Jaringansantri.com, Ciputat Tangsel – Corak Khutbah berisi seruan jihad di Nusantara bisa ditemukan dalam naskah-naskah khutbah di Aceh pada abad ke-19. Ini dijelaskan oleh Dr. Moch Syarif Hidayatullah dalam kajian Islam Nusantara Center (INC), Sabtu (19/08).

Dosen UIN Jakarta ini memang khusus melakukan penelitian terhadap kesultanan Aceh khususnya abad 19 dalam menghadapi penjajahan negara asing dan hubungannya dengan kesultanan Turki Usmani.

“Abad ke-19 adalah abad terpenting bagi perjuangan rakyat Nusantara dalam melawan penjajah Belanda. Karena saat itu banyak dikumandangkan khotbah jihad untuk melawan penjajah di mushola, masjid, surau, tempat-tempat pertemuan, pesantren dan tempat lainnya”, jelasnya.

Tidak heran jika perang melawan Aceh adalah perang terlama dan paling membuat kerugian besar di pihak penjajah. Hingga akhirnya kolonial mengutus Snouck Horgronje untuk meneliti masyarakat Aceh dan memenangkan perang dikemudian hari.

Sementara Zainul Milal Bizawie menambahkan, bahwa sebenarnya Aceh itu tidak pernah berhasil dijajah oleh Kolonial. “Aceh sebenarnya tidak pernah terjajah.
Jadi khutbah jihadnya terus menggelora.” katanya.

Ada satu naskah kuthbah utama yang diulas Syarif Hidayatullah. Yaitu kitab Nasihatul Mukminin, Naskah yang paling otoritatif berisi khutbah Jihad. “Nasihatul mukminin penting kita kaji bersama. Dan melihat apa yang terjadi pada masa itu”, tandasnya.

Terakhir ia mengatakan Kajian Khazanah keilmuan Islam Nusantara penting dikenalkan kepada dunia secara terus menerus. “Kita harus terus fokus mengenalkan kajian Islam Nusantara di dunia global. Karena sampai sekarang kita masih dianggap peripheri (tidak utama) di Timur Tengah. Jauh dari pusat (Center)”, pungkasnya.(Zainal Abidin).

One response

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *