Siapapun yang mengaku keturunan Nabi saw tapi semua yang dilakukannya berlawanan dengan Nabi saw akan menjadi fitnah diakhir zaman. Itulah fitnah sarra’ yang keluar dari kedua kaki yang mengaku ahlu bait padahal bukan.
^^^^
Abdullah bin Umar berkata, “Saat kami duduk-duduk di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bercerita tentang fitnah, panjang lebar beliau bercerita seputar fitnah itu hingga beliau menyebutkan tentang fitnah Al Ahlas. Seorang laki-laki lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, apa itu fitnah Al Ahlas?” beliau menjawab: “Adanya permusuhan dan peperangan,
Kemudian fitnah Sarra’ yang asapnya muncul dari bawah kedua kaki seorang laki-laki Ahlu-baitku (keturunan Nabi) ia mengaku berasal dari keturunanku padahal bukan (tidak diakui Nabi). Wali-waliku adalah orang yang bertaqwa. (HR. Abu Dawud, IV/4242)
Kemudian kaum muslimin terbelah menjadi dua : yang tetap beriman tanpa kemunafikan dan yang beriman tapi penuh kemunafikan. Dan tidak disebutkan siapa kedua golongan itu.
*^^^^^
Keturunan Nabi saw (ahlu bait) yang tidak mengikuti adab dakwah dan akhlaq nabi saw akan menjadi salah satu fitnah di akhir zaman.
Kepergiannya menjadi fitnah, kedatangannya juga menjadi fitnah dikalangan muslimin. Bahkan juga menjadi fitnah dikalangan sesama ahlu bait sendiri. Fitnah datang silih berganti seperti kepingan malam. Baik dari kalangan pengikut yang mencintainya atau musuh yang membencinya, penuh kabar subhat yang amat sulit dibedakan mana yang benar dan mana yang dusta.
Kemudian fitnah ‘Duhaima’ yaitu kekuasaan dipegang ‘orang buta’ masa gelap gulita umat tak lagi bisa bedakan mana yang benar mana yang salah— mana yang valid dan mana yang hoax, kemudian sesama muslim bertengkar saling memfitnah. Pagi beriman sore kafer atau sebaliknja.
^^^^
Tak bisa dipastikan kapan fitnah ‘Sarra dan Ahlas’ itu datang — apakah masa sekarang atau seratus atau seribu tahun lagi—apakah seorang ahli bait atau bersepuluh atau berseribu. Bukankah ada puluhan ribu ahli bait yang hidup di masa sekarang dalam berbagai kondisi yang tersebar di seluruh penjuru bumi ?
Tidak ada nama atau ciri yang Rasulullah saw sebutkan— tandanya bersifat normatif pun dengan waktu kapan datangnya. Termasuk tempatnya apakah di Indoenisa atau negeri timur tengah lainnya, Tugas kita sebagai umat ialah mendoakan dan meminta keberkahan dari para ahlu bait agar kita selamat sentosa di dunia dan akhirat. Semoga Allah memasukkan kita ke dalam golongan kaum beriman yang tidak bercampur dengan kemunafikan. Aamiin —Wallahu taala a’lm
2 Responses
trimakasih atas penjelasan nya, sangat mencerahkan, ternyata agama Islam benar2 agama yang adil.
Fitnah sarra kok dihubung2kan dg ahlul bait…ah ngaco…tendensius terhadap ahlul bait…tulisan ngaco jangan percaya