Saya dengar dari para mbah bahwa santet ditujukan kepada seseorang yang “dianggap” musuhnya. Karena masih dalam koridor “dianggap”, maka sasarannya bisa salah dan bisa benar. Namun karena santet ilmu lancang, tidak berakhlak, maka tidak peduli bagaimana bila korban sasaran santet adalah orang yang tidak bersalah alias bukan yang memusuhinya. Jangankan korbannya salah, lha korbannya benar sebagai musuhnya saja, tetap saja yang namanya ilmu santet dilarang. Maka lebih mending ajian jaran goyang yang sama-sama ditujukan sasaran tertentu, karena bila kena sasaran, akibatnya tidak mati tapi kepincut. Namun ya tetap, jaran goyang ajian tidak etis atau tidak berakhlak.
Baru-baru ini ada seseorang (saya tidak tahu berapa usia dia) berdoa kepada Tuhan agar Jokowi (59) dan Megawati (73 tahun) diberi pendek umur.
Tentu saya sangat heran kok ada sesama muslim didoakan seperti itu. Padahal yang satu adalah kepala negara atau ulil amri. Jangankan sesama muslim, sesama manusia yang hidup ini saja, yang baik atau yang akhlaki adalah didoakan kebaikan dan didoakan supaya diberi pencerahan.
Kami berupaya mengumpulkan sanad dan ijazah hizib dari kiai sepuh Tambakberas. Alhamdulillah sudah terkumpul 10 hizib. Ambil contoh untuk hizib yang ada penggalan redaksi bersifat “ganas” seperti dalam hizib nashor, hizib thoyr, hizib ikhtifa, dan hizbul barqi. Ternyata saya tidak menemui redaksi untuk menghancurkan seseorang, apalagi sesama muslim atau sesama manusia yang tidak bersalah. Namun biasanya selalu berawal dari siapapun yang memusuhi kami, atau mau menghancurkan kami, maka musuhilah dan hancurkanlah. Tanpa disebut nama seseorang. Tentu ini agar tidak keliru, karena hanya Allah yang secara pasti tahu bahwa seseorang itu memusuhinya.
Dengan demikian, berupaya melakukan “penghancuran” secara gaib dengan ditujukan kepada seseorang sungguh tidak etis atau malah lebih dari itu…
***
No responses yet