Pernyataan Prof Aqiel Syiradz agar tak banyak mengajarkan aqidah patut direnungi dengan pikiran bening dan realitas obyektif. Bukan dengan prasangka apalagi caci maki.
*^^^^^*
23 tahun Muhammad saw menjadi Rasul utusan Allah— 13 tahun di Mekkah 10 tahun di Madinah. Selama 13 tahun di Mekah itu hampir dominan yang diajarkan adalah tauhid, pemurnian aqidah dari berbagai kepercayaan, termasuk mufarraqah terhadap latta, uzza, manatt, hubal dan 365 patung berhala yang bergelantungan di Bait Allah itu.
Pun dengan Ibrahim as, bapak para nabi itu juga melakukan hal yang sama: perang terhadap berhala dan tuhan-tuhan lain selain Tuhan Allah.
Semua nabi dari Adam as atau Nuh as hingga Muhammad saw membawa kesaksian yang sama : syahadat tauhid.
*^^^^^*
Karen Amstrong, menjelaskan dengan penjelasan yang sangat bagus tentang sejarah Tuhan yang dianuti bermiliar-milyar manusia di bumi selama jutaan tahun hingga kiamat. Tak berbilang agama, yang konon berjumlah 4.300 agama. Dengan nama dan sebutan Tuhan berbeda-beda — ada yang berbilang satu, tiga, lima, tujuh hingga ribuan ruh-ruh yang disembah.
Bisa dibayang, 4.300 agama itu semua pengikutnya merasa bahwa hanya Tuhan-nya yang benar, yang lain salah, hanya agamanya yang palaing benar yang lain salah, hanya pengikut agamanya yang masuk surga, yang lain masuk neraka.
Sikap merasa benar sendiri inilah yang kemudian dibaca para cendekiawan sebagai picu lahirnya konflik, permusuhan dan perang. Perang antar iman menjadi bagian dari sejarah kemanusian melekat dalam tradisi, pikiran dan ideologi yang terus dirawat. Meski banyak riset lain yang membantah bahwa perang lebih banyak didominasi faktor ekonomi dan sumber daya alam yang diberi cap agama.
*^^^^*
Bahkan dalam berbagai riset menunjukan bahwa ‘soal aqidah’ menjadi bahan bakar yang paling membakar terhadap berbagai konflik yang berujung perang. Sebab setiap agama tak ada yang mengalah dan terus berusaha dominan.
Bukan saja antar iman: semisal Kresten, Katholik, Hindhu, Budha, Zoroaster dan agama-agama besar lainnya, Soal aqidah ini juga kerap kali melahirkan sikap saling menafikkan meski sesama iman.
Penyimpangan aqidah juga melahirkan firqah : Islam terpecah menjadi 73 firqah dengan berbagai varian yang saling mengkaferkan satu sama lain. Konflik abadi Suni-Syiah juga bersumber pada aqidah. Termasuk Wahabi dan Salafi yang menyebut bahwa hanya imannya yang paling benar sendiri— sesama kelompok umat Islam saling meragukan iman. Juga bersumber dari aqidah yang kokoh di imani.
*^^^*
Lantas ada ikhtiar untuk mengurangi konflik, selisih dan permusuhan antar iman — sebab ‘aqidah’ di duga menjadi pangkal segala selisih dan konflik. Meski juga belum ada bukti otentik ketika aqidah di kurangi lantas kedamaian menyertai .. mengutip QS Al-Hajj (22): 69 yang menyebutkan, “Allah akan mengadili diantara kamu pada hari kiamat tentang apa yang dahulu kamu perselisihkan.”
Al Maidah 48 juga sangat eksotik: Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan’. —-
Jadi pernyataan Prof Aqiel memang sangat eksotik untuk direnungi sebagai bahan bincang ditengah beku berpikir —
No responses yet