Agama itu sebuah lebel atau bisa dibilang lembaga yang isinya aturan-aturan atau undang-undang atau doktrin2 Dogma2 supaya manusia lebih teratur dan beradab serta bisa menemukan Spiritualitas.
Sedangkan Keyakinan Kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah sebuah Kesadaran Spritual akan adanya Tuhan Yang Maha Esa yang Tan keno kinoyo opo, Tan keno kinoyo koyo opo… Pencipta dan penguasa Alam jagad raya seisinya yang tunggal dan tidak diperannakkan maupun beranak Pinak.
Manusia Jawa sejatinya tidak punya lebel agama resmi yang memberikan ruang doktrin2 dan Dogma2 ataupun aturan-aturan atau undang-undang bagi penganut-Nya.
Manusia Jawa hanya percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa Sanghyang Urip yang bersemayam dalam diri setiap makhluk.
Hanya saja sosok Sanghyang Urip ini tidak butuh disembah dan tidak memerintahkan penyembahan apapun. Sebagaimana Dia bisa aktif memerintah penyembahahNya.
Segala ritual atau upacara larung sesaji di lautan maupun di gunung-gunung merupakan inisiatif spritual manusia Jawa sendiri yang menyadari akan adanya Tuhan Yang Maha Esa demi berucap syukur dan terima kasih kepada Sanghyang Urip, bukan merupakan perintah Tuhan dan karenanya sejatinya tidak memiliki hukuman atau sangsi tertentu, Karena tidak ada doktrin tertentu, maka bentuk upacara dan pelaksanaannya akan bervariasi di setiap daerah. Semua sah2 saja karena intinya adalah mengucap terima kasih dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang menciptakan alam semesta ini.
Itu semua bukankah bentuk dari agama Jawa, Yang ada adalah kesadaran spiritual mendalam manusia Jawa tentang Sanghyang Urip atau Tuhan Yang Maha Esa yang tidak bisa disembah dengan cara apapun.
Dan bentuk penyembahan kepada-Nya adalah melakukan “memayu hayuning bawono” atau “Rahmatan Lil alamin” alias menebarkan keselamatan dan kasih kepada sesama dan alam jagad raya.
Sebelum Islam datang ke tanah Jawa sebenarnya manusia Jawa lebih bertauhid terlebih dahulu, dn ajaran spiritual Islam sangat cocok dengan ajaran spiritual Jawa.
Bukankah di Al Qur’an disebutkan bahwa Alloh SWT mengutus ribuan Nabi di setiap2 Daerah sesuai bahasa daerah nya masing-masing… Untuk mengajarkan tentang ketauhidan atau kesadaran akan adanya Tuhan Yang Maha Esa yang Tan keno kinoyo koyo opo, Tan keno kinoyo opo… Serta Tuhan mempunyai ribuan Nama tapi sejatinya adalah Esa karena Nama cuma identitas untuk bisa mengenali pemilik Nama. Bukan malah menyembah Nama…
No responses yet