Tangsel, jaringansantri.com- Tarekat Naqsabandiyyah Kholidiyyah (TNK) menyebarkan ajaran tasawufnya melalui Surau-surau yang didirikan di setiap daerah. Sebagaimana dijelaskan oleh Jaipuri Harahap dalam kajian Sejarah Sufi Nusantara di Islam Nusantara Center. Sabtu, (30/09).

Ia mengatakan “Setelah pendidikan, strategi yang kedua dari TNK dalam menyebarkan tarekatnya adalah surau. Surai ini bukan mushollah atau langgar, tapi maksudnya lembaga.”

Dosen IAIN Serang ini, menjelaskan bahwa TNK ini memiliki 756 surau di seluruh dunia. “Kebanyakan menyebar di Indonesia, Malaysia dan Brunei, ada juga di Amerika.”, katanya.

Saat ini kepimimpinan tertinggi atau Mursyid TNK diteruskan oleh cucu dari murid langsung Syaikh Abdullah Rokan Alkholidi, Syaikh Kadirun Yahya. Ia mengenal tarekat ini, justru di pulau jawa.

Untuk pengembangkan Tarekatnya, Syaikh Kadirun Yahya membangun surau di berbagai tempat. “Surau-surau tersebut diorganisir, antara lain dengan membuat BKK (Badan Kordinasi Kesurauan) dan BKS (Badan Kerjasama Surau)”, tandasnya.

“Surau-surau tersebut sebagia dapat menyelenggarakan suluk. Seperti Surau Darul Amin Medan, Baitul Amin Sawangan Bogor, Ghausul Amin Jember, dll.”, imbuhnya.

Yang menonjol dari Syaikh Kadirun Yahya adalah semangatnya dalam menjelaskan keilmiahan ajaran Islam tersebut. Untuk itu, ia mendirikan Lembaga Ilmiah Metafisika Tasawuf Islam (LIMTI). “Di dalamnya terhimpun sejumlah tenaga ahli yang ditugaskan melakukan riset”, pungkasnya.

TKN merupakan Tarekat besar di Sumatera Utara. Satu lagi Tarekat besar di Sumut adalag Tarekat Syattariyyah yang didirikan oleh Abdul Rouf Singkel.(Damar Pamungkas).