Categories:

Oleh: Ika Rahmawati Kholifah*

Sebuah cerita memiliki makna yang terkandung di setiap kata-katanya. Makna yang disampaikan oleh penulis kepada pembaca tentu saja tidak lepas dari pengalaman pribadi penulis atau realitas sosial yang terjadi di kehidupan. Oleh karena itu, sebuah cerita dapat dikatakan sebagai penggambaran kehidupan yang dituangkan dalam media tulisan berupa kumpulan kata-kata yang bermakna. Pembaca diharapkan mampu memetik nilai-nilai yang tersirat dalam sebuah cerita. Nilai-nilai tersebut menjadi pesan moral yang disampaikan penulis bagi pembaca.

            Seperti halnya sebuah kumpulan cerpen yang bertajuk Wajah Berbalut Taman Surga karya Safridah dkk. Kumpulan cerpen ini memuat 12 cerpen dengan menceritakan cerita kasih seorang ibu kepada anaknya dengan latar tempat di daerah Sumatra. Terdapat banyak kata atau sebutan orang yang menggunakan Bahasa Melayu menambah kesan suasana daerah Sumatra.

            Membaca cerpen karya Safridah dkk memang terkesan biasa saja karena sudah banyak penulis yang menuliskan tentang kasih sayang seorang ibu pada sebuah karya sastra baik cerpen, novel atau puisi. Namun, jika dipahami setiap katanya terlihat bahwa cerpen tersebut bukan sekadar kumpulan kata-kata tetapi seperti membaca kisah hidup seseorang secara nyata. Penulis seperti menceritakan kisah hidupnya yang memiliki seorang ibu luar biasa dengan menggunakan kata yang apik.

            Dalam cerpen Maafkan Aku Mak karya Eka Septriana terdapat tokoh Eka sebagai pemeran utama. Cerpen ini menceritakan masa remaja tokoh Eka yang masih ingin tahu banyak hal dan beberapa kali membohongi Maknya agar bisa pergi dengan temannya mengelilingi daerah tempat tinggalnya dengan menggunakan motor. Sebenarnya Mak selalu menasehati dan melarang Eka untuk berpergian menggunakan motor  karena usianya yang belum cukup. Tetapi, jiwa anak muda Eka dan teman-temannya yang masih ingin berjalan-jalan dengan menggunakan motor membuat Eka selalu berbohong pada Maknya. Dari cerpen tersebut dapat dikatakan bahwa tokoh Mak memiliki perangai yang tegas, disiplin, dan perhatian.

            Dalam realitas sosial, banyak dijumpai seorang ibu yang memiliki perangai seperti tokoh Mak. Setiap Ibu memiliki karakter yang berbeda. Ada pula seorang ibu yang selalu berkata lembut penuh kasih dan yang terkesan galak namun penuh perhatian. Apa pun itu setiap ibu di dunia ini pasti selalu menyayangi anak-anaknya. Bukan berarti tokoh Mak yang terkesan galak dan selalu memarahi Eka tidak sayang kepada Eka, justru karena sayang dan kekhawatirannya tersebut Mak ingin Ela tidak terjadi apa-apa karena umur yang belum cukup untuk menyetir motor.

            Membaca cerpen ini menambah wawasan pula bagi pembaca. Tidak hanya jalan cerita tentang remaja yang masih ingin tahu banyak hal tetapi penulis juga menyebutkan berbagai nama kota di Sumatra, makanan khas, adat, dan budaya. Terdapat adat pernikahan yang terdapat dalam cerpen. Tulis Eka Septriana dalam cerpen Maafkan Aku Mak:

“Sesampai di sana “alek” sedang ramai-ramainya karena marapulai (pengantin laki-laki) dan keluarganya baru datang. Disambut oleh pihak keluarga anak daro (pengantin perempuan) dengan petatah petitih dan tari persembahan (di mana pihak laki-laki disuguhi daun sirih untuk dikunyah). Setelah selesai penyambutan tari persembahan, sebelum mempelai laki-laki naik ke pelaminan, pihak bako anak daro (keluarga ayah dari pengantin perempuan) membentangkan kain panjang untuk jalan si marapulai. Marapulai menjatuhkan uang logam di kain panjang tersebut. pihak bako tadi mengumpulkan uang tersebut setelah itu penganten laki-laki dan pengantem perempuan dipersilakan duduk di pelaminan.” (halaman 14).

            Dari cerita Eka beralih kepada tokoh Aku dalam cerpen yang berjudul Nadi Asa Emak karya Neneng Arisandi. Cerpen ini menceritakan tokoh Aku yang sangat menyayangi Emaknya. Bagaimana tidak seorang Emak yang menjadi tulang punggung keluarga karena sang ayah yang terlebih dahulu dijemput oleh Sang Maha Pencipta. Dalam kehidupan di masyarakat banyak dijumpai pula hal tersebut. seorang Ibu yang bekerja untuk menghidupi anak-anaknya tanpa kenal letih. Tidak hanya itu, demi masa depan yang lebih baik untuk anak-anaknya Emak tetap bekerja walaupun di usia cukup tua.

            Setiap cerita memiliki makna yang terkandung dalam setiap kata-katanya. Penulis menyiratkan sebuah pesan dalam kata yang ditulis. Begitu pula dengan cerpen Nadi Asa Emak yang juga mengandung nilai-nilai kehidupan dan pesan moral yang dapat dipetik oleh pembaca. Tokoh Emak selalu memberi pesan kepada anak-anaknya untuk selalu belajar dengan rajin untuk meraih impian, berbuat baik kepada setiap orang, selalu berhati-hati, dan tidak lupa untuk ibadah kepada Yang Maha Kuasa. Tokoh Aku tak pernah lupa akan pesan Emaknya hingga impiannya tercapai. Berikut kutipan mengenai pesan Emak yang ditulis oleh Neneng Arisandi dalam cerpen Nadi Asa Emak:

“Hati-hatilah di rantau orang, Nak. Gapailah cita-citamu. Jangan tinggalkan shalat. Berbuat baiklah kepada orang-orang.” (Halaman 25).

            Hal menarik dari kedua cerpen tersebut yaitu penggunaan kata atau sebutan orang dalam Bahasa Melayu. Selain itu, penulis juga mengenalkan berbagai masakan atau jajanan tradisional dari daerah Sumatra. Tidak hanya makanan khasnya saja, dalam cerpen Maafkan Aku Mak terdapat pula acara pernikahan dengan adat Sumatra. Selain menikmati cerita pembaca juga disuguhkan budaya serta makanan khas dari daerah Sumatra. Hal tersebut menjadi daya tarik sendiri bagi kumpulan cerpen ini.

            Kedua cerpen tersebut ditulis dengan bahasa yang jelas dan sederhana sehingga pembaca tidak kesulitan dalam memahami isi cerita. Pemilihan tokoh dalam cerpen pun cukup sederhana seperti seorang remaja misalnya. Meskipun penulis menyuguhkan cerita sederhana dengan konflik yang sederhana pula tetapi cerita tersebut terkesan sangat nyata karena banyak dijumpai di kehiupan sehari-hari. Penulis seperti membagikan pengalaman hidupnya lewat kata-kata karangannya. 

*Penulis Ika Rahmawati Kholifah

Biodata Penulis

Ika Rahmawati Kholifah, lahir di Cilacap 28 Maret 2000. Mahasiswi program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Ia saat ini tinggal di Karangpucung, Kecamatan Karangpucung, Kabupaten Cilacap. Ia dapat dihubungi melalui ig: ikarahmawatik dan surel: ikarahmawatik@gmail.com

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *