Jakarta, jaringansantri.com -Menggelar Seminar Mahaguru Ulama Nusantara : Zona Nusa Tenggara Barat, Islam Nusantara Center (INC) mendapat apresiasi dan dukungan dari dua tokoh nasional, Prof. Dr. KH. Din Syamsuddin dan Dr. Muhaimin Iskandar.

Din Syamsuddin menyadari bahwa mengkaji Ulama Nusantara, dalam hal ini Ulama NTB sangat penting dilakukan. Ia mengatakan “untuk teman-teman Islam Nusantara Center (INC) tolong diangkat, digali dan dikembangkan lebih dalam tentang Ulama Sumbawa NTB ini.”

“..karena dari Sumbawa, saya mendapat informasi ternyata tidak hanya Syaikh Abdul Ghani Al Sumbawi, tolong ini nanti “dikejar” digali mas Milal ya..”, ujar pak Din kepada inisiator INC, Z. Milal Bizawie.

Selama ini kalangan akademik kurang mengkaji. “Sehingga seminar ini sangat baik. Khususnya teman-teman dari pulau Lombok dan Sumbawa sangat berkepentingan atas kajian ini. Tentunya ini bukan akhir, tapi awal dari upaya menggali ulama-ulama lain,” tambah sesepuh ulama dari Sumbawa ini.

Sementara itu, Cak Imin menyampaikan tanggungjawabnya sebagai panglima santri. “Saya sebagai panglima Santri yang diamanahi wajib ikut menjaga sanad keilmuan para santri dan kebesaran keulamaan nusantara. Tentunya saya tidak sendirian, saya nitip pada Islam Nusantara Center (INC) dalam mengembangkan ini,” tutur cicit dari Kh. Bisri Syansuri ini.

Mengutip Gus Milal, Cak Imin mengatakan “Kekuatan ulama-ulama Nusantara itu salah satunya menjadi guru besar di Timur Tengah. Jaringan ulama Nusantara adalah sabuk pengikat persatuan nasional.”

Kehadiran santri, lanjut Cak Imin, bisa menjadi maenstrim baru pada
tahun 2030 tidak bisa dibendung lagi, Kepemimpinan nasional akan dipenuhi kaum santri.

“Itu katanya Cak Nur, tapi menurut saya tidak sampai 2030, asal Islam Nusantara Center (INC) mempercepat kajian-kajiannya,” terang Cak Imin disambut tepuk tangan hadirin.

Terakhir, mewakili pengurus Istiqlal, Drs. H. Syamsuddin HA, ikut mengapresiasi seminar nasional ini. Ia mengungkapkan bahwa seminar ini memiliki nilai-nilai strategis. “Sekaligus menjawab sekelompok orang yang membesarkan sejarah Nusantara. Tetapi memarjinalkan peran agama dan ulama Nusantara,” terangnya.

Menurut Wakabid Ruayah ini, Seminar ini penting dalam membangun kesadaran kita bahwa ulama adalah pewaris para nabi. Perlu kita gali khazanahnya dalam pergulatan sistem kehiduoan berbangsa dan bernegara.

“Semoga dihasilkan ide ide yang cemerlang dalam membangun bangsa ini,” tutupnya.

Seminar ini diselenggarakan dalam rangka menyambut Munas dan Kombes NU pada 23-25 November 2017 di NTB. Hadir dalam seminar nasional ini, Sultan Kesultanan Sumbawa Muhammad Kaharuddin IV dan para peneliti yang menjadi narasumber seminar.

Diantaranya adalah Prof. Dr. Abdul Ghani Abdullah, Dr. M. Wildan, MA., Zainul Milal Bizawie (Sejarawan dan penulis buku Masterpiece Islam Nusantara) dan A. Ginanjar Syaban (Filolog dan Direktur Islam Nusantara Center – INC). (Aditia Wibisono)