Diceritakan oleh Imam Ghozali, ada seorang wali dari golongan orang biasa, sebut saja Sarip. Sarip ini setiap tertimpa cobaan, beliau selalu berkata “Kebaikan dalam setiap kehendak Gusti Allah”. Sosok ini mengingatkan saya pada sosok Mbah Yai Syahid Kemadu. Beliau terkenal tiap ada kejadian susah atau senang yang menimpa, selalu berucap “Alhamdulillah”.
Balik ke cerita. Satu hari, Sarip bersama rombongan melakukan perjalanan melintasi padang pasir. Bersama mereka, ada keledai yang memuat gandum untuk bekal, ada seekor anjing penjaga dan seekor ayam untuk membangunkan mereka di pagi hari.
Di perjalanan melintasi padang pasir yg liar, Sarip dan rombongannya itu bolak-balik diserang begal. Walau Sarip dan rombongan selalu berhasil menghalau begal-begal itu, tapi hal itu cukup merepotkan dan menguras energi rombongan tersebut.
Kemudian di tengah jalan, ayam yang mereka bawa, mati dimakan rubah. Para rombongan pun sedih, tapi Sarip berucap “Kebaikan dari Gusti Allah”. Esoknya, keledai yang mereka bawa, mati dimakan serigala. Para rombongan sedih, tapi Sarip berkata “Kebaikan dari Gusti Allah”. Esoknya lagi, anjing penjaga mereka mati. Para rombongan sedih, Sarip tetap saja berkata “Kebaikan dari Gusti Allah”.
Lama2 rombongan lainnya heran dengan kelakuan Sarip itu. Lha wong binatang yg harusnya untuk membantu mereka dlm perjalanan, pada mati satu-satu, kok malah dibilang kebaikan. Tapi Sarip diam saja mendengar rasan-rasan mereka.
Mereka pun tetap melanjutkan perjalanan walau dgn susah payah karena kehilangan hewan yg membantu mereka. Namun yang tidak disadari para rombongan, sudah beberapa hari ini rombongan mereka tidak diganggu begal di tengah jalan.
Sarip pun iseng bertanya pada teman rombongannya, “Apa kalian gak sadar, sudah beberapa hari kita berjalan, aman-aman saja tanpa gangguan begal?”
Para rombongan pun baru sadar, “Loh, iya ya? Kok bisa gitu ya?”
Kata Sarip, “Kalian tahu? Para begal itu bisa tahu posisi kita dimana, karena mereka mendengar suara kokokan ayam kita, gonggongan anjing kita dan ringkikan keledai kita. Setelah ayam, anjing dan keledai kita mati, tidak ada lagi hal yang bisa memberitahu posisi kita pada mereka, sehingga para begal itu kesulitan melacak kita,”
Para rombongan pun tercekat sadar. Memang benar kata Sarip itu.
Sarip pun menambahi “Makanya, pasti selalu ada kebaikan di setiap kehendak Gusti Allah, andai tidak mati ayam, anjing dan keledai kita, pasti Gusti Allah akan membinasakan kita semua,”
No responses yet