwell ini apa yang disebut jurnalis sebagai “penutup yang alami”:  semua aksi dalam adegan berhenti ketika orang-orang mengaso untuk menyaksikan kavaleri lewat. Ini memberi penulis kesempatan alami yang sempurna untuk mundur dan meluncur ke bagian ringkasan yang memberi tahu pembaca lebih banyak tentang kehidupan di jalan berbatu itu. 

Penulis nonfiksi yang baik mengerti nilai percakapan pada seluruh bagiannya. Mereka amat sadar akan kekuatan menarik pembaca sejak awal. Nonfiksi yang membiarkan kita tak mendengar interaksi manusia cenderung kehilangan pembaca.

Kalimulya, 18 April 2021

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *