Oleh Yusuf Suharto

Ada banyak ulama Nusantara yg berpengaruh di luar negeri atau berpengaruh di dalam negeri.

Ada disebut bahwa pada permulaan abad XX ada gerakan yg mengatasnamakan “pemurnian” keagamaan. Menghadapi upaya “pemurnian” itu, maka ulama Ahlussunah wal Jama’ah yg justru adlh dr kalangan yg murni dan meneruskan tradisi itu berdiri dan membela diri.

Kita bisa sebut di antaranya adlh Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari, dengan sejumlah karya beliau, misalnya Risalah Ahlissunnah wal Jama’ah, Kiai Faqih Maskumambang dengan an-Nushush al-Islamiyah, Kiai Siradjuddin Abbas dengan 40 Masalah Agama, Kiai Makshum Jogja dengan Hujjah Ahlissunnah wal Jama’ah, Kiai Fadhl Senori dengan Syarah al-Kawakib al-Lammaah, Kiai Syafi’i Hadzami dengan 100 Masalah Agama, Kiai Muhyiddin Abdus Shomad dengan Fikih Tradisionalis, dan banyak ulama atau asatidz dari berbagai daerah, pesantren, dan organisasi.

Dalam konteks pembelaan ini, kemudian misalnya NU Jatim mendirikan Aswaja NU Center dan ikhtiar ini terus berkembang di berbagai daerah bahkan di Lembaga Dakwah -PBNU jg telah dibentuk Aswaja NU Center.

Buku Khazanah Aswaja yang ditulis oleh Tim Aswaja NU Center PWNU Jatim, ternyata mendapatkan sambutan yg bagus di kalangan masyarakat. Buku ini telah dibedah di banyak tempat.