Orang kalo bener2 udah punya cinta itu biasanya keluar omongan nyeleneh. Karena pada dasarnya rasa cinta itu masalah hati dan hati tidak ada batas, maka kadang sulit mendefinisikannya dalam kata-kata. Seperti ungkapan Imam Ghozali :

الباطن لا ضبط له بل تتعارض فيه الخواطر ويمكن تنزيله على وجوه شتى

“Masalah batin itu tidak ada batas baginya, bahkan terjadi pertentangan-pertentangan dalam hati dan memungkinkan menempatkan perkataan itu dalam corak yang berbeda”

Namun seluas-luasnya masalah batin, kita gak bisa melewati hukum lahiriyah. Justru menerjang hukum lahiriyah, akan memunculkan pertentangan2 dalam batin itu sendiri yang justru menghancurkan cinta itu sendiri. Bahkan berbalik pada cinta diri sendiri.

Maka kita gak usah heran dengan perkataan nyeleneh. Ada banyak faktor seseorang mengucapkan kata-kata nyleneh baik di dunia nyata atau maya, di antaranya :

1. Ungkapan spontanitas dari hatinya karena sangat dekatnya dengan Gusti Allah. Hal ini pada umumnya terjadi di kalangan sebagian pengamal tashawuf atau salik (bukan cuma pengamat atau hanya pecinta tashawuf saja) yang sedang mengalami maqom fana’ fi llah (awal maqom untuk naik ke derajat Wali). Tapi ini pun terjadi di luar kesadaran mereka dan sangat jarang terjadi. 

Dan saya sendiri masih belum yakin kalau ada fesbuker, yutuber, tiktoker atau aktifis medsos lain yang telah mencapai maqom ini. Kalau pun ada, juga gak mungkin bisa menulis status di facebook. Salik itu seringnya diam, gak bermulut ember.

Kalaupun ada, omongannya masih normatif, gak nyeleneh. Karena salik itu gak akan ngomong pengalaman spiritualnya.

Ungkapan-ungkapan nyeleneh cap wali seperti ini dalam ilmu tashawuf biasanya disebut Syathohat.

2. Kadang, saking rumitnya masalah batin, hingga muncul rasa kesulitan mencari kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan pikirannya. Atau ada tujuan tersembunyi yang harus diucapkan dengan kata-kata nyleneh itu. Hal ini memang boleh-boleh saja tapi jangan sampai ada ungkapan2 yang lahirnya melanggar aqidah.

3. Karena tergelincirnya lisan atau ucapan. Ini bisa terjadi baik di kalangan khas maupun awam. Karena tidak ada yang bisa terhindar dari salah, kecuali hanya para Nabi dan Rosul.

Kelas peramai-ramai medsos ini biasanya maksimal kelas ini. Banyak salah karena banyak omongnya.

4. Untuk mencari sensasi, agar terkenal, terkesan cerdas dan pintar, sebagaimana dalam pepatah Arab 

 خَالِفْ تُعْرَفْ 

“Berbedalah, niscaya kamu akan terkenal.”

Maka sebelum kita mengagumi omongan nyeleneh seseorang, ada baiknya kita merujuk pada hal ini semua. Sehingga kita bisa bersikap biasa saja dengan perkataan nyeleneh dan keanehan di medsos. Gak semua juga harus dikomentari agar kita sendiri tidak terjebak menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *