Oleh : Fauziatul Lu’luah (Anggota KKN MDR Nandika IPMAFA)

Moderasi beragama yaitu cara pandang kita dalam beragama secara moderat, menjadi moderat bukan berarti lemah dalam beragama, menjadi moderat bukan berarti cenderung terbuka dan mengarah pada kebebasan. Moderasi beragama sangatlah penting karena moderasi beragama merupakan Sunnatullah. 

Negara indonesia tercinta ini, sejatinya dikenal sebagai negara yang religius, sebagai negara yang religius, indonesia mengakui identitas agama bagi warganya, tercatat ada enam identitas agama yang diakui oleh negara yaitu, Agama Islam, Katolik, Hindu, Budha, Kristen Protestan dan Konghucu. Dan Negara Indonesia dikenal sebagai negara yang menjunjung tinggi budaya, sopan santun, keramahan dan kedamaian. Nilai kebudayaan indonesia yang menjunjung sikap persaudaraan, saling menghormati, menghargai, mencintai sangatlah kental. Namun dalam beberapa tahun belakangan ini, budaya sopan santun, keramahan mulai terkikis, bahkan banyak radikalisme, saling mencaci maki, penyebaran hoax dan banyaknya bullying, bahkan retaknya hubungan antar umat beragama, ini semua merupakan

Kaum milenial di zaman serba modern ini sangat bergantung atau sangat dominan dengan teknologi yang semakin marak dan canggih, baik teknologi informasi maupun teknologi digital yang telah di buat oleh negara-negara barat yang pada akhirnya bisa mengakibatkan pengaruh positif dan negatif kepada orang yang menggunakannya, yang paling utama mengakibatkan pola pikir kaum milenial cenderung menirukan gaya hidup orang barat yang bisa dibilang sangat jauh dengan tradisi dan kehidupan yang ada di sekitar kita, hampir setiap hari bahkan setiap saat, kaum milenial tidak lelah untuk mengakses dan membagikan informasi maupun konten yang salah satunya tentang moderasi beragama, tanpa memikirkan informasi tersebut benar adanya atau salah, yang kebanyakan mulai merusak perilaku, moral para kaum milenial yang seharusnya tidak gampang terpengaruh dengan gaya tersebut. Tak heran jika banyak generasi mulenial ini banyak yang terpengaruh oleh ajaran keagamaan yang tersebar di internet. Sejak munculnya smartphone yang canggih di indonesia kaum milenial sangat mudah dipengaruhi oleh aplikasi-aplikasi yang bersifat menghibur dan  tidak banyak manfaatnya, misalnya game online, tiktok, maupun aplikasi lainnya yang serupa. Namun disisi lain smartphone bisa membawa dampak yang positif bagi kaum milenial dengan mengakses kajian-kajian islami, moderasi beragama, serta menjadikannya sebagai pembelajaran. Akan tetapi kaum milenial ini lazimnya belum begitu mahir untuk memahami konten-konten keagamaan, sehingga mereka bisa terpengaruh dengan ideologi yang lain.

Dengan upaya pentingnya penerapan sikap moderasi beragama bagi kaum milenial tentunya mempunyai tujuan untuk membentuk generasi yang moderat dan tidak mudah terpengaruh oleh dunia maya. Adapun bagaimana cara menanamkan sikap moderasi beragama terhadap kaum milenial sekarang ini, Rois Syuriah PWNU Sulawesi Tengah Mengemukakan:

  1. Dapat memanfaatkan media sosial dengan baik dan benar dalam penyebarang nilai-nilai keagamaan.
  2. Melibatkan atau mengikutsertakan kaum milenial dalam aktivitas positif yang konkret di masyarakat.
  3. Perlu adanya ruang dialog dengan kaum milenial, baik dalam lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat  dalam memahami agama dengan tidak mendoktrin.
  4. Mengoptimalkan fungsi keluarga sebagai pusat penanaman karakter positif.

Penerapan nilai-nilai moderasi beragama tersebut akan menjadi penangkis dari mencoloknya penyebaran paham radikalisme di media sosial. Sikap tersebut ditanamkan agar para kaum milenial tidak selalu bergantung pada berita yang ada di media sosial yang belum tentu jelas kebenarannya.

Sebagai kaum milenial, mari kita bersama-sama menjaga kerukunan dan menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama, agar dapat memperkokoh persatuan bangsa. dan sebagai generasi penerus bangsa, kita dapat memandang bahwa kedamaian, saling menghormati, menghargai dan mengasihi adalah sesuatu yang sangat indah. sebab, sebenarnya semua agama mengajarkan untuk kebaikan dan kedamaian hidup manusia. agama islam sendiri mengajarkan kasih sayang bagi seluruh alam yang sering dikenal dengan rahmatal lil alamin.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *