Tokoh terkemuka kita kali ini ialah RHM. Akib. Beliau salah seorang bangsawan zuriat Kesultanan, cicit Sultan Palembang, yang sangat cinta dan peduli terhadap sejarah dan budaya Melayu Palembang. Sepanjang hayatnya didedikasikan untuk menulis dan menyalin naskah-naskah sejarah Kesultanan Palembang Darussalam dan manuskrip keagamaan dalam bahasa Arab-Melayu. Berkat beliaulah, sampai saat ini kita masih dapat membaca dan mempelajari sejarah Palembang yang ia tulis. Karyanya kerap menjadi rujukan.

Tokoh sejarawan abad ke 19 M, yang berasal dari guguk Kampung 27 ilir Palembang ini bernama lengkap, Raden Haji Muhammad Akib bin R. Deris bin R. Koret Radhiuddin bin Suhunan Ahmad Najamuddin bin Sultan Mahmud Badaruddin Jayowikramo bin Sultan Muhammad Mansur bin Suhunan Abdurrahman.

Sedang ibunya bernama Denayu Unek binti Pangeran Jaya Kesuma.

Ia merupakan putera sulung dari 7 bersaudara, yaitu masing-masing:
1. RHM. Akib
2. R.M. Ali
3. Denayu Muwafiah
4. Denayu Hanifa
5. Denayu Fatimah
6. Denayu Mariam
7. Denayu Ning

RHM. Akib hidup berumah tangga dengan menikahi 3 orang isteri, yakni:

  1. Hamima binti Mas Wira Teruna.
  2. Denayu Khadijah binti R. Ahmad bin R. Mihaddin bin Pangeran Krama Dikara Sulaiman. Dari pernikahannya ini ia memperoleh 4 putera puteri, yaitu: R. Nangcik Muhammad Mansur, R.M. Hakim, R.A. Halima, dan R. Abdurrahman.
  3. R.A. Saudah binti R. Muhammad bin R. Ismail bin R.M. Sifak bin R. Basaruddin bin R.M. Hasan bin Pangeran Cakra Diningrat bin Sultan Muhammad Mansur.

Sayangnya, dari keempat putera-puterinya hanya R. Nangcik Muhammad Mansur yang meneruskan zuriat keturunannya, sedangkan 3 lainnya wafat lagi kecil.

Karya Tulis:
RHM. Akib sangat suka menulis, setidaknya ada beberapa naskah karya tulisnya yang semuanya menggunakan huruf Arab-Melayu, antara lain:
– Himpunan Sejarah Raja-raja di dalam Negeri Palembang (1267H/1851).
– Kitab Hikam Melayu Kemas Taruddin Palembang (1296H/1880).
– Catatan Sejarah Palembang (1323H/1905).
– dan lain-lain.

Dalam salah satu naskah asli tulisan tangannya, ia menuturkan:
“Adalah pada tahun 1267 bahwa aku himpunkan di dalam surat ini akan setengah dari pada segala nama Raja-raja di dalam Negeri Palembang yang adalah mereka itu dari pada zuriat Kiyai Geding Karang Tenga yang digelar akan dia Temenggung Mintik, dari pada sekira-kira aku dapat dalam surat orang yang dahulu-dahulu kala dan dengan aku dengar dari pada perkhabaran dari pada orang yang tua-tua pada masa itu. Dan aku aturkan turunan mereka itu dengan aturannya.” (naskah 1851, manuskrip ini sekarang disimpan oleh R. Win Hamid 19 ilir).

Dalam manuskrip langka ini juga RHM. Akib secara khusus menyebutkan pula asal usul zuriat keluarga besarnya dan keturunan anak cucunya.

Sedangkan naskah asli “Catatan Sejarah Palembang” (1905), sering kali dikutip, dikaji dan dijadikan rujukan oleh para peneliti kajian sejarah Palembang.

Wallahu a’lam

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *